Beau and Brand, menurut Jessica

18 0 0
                                    

"Jess!" Aku panggil Jessica sekuattenaga begitu kulihat sepedanya melintas di centrum Den Haag, saatitu aku sedang menggiring sepedaku dan mensejajari langkahku denganMiguel. Miguel pun turut berteriak "Jessica!"

Jessica adalah satu dari sejumlahminoritas front-end developer perempuan yang sedang di assignedfull-time di B&B Rotterdam. Skillnya mulai dari pemrogramantampilan website, javacript, meluas sampai ke user experience danjuga SEO.

B&B memang perusahaan besar yangmemiliki dua kantor, di Amsterdam dan Rotterdam. Alissa berharap iaakan ditempatkan di Rotterdam yang lebih dekat dari Den Haag, namunemail terakhir dari Robin memperjelas bahwa kickoff meeting akandilakukan di kantor Amsterdam.

"I heard the good news, we're in thesame project!" Kata Jessica sambil menggriring sepedanya.

"No we're not, just the same client,I'll be in Amsterdam."

"What?"

"Yeah, it's another project."Kataku segera menjelaskan.

"Well, I heard from B&B, you'recoming for our project, it's Joe, the creative director. The in-housedeveloper is very junior, doesn't know shit." Kata Jessica.

"I have no idea, you know Robin...his maneuver is unpredictable, no matter what you ask, he's justgonna say yes but it doesn't mean that you're gonna get it."Kataku.

Miguel terkekeh. "For sure hedoesn't consider it." Tambahnya. Yes, Miguel benar. "This way,Jes... we wanna have quick chinese dinner." Kata Miguel begitumelihat tanda Jessica tidak kunjung merapat ke kiri, belok ke arahchina town.

"You're not in a rush right?" Akuhanya ingin memastikan bahwa Jessica tidak punya janji lain. Aku danMiguel memang super chill Jumat itu. Pacar Miguel pergi bersama temankantornya sedangkan pacarku tidak exist. Daripada makan indomiesambil nonton Netflix, lebih baik mampir makan cina sambil ngobrolsama Miguel lalu ke Groete Markt.

"Off course, not... I'm coming tosee you, Al!" Tambah Jessica seraya meraih bahu Alissa mengecuppipi Alissa. "It will be fun to work with you again Al, moreover,Joe is really fun guy. He's just awesome, I learn a lot about designfrom him. Once, he also said that Amsterdam office is for B&BDigital, there are a lot more technical people and developer there."Tambah Jessica seraya membelokkan sepeda yang digiringnya ke kirimengikutiku dan Miguel.

"Who's the project manager?" TanyaMiguel.

"Oh it's... coincidentally,boyfriend of my good friend. I just texted her, she said it's reallyhim. He just moved to B&B digital, as a digital manager. He'spretty young, though... like 33." Yes he's really him. EthannAdelaar, yang sudah dua tahun pacaran dengan Melissa. Dan selama duatahun itu aku tidak pernah membahas dalam soal pekerjaannya.

"Oh really? Who is he?"

"Ethann Adelaar, do you know him?"

"Oh Ethann, yeah I know him. He usedto work with Joe, when I came to B&B Ethann was still inRotterdam. He's hot, Al... your friend is lucky!"

Aku tertawa, bukan karena Jessica yangterkenal dramatis, namun karena Jessica benar. He's hot dan Melissapun tidak kalah hot. They are meant for each other.

"Ah come on ladies...." Miguelharus protes. Aku dan Jessica merantai sepeda mereka di satu tiang listrik sebelum sampai ke chinese.

"He's super hot, everyone said that.When he moved to Amsterdam, they made a farewell for him and he brokeeveryone heart." Jessica makin menggebu-gebu. Ethann memangmemenangkan undian genetik yang ditunjukkan dengan rambut brunetteyang tebal, jajaran alis di atas mata birunya yang tebal, mulu matapanjangnya yang lentik di sekeliling mata abu-abunya membuat siapapuntidak bisa berhenti menatapi matanya. Kulit wajahnya bersih, tanpajerawat, shaving cut, atau milk spot. Hanya rambut yang mensejajaritulang rahangnya. Badannya pun proporsional, aku tidak heran karenaMelissa seringkali mengkombinasikan Ethann dan gym dalam satukalimat.

"He's so popular, I didn't evenrealized." Bagiku agak tidak masuk akal karena ia selalu terlihatintrovert, sedikit sekali berbicara ketika kami bertemu.

"Do you know him well?"

"No... I never really talk to him,she's my indo friend, probably he doesn't wanna come because wealways speak indo, and he doesn't understand. And I think he's a bitposh too."

"No he's not, he's super nice, andhe seems to enjoy being nice, like it really defines him, a niceguy." Jessica makin menggebu-gebu. "Look he's the guy everyonewants to date."

Kami berjalan masuk ke dalam chinesefast food restaurant.

"Not everyone." Miguel kembaliprotes.

"Yes, everyone, his charm when itworks, it will turn you to be gay."

Kali ini Jessica mulai dramatis danaku tertawa mendengar ocehan Jessica.

"You crazy ladies!" Miguelkemudian berjalan ke etalase makanan dan memesan nasi gorengfavoritenya.

Setelah makan kami kemudian berjalanke Groete Markt yang hanya 3 menit dari China Town. aku sempatmelihat Mba Raiya yang sedang berdiri di depan Boeterweg restaurantbersama seorang blonde yang seringkali kulihat bersamanya dan Akbar.Aku melambaikan tangannya pada Mba Raiya yang dibalas lambaian tanganMba Raiya. Aku mengikuti Miguel mengambil minuman di dalam barkemudian kembali ke luar. Saat itu aku tidak lagi melihat Mba Raiyadi sana.

Smartphoneku bergetar, akumengeluarkannya dari parkaku. Melissa membalas textku, "Really? Olibelom cerita, dia pindah ke Amsterdam uda tiga bulanan ini."

Aku pun membalasnya lagi. "Gue liatnamanya di cc email. Lunch this weekend? I can come over." Tulisku.

 Melissa belum membalasnya lagi. Akumemasukkan smartphone ke sakuku. Jessica masih menggebu-gebubercerita soal kadar kegantengan Ethan yang di atas rata-rata. I havea mix feeling about this assignment. Yang aku tahu Ethan is not thenicest person, he's def cute and hot. Jessica tidak berlebihan untukyang satu ini. Namun setiapkali aku bertemu dengannya bersamaMelissa, ia tidak pernah banyak bicara, atau hanya mengeluarkanresting face nya yang by default jutek. Is Robin messing with me nowby assigning me there? I knew Robin did that kind of things, putsomeone in a place where he or she can't handle. So I'm screwed Iguess.

Muara Segala RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang