p a r t - 4

28 6 7
                                    

"Tidak penting kamu cantik atau tidak, yang penting kamu itu adalah milikku. Itu sudah lebih dari segalanya. Percuma cantik, kalau bukan milikku."





TESSA

Derasnya hujan malam ini mengalahkan suara yang bergema dibalik bilik ruangan gue-- kamar. Lagu Taylor Swift - You Belong with Me menyeruak di ruangan gue, gue juga ikutan menyanyikan lagu itu. Dengan sangat lirih.

Entah apa yang merasuki gue hari ini.

Kedatangan murid baru itu, gue rasa cukup jelas.

Masalahnya, kenapa harus dia? Cowok gue. Iya, si Tara.

Sebenarnya, hal ini sudah menganggu gue sejak seminggu yang lalu. Salah satu kelas--XI IPA 2 kedatangan murid pindahan dari Bandung. Perempuan. Wajahnya cantik,-- itu yang gue denger. Dengan wajah campuran western, rahang tegas dan raut wajah yang datar. Gue sih, gak terganggu dengan itu, karena menurut gue standar kecantikan itu relatif. Semua wanita itu cantik-- ya termasuk gue. Kedatangannya bener-bener menarik perhatian sejumlah kaum adam. Tak terkecuali cowok gue.

Gue bisa memaklumi hal itu. Sungguh.

Ketika cowok gue penasaran sama namanya, gue sih oke-oke aja.

Ketika cowok gue nge-stalking ignya, gue mah bodo amat. Ya karena, gue juga sering stalking cowok-cowok hits di sekolah gue yang berakhir kepencet love gak sengaja.

Ketika cowok gue bilang sama gue kalo dia agak familiar sama wajah cewek itu, gue malah bilang, "Perasaan kamu aja kali."

Padahal hati gue mah udah getar-getir.

Ketika Qahfi bilang kalo dia sama Tara sering ke kelas cewek itu, gue udah aware, sih. Tapi mengingat dia sering bilang ke gue bahwa gue harus percaya sama dia, gue cuman bisa positive thinking.

Sampai ketika cowok gue mengatakan sesuatu,

"Murid baru itu, temen kecil aku di Bandung, sayang. She needs me."

Dan untuk hal ini, gue tentu gak bisa maklum.

Gue juga butuh lo, kali.

Usut punya usut, ternyata namanya Gianetta. Cewek keturunan Belanda yang tinggal di Bandung, tempat kelahiran Tara. Kalau dibandingin sama gue, yaa cantikan dia lah masih. Gue mah anaknya sadar diri, kok.

"Dia butuh aku buat penyesuaian diri disini. Kasian loh, dia belum punya temen. Tunggu sampai dia punya temen sendiri, ya?"

Ya gimana mau punya temen, orang dianya nempel ke kamu terus.

Tiga hari yang lalu, gue ngajak Tara buat ke Gramedia nyari novel. Terus dia nolak dengan alesan, "Aku masih sama Anet. Lain kali aja, ya? Maaf."

Bahkan dia udah panggil Gianetta sama panggilan kesayangan.

Boro-boro panggilan kesayangan, nama gue aja dia sering lupa.

Dua hari yang lalu, gue ngajakin Tara buat nonton. Gue juga ngajak Qahfi dan Ziyo dengan harapan biar dia mau ikut. Duh, gue ngerasa triple date.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang