Lapangan hijau nan luas yang menjadi saksi awal perjuangan. Begitu menyita perhatian dengan kilauan warna hijau yang segar. Terlihat sempurna dengan tumbuhnya satu pohon besar yang hidup di tepinya.
Para murid sedang berdiri memutar mengelilingi guru yang dibanggakannya.
“Apa yang ingin kalian capai dimasa depan nanti ?” tanya guru tersebut yang berdiri ditengah-tengah kerumunan muridnya.
Salah seorang muridnya justru menyeringai dan tersenyum manis.
“Bahagia... Bahagia dalam artian, ‘Aku sukses, aku berhasil. Aku dapat
membuat mimpiku jadi nyata’ dan bahkan masih ada banyak hal yang ingin aku capai. Bahagia bersama teman, keluarga, mendapatkan
cinta dan juga harapan. Walau sebenarnya, banyak hal yang lebih
penting dari itu. Tapi setidaknya dengan aku dapat mewujudkan yang
itu pun, aku sudah merasa cukup dengan pencapaianku.” Erni, dia adalah salah satu murid pandai disekolah.“Bagaimana dengan kalian ?” satu pertanyaan kembali dilontarkan oleh sang guru.
Salah seorang muridnya pun kembali tersenyum.
“Ku pikir, harapan kami tidak ada yang berbeda dari apa yang dia
katakan !” jawab Pipit, mewakili teman-temannya yang lain.“Itu benar, kami hanya butuh kebahagiaan” ucap Pitri dengan memandang teman di samping kanannya.
“Ku rasa cinta dan kasih sayang juga perlu” sambung Krisna dengan membalas tatapan Pitri.
“Ya, bahkan materi yang melimpah pun tidak akan bisa
menggatikannya” tambah gadis mungil bernama Nur Safitri.Mereka pun saling bergenggaman tangan dan tersenyum bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
To be continued [Complete] [✔️]
Teen FictionKisah klasik anak SMA/SMK, konflik yang sering didengar bahkan banyak dialami sebagian banyak dari mereka. Mulai dari pembulian, keluarga, cinta, persahabatan dan yang lainnya. Terdengar klasik bukan? Tapi lihatlah dari sisi lain. Seperti latar bela...