Cewe ips.

42 3 0
                                    

Author
Hari ini tampak nya asta dan dewi akan lebih sibuk dari biasa nya. Maklum, acara pentas seni sekaligus perpisahan kelas 12 akan dilaksankan beberapa hari lagi. Terlihat banyak tenda warna warni pun yg mulai dipasang oleh akang akang tenda, panggung panggung yg terlihat megah dan apik pun mulai disusun sedemikian. Dan banyak dari panitia yg ikut serta pun sibuk mondar mandir hanya untuk mengecek kesiapan.

Dengan ditengah lapangan terlihat asta yang sedang lari terengah-engah memanggil seseorang.
"Abang.. abangg.."
Shesa yg melihat nya dipinggir lapangan menggeleng gelengkan kepala.
"Emang ada tukang baso lewat sini?abang abang siapa yg dia panggil coba" shesa berbicara kepada diri nya sendiri.
Tak mau ketinggalan, akhirnya shesa menghampiri asta dan menepuk pundak nya dari belakang.
"Kamu tuu ngapain? Manggil amang amang apa abang abang??" Tanya shesa meledek.
"Ihh aku mau manggil rama" jawab asta sambil menoleh.
Namun krn tak sempat terpanggil. Jadi, hanya terlihat sisa punggung dari sosok lakilaki tersebut.
"Emang dia siapa dah?doi mu?" Tanya shesa lagi sambil mengangkat alis nya. Belum sempat dijawab oleh asta, shesa pun membalas dengan gelitikan kecil di pinggang nya asta.
"Hayooo ngakuu doi yaa?ciaelah"
Asta yg terlihat mesam mesem pun hanya mampu menggeleng gelengkan kepala.
"Alah geleng geleng kok mesam mesem gitu"
"Ih kamu mah, engga kok. Aku ga ada apa apa sama dia" balas asta yg masih terlihat malu malu. "Yaudah yaudah iyaa dah iya. Kita keruang seni yuk"
Shesa yg tak ingin usil lagi, akhirnya merangkul asta untuk ia ajak ke ruang seni.

Diruang seni.
Dewi yg sedari tadi sibuk dengan tumpukan alat musik nya akhirnya menoleh dengan kedatangan nya asta dan shesa.
"Heh kamu, tadi dicariin sm rama" ucap dewi yg langsung terarah ke asta.
"Ohh jadi namanya rama. Ululuhhh" Shesa langsung menyambar omongan dewi dengan sebuah ledekan untuk asta
Warna merah pun muncul kembali di pipi asta yg rada tirus.
"Sstt.. iya tau ko dew" ucap asta sembari menggarah telunjuk nya ke mulut sbg tanda kalo dewi harus diam.
"Sue gua engga di dengerin" balas shesa yg langsung terlihat manyun.

Dewi pun langsung memotong pembicaraan mereka, mengalihkan nya ke susunan acara yg sedari tadi ia pegang. Dan mulai merincikan apa apa yg akan besok degung lakukan.
Karna tak ingin membuang waktu, setelah susunan acara dijelaskan mereka langsung bersiap siap untuk gladi kotor.

Dilapangan.

Tampak dari kejauhan ada sosok laki laki yg tengah berdiri dan berkumpul dengan genk nya dan itu bisa dibilang genk bad boy. Bagaimana tidak? Rambut yg terlihat urak urakan. Baju kemeja putih yg tak pernah masuk ke celana, dan sepatu converse yg sudah terlihat kumal. Tapi ada hal yg janggal, pria itu sedang melirik salah satu perempuan yg ikut serta gladikotor dilapangan.

Memandangi perempuan tersebut dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Bro, ngeliatin nya biasa kali. Mata lu copot aja" ucap salah seorang dari gerombolan laki laki itu.

"Kaga, gua ngeliatin uwa ika noh lagi mondar mandir" elakan laki laki tersebut membuat teman nya diam dan tak menganggu nya lagi. Ya memang sebenarnya laki laki itu sedang melihat salah satu perempuan tersebut.

..

Shesa yg sedang asik latihan akhirnya nya dikecohkan oleh azizah yg mulai bisik bisik tentang gerombolan laki laki yg sedang asik berbincang dekat kolam ikan milik sekolah.

"Saa, liat ga tuu cowo yg chinese itu?" Ucap azizah sambil melirik gerombolan tersebut.
"Kaga, mata gua kan minus cuk" balas shesa sekenanya.
"Ah lu mah oneng, dia kek nya ngeliatin kesini mulu. Dia ngeliatin siapa yak? Tanya azizah yg terheran heran.
"Ah elu, cinak mah kan susah ngeliat. Lu segala sok sok nebak itu anak ngeliat kesini. Melek aja susah, gimana mau lirik cewe" jawaban shesa pun membuat dia dan azizah tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku, Kamu dan Barongan Blora.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang