Chapter 2

280 35 14
                                    

Taehyung's POV

Aku terdiam seketika, sesaat melihat pop-up grup di ponselku berbunyi. Yang benar saja, bahasan yang tidak terlalu penting masih saja mereka bicarakan. Makalah, ujian tengah semester, nilai yang buruk...

Ayolah, tinggal belajar. Apa susahnya sih?!

Maaf, bukannya sombong. Mungkin ini anugrah Tuhan untukku, atau memang dasarnya aku yang terlalu cerdas. Sebagai pemegang ranking 3 besar SMA se-Korea, aku hanya bersikap biasa saja, seakan-akan semua itu hanya kebetulan.

Pop

Aku membaca isi pesan di ponselku,

Johnny US:
Hey, bro! Are u forget? Saturday party?

Aku lupa sesuatu..

Aku langsung bergegas, mengambil kunci mobil kuda merahku. Dengan terburu, aku langsung tancap gas hingga dashboard menunjukkan angka 200km/jam.

Sungguh aku tak boleh melewatkan malam ini, jika aku gagal satu malam ini. Tidak ada yang bisa aku maafkan, bahkan si bule Johnny, sahabat semati-ku itu. Aku sesekali melirik ponselku, Johnny menelpon ku, bergantian, selanjutnya Jeonghan. Aku berdecak kesal, mereka laki-laki atau wanita. Menunggu saja, tidak sabar.

Sampai-lah aku di kediaman Yoon's family, atau lebih tepatnya mansion. Jujur saja, mansion milik Jeonghan ini bergaya modern dan minimalis, aku sangat menyukainya. Berbeda dengan milik keluargaku, yang masih menyukai bangunan tradisional ala dinasti Joseon. Tapi, tak apa-lah, toh keluarga kami memang menjunjung tinggi adat istiadat Korea. Meskipun terkadang kami lupa, kalau kami adalah Korea tulen.

"Hey, bro!" Si Bule memanggil ku dari kejauhan, bersama dengan Jeonghan.

Aku menghampiri mereka, melakukan high-five seperti biasa.

"Aku tidak tau, kalau kau bisa telat datang ke acara party.." Johnny melanjutkan kalimatnya, sedikit menepuk bahuku.

Aku melihat Jeonghan tersenyum, "Kau tahu, malam ini banyak sekali para princess."

Hmm, aku menyunggingkan senyumku. Aku tahu, apa maksud ucapan Jeonghan. Oh, maaf, aku lupa. Aku punya hal yang lebih penting untuk dilakukan malam ini.

"Hey, John! Dimana wanita kelas 11-2 itu?" Aku bertanya kepada Johnny, tetapi aku melihat Jeonghan langsung merubah air wajahnya.

Hening, Johnny tak berani menjawab ku, begitupun Jeonghan. Ia hanya, kikuk tidak jelas.

"C'mon, boys! I have something to show you.." Ucap Johnny, lantas merangkul ku dengan Jeonghan di sisi lainnya.

*****

Yerin's POV

Semakin malam, suasana semakin ramai. Orang-orang banyak melakukan kegiatan, namun, aku malah duduk sembari memainkan ponselku. Bahkan, aku sama sekali tidak berniat mengambil minuman berwarna hijau yang di hidangkan para pelayan.

Aku memperhatikan Joy dari kejauhan, bersama teman lainnya, ia begitu asyik berdansa di tengah-tengah dance floor, saat musik dari disk-jokey mengalun indah. Well, aku sama sekali tak tertarik!

Aku merasakan kantuk tiba-tiba, aku meminum hot cappucino yang hampir dingin, mengecek ponselku, bila ada sesuatu yang menarik. Lalu, sebuah pesan masuk..

(Unknown Number) :

"Pergilah ke lorong paling ujung, tunggulah disana."

Aku mengernyit, siapa pemilik nomor ini. Jujur, aku merinding. Aku bahkan tidak banyak mengenal anak-anak yang datang ke pesta ini. Tetapi, rasa keingintahuan-ku mengalahkan ketakutan-ku, jadi ku coba saja mengikuti petunjuk isi pesan ini.

Sweet & Cool [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang