S.Coups

29 3 2
                                    


"Ayah? Ayah ayo bangun." ucap Mingi sembari menciumi seluruh wajahku.

"Hm, ayah baru bangun jagoan." aku memeluk tubuh mungil anakku lalu kembali memejamkan mata.

"Ah, ayah tidak boleh tidur lagi! Ayah janji kita ke tempat ibu hari ini! Ayah harus menepati janji ayah!" Mingi meronta dalam pelukanku dan menduduki perutku. Bibirnya mengerucut dengan pipi menggembung. Lucu. Seperti ibunya.

"Baik baik, ayah akan bangun kalau Mingi tidak menduduki perut ayah." secepat kilat Mingi pergi dari atasku lalu menarikku menuju kamar mandi. "Mingi tidak mandi dengan ayah?"

"Aku sudah besar ayah, aku bisa mandi sendiri!" ucap Mingi lalu menutup pintu kamar mandi dari luar.

Setelah siap dengan diriku sendiri aku beralih pada Mingi. Anak itu, walaupun katanya bisa melakukan segala sesuatu sendiri, tapi Mingi tetaplah anak kecil yang belum bisa melakukan apapun dengan benar.

"Choi Mingi," aku membuka pintu kamar anakku dan mendapatinya sedang menatap lemari bajunya yang menjulang. Aku mendekatinya lalu menggendongnya dengan sebelah tangan, "Ada yang bisa ayah bantu?”

Mingi menunjuk salah satu bajunya yang ada di tumpukan atas, "Mingi mau ambil baju ini tapi Mingi tidak bisa."

Aku segera mengambil baju Mingi lalu memakaikannya, "Anak ayah tampan sekali. Ibu pasti suka melihat pakaian Mingi yang rapi."

Setelah siap, aku dan Mingi pergi ke tempat yang kujanjikan padanya sejak kemarin.

Tempat ibunya yang sangat kurindukan berada.

⭐️⭐️⭐️

Kami memasuki kamar inap istriku bersamaan dengan seorang suster yang sepertinya akan memeriksa keadaannya.

"Ibu!" Mingi menatap ibunya dengan tatapan berbinar, "hari ini Mingi mandi sendiri tanpa bantuan ayah!"

Aku hanya tersenyum sembari meletakkan tas yang penuh dengan barang bawaan Mingi di sofa.

"Hm, anak ibu pintar sekali," istriku yang sedang berbaring di bangsal rumah sakit membelai rambut Mingi lembut. "Apa Mingi juga membantu ayah melakukan pekerjaan rumah?"

"Tentu saja! Ayah tidak bisa melakukannya tanpa bantuan Mingi." Kata Mingi setelah mengangguk dengan semangat.

"Keadaan nyonya Choi sudah baik, tinggal menunggu keputusan dokter untuk tanggal kepulangannya." suster Jung memberitahu hasil pemeriksaannya.

"Ayah, Ibu, apa Mingi boleh melihat adik bayi?"

Aku menyejajarkan tinggi dengan Mingi lalu mengusap kepalanya, "Boleh. Pergilah bersama suster Jung tapi jangan membuatnya repot, oke jagoan?"

"Siap, ayah!" Lalu Mingi keluar bersama suster untuk melihat adiknya yang masih berumur satu minggu.

Aku mendekati istriku sambil tersenyum lebar lalu mengecup keningnya, "Bagaimana keadaanmu?"

"Harusnya aku yang tanya. Bagaimana keadaan rumah? Tidak ada sesuatu yang pecah kan?"

"Tidak. Tapi ada yang kurang," wanitaku menatapku bingung, "aku tidak punya kau untuk kupeluk tiap malam."

Dia tersenyum manis lalu membawaku dalam dekapannya. Ah, aku benar-benar merindukan wanitaku.

Aku mengecup singkat bibirnya dan tersenyum, "Segeralah pulang, aku merindukanmu."

"Aku akan pulang begitu dokter mengizinkan," ucapnya seraya mengusap pipiku lembut, "apa Mingi merepotkan selama aku tidak ada?"

"Tidak, malah dia membantuku selama di rumah," aku menggenggam tangan wanitaku dan melanjutkan cerita bagaimana Mingi selama dirinya tak ada.

⭐️⭐️⭐️

Pendek? Iya, segini dulu ya?

Yang mau request silakan pergi ke part request here(ノ^o^)ノ

Janan lupa vomeennntt

Seventeen ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang