03

13 5 0
                                    

Nur terduduk di tepi ranjangnya, dia terlihat memikirkan suatu hal yang begitu berat baginya.

Nur sedang mengingat kejadian di mana Aldi sedang berkelahi dengan teman-temannya.

Ya, dia berada di sana ketika Aldi dipukuli.

Kenapa Lo jadi kaya gini sih Di ? Sebenarnya apa sih penyebab Lo jadi berubah kaya gini ? Gue sakit Di liat Lo yang sekarang. Gue benci liat Lo terluka !” monolog Nur dalam hatinya.

Lalu dia merebahkan tubuhnya diranjang.

-

-

-

Erni sedang mengerjakan tugas sekolahnya di kamar. Namun suasana belajarnya yang tenang justru terganggu oleh suara orang tuanya yang bertengkar.

Erni yang merasa ketenangannya terusik pun lebih memilih untuk pergi tidur daripada mendengarkan ocehan kedua orang tuanya.

***

Keesokkan harinya.

Erni berangkat ke sekolah seperti biasa, dengan wajah lesu dan juga tatapan sinis yang begitu mengintimidasi setiap orang yang ditemuinya.

Semua orang merasa begitu aneh melihat sikap Erni yang begitu berubah drastis dari sebelumnya.

Secara, dia termasuk dalam kategori murid pandai di kelasnya. Tapi entah kenapa? Akhir-akhir ini sikapnya berubah.

Lebih terlihat angkuh, padahal Erni notabene adalah murid yang disayang oleh para guru karena sifatnya yang ceria dan ramah.

Erni masuk ke kelasnya dengan sikap acuh tak acuh pada keadaan sekitarnya.

Di kelas terlihat Pipit yang sedang menulis, entah dia sedang menulis apa?

Namun tiba-tiba Erni menghampiri Pipit dengan menggebrak meja, sehingga membuat Pipit tersentak karena kaget.

“Eh.. lagi nulis apaan Lo?” tanya Erni dengan nada cukup tinggi dengan wajah flat, namun bermakna amarah.

“Lagi nyelesai’in tugas Bahasa Indonesia Er..” jawab Pipit dengan perasaan takut dengan wajah yang dia tundukkan.

“Coba sini gue liat” Erni mengambil buku Pipit secara paksa.

Tak lama setelahnya, Erni pun mengambil buku yang ada dalam tasnya.

“Kerjain tugas gue juga” ucap Erni masih dengan wajah flatnya, namun sekarang makna amarahnya sedikit berkurang.

“Tapi Er--”ucap Pipit yang berniat ingin menolak pun langsung
dipotong oleh Erni.

“Kenapa? Lo gak suka gue suruh kerjain tugas gue?” sela Erni, dengan tatapan tajam yang tertuju pada Pipit.

“Enggak kok Er..” Jawab Pipit ragu, karena takut salah bicara.
“Kerjain tugas gue sekarang” ucap Erni ketus dan berlalu menuju tempat duduknya.

Kemudian, ada beberapa gadis remaja yang juga baru datang masuk ke kelas tersebut. Mereka adalah 3 anak pemilik saham terbesar disekolah tersebut.

Mereka sering disebut sebagai trio pengganggu disekolah. Mereka menghampiri Erni yang sedang membaca beberapa buku pelajaran.

To be continued [Complete] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang