Bab 8 - Family?

10 3 1
                                    

"Aghea!!"

Gadis berkaos hitam itu tersenyum di ambang pintu. Ia menatap Pak Torin-Kepala sekolah- yang merentangkan tangan bergerak ke arahnya bersiap untuk memeluknya.

Dan, Ghea tak bisa mengelak pelukan itu.

"Penampilan yang indah, Bravo! "

"Terima kasih."

Tuan Torin mengangguk menerima ucapan terima kasih Ghea. Kemudian, lelaki berusia kepala empat itu berjalan ke arah mejanya dan mempersilahkan Ghea duduk.

"Pak apakah ada masalah dari data kepindahan saya?" tanyanya dengan lembut.

Pak Torin tersenyum kembali kemudian menggelengkan kepala yang membuat Ghea mengernyit tak mengerti.

"Jadi, apa yang membuat bapak menginginkan saya kemari?"

Beliau melepaskan jam tangannya, "Apakah kau ingat siapa pendonor terbesar di Sekolah ini?"

Ghea berfikir, jarinya mengetuk ketuk di atas meja coklat itu. "Tuan Jackson William?"

Lelaki itu mengangguk.

"Maaf, tapi apa hubungannya Tuan William dengan saya? " Ghea kembali mengernyitkan dahi.

"Beliau mengenal dekat dengan keluarga mu. Tadi beliau kesini, kemudian pergi di sebuah restoran dengan Pak Wijaya sekeluarga." akhirnya Ghea mendapatkan jawaban mengapa setelah ia turun dari panggung tidak mendapati keluarga kecilnya.

Tapi, sejak kapan keluarganya kenal dekat dengan Pak William?

"Pergi ke Restaurant Italia itu, pergilah dengan bodyguard Pak William yang menunggumu sedari tadi." ucap Pak Torin di susul dengan masuknya empat lelaki bertubuh kekar berkacamata hitam.

Ghea tertegun dalam diam, "Ada apa?"

"Nanti kau akan mengetahui jawabannya."

Dan senyuman smrik Pak Torinpun keluar.

*-*-*-*

Sebuah mobil Lamborghini hitam terparkir sempurna di halaman museum lukisan yang sepi itu. Bisa di hitung jumlah dari pengunjung pada museum itu. Beberapa detik kemudian keluarlah seorang pemilik Anekle strap pump hitam itu sembari menyabet sling bag nya.

Ia mengikat ujung kemeja putihnya, kemudian menggulung lengannya sampai ke siku. Berjalan dengan anggun melewati lantai marmer musium.

Satu, dua, tiga.

Hanya tiga pengunjung yang berhasil ia tangkap dari iris matanya. Dan ketiga pengunjung itu hanyalah penyamaran semata.

Kaki jenjang yang di balut jeans hitam itu terus melangkah. Berjalan ke arah jam 12 dengan derap kaki yang menggema. Sampai ia terhenti di depan sebuah lukisan lama bergaya Eropa.

Ia menengok kanan dan kiri, dan ia merasa situasinya sangat aman. Ia menekan ujung pigura dari lukisan tersebut kemudian munculah laser hijau yang menscan seluruh tubuhnya. Kemudian ia maju satu langkah, mendekatkan bola matanya pada camera kecil yang terletak di pojok pigura, dengan cepat camera itu juga men scan iris matanya.

"Selamat datang di Shadow Hunter Secret Agent. Silahkan masukan sidik jari anda. "

Gadis itu mengarahkan jempolnya ke sinar led hijau yang tiba-tiba muncul di hadapan nya. Dan kemudian memasukan beberapa angka yang di luar kepala.

"Code accept. Welcome Mrs. S to headquarters ."

Kemudian lukisan itu bergeser ke kanan menampilkan sebuah pintu menuju sebuah ruangan. Ia memasukan kode pengaman di pintu tersebut. Dan, pintu itu terbuka, sinar laser merah juga meredup saat mengetahui siapa yang datang.

Mission MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang