07

7 3 0
                                    

Di sekolah para siswa sudah mulai diberikan kisi-kisi untuk ujian nasional.

Setiap siswa harus menulis dimasing-masing buku mereka kisi-kisi tersebut.

Setelah pulang sekolah, Aldi pun kembali lagi ke rumah sakit untuk menjenguk Erwin.

“Win...” teriak Aldi dan menghampiri Erwin.

“Eh... Di” sambut Erwin tersenyum.
“Nih... Gue udah tulisin kisi-kisi soal UN buat Lo” ucap Aldi memberikan bukunya pada Erwin.

“Wah... Makasih ya Di” jawab Erwin dengan meraih buku terebut.
“Iya sama-sama” ucap Aldi tersenyum.

***

5 hari berlalu, Erwin pun diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan dapat kembali beraktifitas di sekolah.

“Gimana ? Udah siap buat UN ?” tanya Erwin yang merangkul pundak Aldi.
“Siap lah ! Siapa takut !” ucap Aldi menatap Erwin tersenyum.

Mereka pun saling bertatapan satu sama lain. Setelahnya Erwin justru berulah dengan mengacak rambut Aldi, hingga terukir seulas senyuman di bibir Aldi.

Di balik pintu kelas...

“Tumbenan amat pada akur ! Biasanya juga si Aldi sinis mulu ke Erwin” ucap Iyos yang merasa bingung.
“HO’OH” celetuk Rini singkat.

Gue seneng Di liat Lo senyum lagi kaya gituucap Nur dari balik pintu ruang kelas. Satu senyum simpul pun berhasil terulas dibibir mungilnya.

***

Ujian nasional pun telah berlangsung selama beberapa hari. Dan kini adalah saatnya bagi para siswa menerima surat keputusan apakah mereka dinyatakan lulus atau tidaknya.

“Baiklah anak-anak Ibu mewakili wali kelas kalian di sini, sekarang adalah waktunya kita mengetahui hasil dari belajar kalian selama sekolah di sini. Ibu harap hasilnya memuaskan untuk kita semua” tutur Ibu Dian optimis.

“Pegang surat keputusan kelulusan kalian masing-masing dan ikut Ibu” Ibu Dian justru mengajak para siswanya ke tengah lapangan.

“Pada hitungan ke tiga, kalian buka surat tersebut secara bersamaan, mengerti !” lanjutnya. Para siswa pun mengangguk tanda mengerti.

“Satu...” hitungan pertama dimulai.
“Dua...” suasana pun semakin tegang.
“Tiga...” para siswa pun mulai membuka surat mereka.
“Yeayyy.....” teriakan gembira dari para siswa pun terlepaskan.

-

-

-

“Alhamdulilah lulus dengan hasil yang memuaskan...” ucap Pitri dengan terus berjalan.

Namun seketika langkahnya terhenti ketika melihat Krisna. Pitri pun bersembunyi dibalik dinding untuk menghindari Krisna.

“Hadiah Bu ? Hadiah apaan ?” obrol Krisna via telefon dengan Ibunya.
“Dijodohin sama Via ?” tanya Krisna bingung.

Pitri tidak sengaja mendengarnya. Bulir bening yang selama ini dia tahan pun akhirnya lolos tanpa seijinnya.

Pitri pun terisak dan langsung pergi dari tempat tersebut.

***

Beberapa hari setelah kelulusan.

Pitri duduk di tepi ranjang di kamarnya dengan sebuah gitar yang berada dipangkuannya. Pitri mulai memetik senar gitarnya.

To be continued [Complete] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang