Kelas Sebelas (awal persahabatan)

337 5 0
                                    

Kelas 11 bisa dikatakan sebagai tahun yang berat bagi kami karena di sekolah kami baru saja mengganti kurikulum dan itu mengharuskan anak kelas 11 untuk melakukan Matrikulasi (penyesuaian mata pelajaran). Kami benar-benar dibuat kelelahan dengan adanya Matrikulasi itu, kami harus sekolah dari pagi sampai sore,kami harus menghadapi evaluasi saat jam sekolah biasa dan evaluasi saat matrikulasi,saat malam haripun kami masih tidak bisa beristirahat karena kami harus mengerjakan tugas. Kami biasa mengerjakan tugas dirumah Anggo karena Anggo bisa membantu kami dalam mengerjakan tugas,saat mengerjakan tugas kami tidak pernah janjian untuk mengerjakannya dirumah Anggo tapi secara kebetulan kami datang bersama-sama kerumah Anggo,yang biasa datang kerumah Anggo untuk belajar bersama adalah aku,Aziza,Rince,Annisa,Aldo,Roby,Abel,Kiki,Edo,Ronal,Dedi dan Dhea. Mengerjakan tugas dirumah Anggo kami lakukan hampir setiap malam. Aku biasanya dijemput oleh Aziza atau Rince untuk mengerjakan tugas dirumah Anggo,kami mengerjkan tugas biasanya hanya membutuhkan waktu 1 jam yaitu dari jam 7 sampai jam 8 malam. Tetapi sebelum pulang kami selalu ngobrol-ngobrol dan makan gorengan walaupun kami sangat lelah karena tidak bisa beristirahat tetapi ternyata itu malah membuat persahabatan kami semakin erat.

Kelas kami terkenal dengan kekompakan dan juga kenakalannya,kelas kami adalah satu-satunya kelas yang selama satu semester sudah pindah ruangan kelas sebanyak 3 kali. Kelas pertama kami itu di Lab Biologi tapi kami pindah karena kunci kelasnya hilang,sebenarnya penjaga sekolah sudah merusak kunci kelas itu jadi kami masih bisa belajar seperti biasanya,tetapi karena kami belajar Edo berinisiatiaf untuk memasang kembali kunci yang sudah dilepas tadi. Saat guru mata pelajaran akan mengajar, kami masih duduk di depan pintu kelas karena pintu kelasnya kami kunci lagi.

"kenapa kalian masih diluar ,kenapa tidak masuk kedalam kelas..?" kata bu guru.

"tidak bisa masuk bu karena kunci kelasnya hilang" kami menjawab.

"kalian ini banyak sekali alasan supaya tidak belajar,kenapa kalian tidak pergi mencari Ruangan yang kosong" ujar bu guru dengan nada marah. Kami hanya diam menunduk,akhirnya kami belajar di Mushola karena kebetulan mata pelajaran pertama ini adalah pelajaran Agama Islam.

Setelah jam pelajaran pertama selesai kami melapor kepada wali kelas kalau kami tidak ada kelas dan kami tidak bisa lagi belajar di Mushola karena yang boleh belajar di Mushola hanya untuk mata pelajaran Agama Islam. Akhirnya kami dipindahkan ke Lab Fisika,kami sangat senang saat dipindahkan ke lab Fisika karena ruangannya besar dan juga dingin. Beberapa bulan telah terlewati kami pun mulai dihadapkan dengan evaluasi,semua berjalan dengan lancar tetapi kami sedikit terkendala pada evaluasi Seni Buda dimana kami disuruh membuat kelompok yang terdiri dari penyanyi dan yang memainkan alat music. Kami diberi waktu satu minggu untuk berlatih sebelum evaluasi dimulai,aku satu kelompok dengan Dhea,Annisa dan juga Edo. Edo bertugas memainkan gitar,Annisa bertugas sebagai penyanyi,Dhea dan aku bertugas untuk memainkan pianika.

Kami biasanya berlatih disekolah jika sedang jam kosong. Selesai latihan kami biasanya bernyanyi bersama,banyak lagu yang kami nyanyikan dan saat itu adalah saat-saat yang paling indah dan tidak terlupakan. Tiba hari saat kami akan melakukan evaluasi,semua kelompok berhasil memberikan penampilan terbaiknya,masalah nilai itu urusan belakang yang paling penting kami sudah memberikan penampilan terbaik kami dan kami melakukan evaluasi dengan perasaan yang senang.

Beberapa hari kemudian kami diberi tahu oleh wali kelas kami kalau kami akan segera pindah kelas lagi kerena sebenarnya memang kelas kami sedang direnovasi. Tiba hari saat kami akan pindah kelas untuk kesekian kalinya,saat memasuki kelas kami sangat senang karena ruangannya baru dan kursi-kursinya juga baru. Tetapi setelah beberapa hari kami menempati kelas itu,kami mulai merasa tidak nyaman karena ruangan kelas itu sangat panas,kami tidak bisa belajar dengan nyaman dan ternyata guru yang mengajar kami juga merasa tidak nyaman. Akhirnya setiap kami sudah merasa kepanasan dan tidak tahan lagi kami akan meminta guru yang mengajar kami untuk belajar diluar kelas dan guru yang mengajar kami juga setuju karena mereka juga tidak tahan jika harus mengajar dengan keadaan yang panas.

Ada suatu kejadian yang cukup lucu tetapi tidak untuk ditiru,waktu itu kami sedang belajar pelajaran bahasa inggris,saat bu guru mau masuk ke kelas kami Aldo yang jahil menahan pintu supaya guru tidak bisa masuk kemudian Aldo berlari menuju tempat duduknya seolah-olah bukan dia yang melakukannya dengan nada marah bu guru bertanya kepada kami

"siapa yang nahan pintu tadi" bu guru bertanya dengan nada marah

Tidak ada yang berani mengaku kami hanya menunduk dan diam

"yasudah kalau tidak ada yang mau mengaku kalian semua ibu hokum berdiri didepan tiang bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya" ujar bu guru

Kami sekelas berjalan menuju tiang bendera dan mulai menyanyikan lagu Indonesia Raya yang di pimpin oleh Edo,saat itu banyak sekali kakak kelas kai yang berada di koridor mera heran melihat kami yang berdiri di dapan tiang bendera tapi yang aneh dari kelas kami adalah setiap kami di hukum kami tidak pernah merasa bersalah bahkan kami masih sempat tertawa saat sedang dihikum. Setelah hari itu kelas kami tidak pernah membuat kekacauan lagi,tanpa terasa hari demi hari kami lalui dengan kenangan indah,kami akhirnya naik ke kelas 12 dengan nilai yang bagus. 

PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang