Chapter 10

199 23 0
                                    

Yerin's POV

Musim dingin, sudah tiba. Aku sangat menyukai musim dingin. Aku masih ingat, bagaimana dulu aku bermain perang bola salju bersama ayah dan ibu. Benar-benar sangat menyenangkan. Yah, tetapi itu dulu. Dulu sekali sebelum ayah berubah, dan saat ibu masih dalam kondisi sehat.

Tidak. Aku tidak boleh murung. Aku harus gembira, karena sampai rumah nanti aku akan duduk bersantai didepan perapian untuk menghangatkan tubuhku sambil menikmati coklat panas buatan ibu.

Namun, karena cuaca cukup ekstrim, jadi aku pulang lebih cepat. Karena, sekolah juga tidak ingin mengambil resiko, jika semua siswa malah tinggal di kelas sambil menunggu hujan salju berhenti.

Omong-omong karena memikirkan coklat panas dan perapian, aku mempercepat langkahku. Hari ini, aku tidak dijemput oleh supir pribadiku. Jadi, aku harus menggunakan bus sekolah.

"Halo, selamat siang." Seseorang memanggilku dari kejauhan. Aku mengernyit memandangnya.

"Aku mencari siswa bernama Taehyung, apa kau melihatnya?" Wanita itu bertanya.

Siapa ia? Aku benar-benar tidak sopan, karena menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Lihat, warna rambutnya yang blonde, coat coklat susunya sangat pas ditubuhnya, dan sepatu boot yang aku tahu keluaran salah satu merk fashion asal Italia.

"Hai, mohon maaf, aku tidak melihatnya." Jawabku asal.

Lagipula, aku sudah tidak peduli dimana laki-laki itu berada. Meskipun, hati ini terkadang munafik.

"Ah, apa kau Jung Yerin? Kekasih Jeonghan?" Tanyanya antusias.

Aku malah mendelik, sedikit tak suka. Tetapi, kalau di lihat-lihat, wajahnya sangat mirip dengan dengan laki-laki itu. Apa mungkin..- ah tidak. Tidak mungkin.

"Mohon maaf, anda siapa?" Aku bertanya sarkastik.

"Ah, iya. Aku sampai lupa memperkenalkan diri. Aku Kim Hyoyeon." Balasnya sambil mengangkat tangannya, menandakan perkenalan.

"Salam kenal. Kau bisa memanggilku Yerin. Tetapi, mohon maaf, aku tidak melihat Taehyung." Aku tersenyum, karena terbawa oleh wajahnya yang menurutku murah senyum.

"Ah, baiklah kalau begitu. Terimakasih, Yerin. Senang bertemu denganmu." Ia memelukku, tetapi aku rasa pelukannya memang karena ia orang yang penuh kehangatan.

"Kak Hyoyeon?!"

Aku mendengar suara itu. Tidak mungkin, tidak mungkin dia.

"Hai adikku!!!"

Apaa?!!!!

Tanpa aku sadari, wanita bernama Hyoyeon itu sudah menghampiri seseorang yang memanggilnya tadi. Dan, spontan saja aku menoleh kebelakang. Ya, sekarang kami bertatapan. Aku melihat netra itu, ia pun membalas.

"Tae, dimana Jeonghan? Aku sangat merindukan si manis itu."

"Kak, lebih baik kita pulang. Aku sedang tidak ingin berlama-lama disini."

Kemudian, ia menatapku sinis. Lalu, melewatiku seakan-akan aku tidak ada disana. Mungkin berbeda dengan Johnny atau Hyoyeon, kakaknya. Sekarang, hatiku sakit. Hatiku hancur. Dulu, ayah pernah menatapku seperti itu. Saat ibu dikira berselingkuh darinya.

"Yerin, kau bisa ikut dengan kami. Mobilku masih cukup untuk satu orang." Ucap Kak Hyoyeon menyadarkanku.

Buru-buru aku menggeleng lemah, "Tidak apa-apa, rumah berbeda arah dengan tujuan kakak. Terimakasih."

Setelah itu, aku berlari cukup kencang menuju bus sekolah. Aku menahan isakanku. Dan, aku menangis menjadi-jadi dikamar. Menumpahkan seluruh kekesalanku.

Sweet & Cool [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang