(1)

20 4 0
                                    

Merlin Pov'

Martin turun dari mobil sport putihnya itu, lalu dia menyapa ibu ku.
"Ayolah Martin, kamu tau kan ibu ku gak suka sama orang kaya. Kenapa kamu turun" Batin ku kesal
"Siang tan" sapa Martin ke ibu ku.
Ibuku cuma diam dengan sapaan sahabat ku itu alias cuek bebek.
"Maafin aku bu" Kataku memecahkan Keheningan.
Dan kalian tau sendiri bagaimana respon ibu, dia langsung pergi masuk kedalam kamarnya tanpa sepatah kata apapun.
Disitu aku pun langsung meminta maaf kepada Martin, untungnya Martin bisa memaklumi ibuku.

Martin Pov'

Saat ibu Merlin masuk kedalam kamar tanpa sepatah kata apapun. Aku langsung pamit pulang.
"Mer aku pulang dulu ya" pamit ku kepada Merlin
"Iya Mar, hati hati ya, makasih udah jemput + nganterin" tepuk Merlin sambil mendorong pundak ku tanda bercanda.
Walaupun aku lihat Merlin tersenyum, tapi aku bisa lihat kalo dia sangat merasa bersalah.
"Udah gakpapah Mer. Gak usah dipikirin ya" bilang ku seperti mengerti apa yang dia pikirkan.
"Iya Mar" senyumnya

***

Author Pov'

Martin langsung menuju ketempat mobilnya diparkirkan. Pintu mobil langsung diangkatnya (taulah ya pintu mobil sport bayangan author) dan dia pun langsung masuk kedalam mobil.
Mobil langsung ditancap gas tanpa melihat pemandangan indah Jakarta Disekelilingnya.

Sesampai di halaman rumah...
"Selamat siang tuan muda" Sapa pekerja dirumah keluarga Martin.
"Siang bi" sapa kembali Martin kepada pekerja itu. Sebenarnya pekerja itu pengasuh Martin sejak kecil. Bisa dibilang pengasuh itu kepercayaan dan juga orangtua kedua Martin. Namanya bi ani

***

"

Sudah pulang kamu Tin?" Tanya pria yang sedang duduk di sofa coklat ruang keluarga.
Pria itu Mr. Bara Agra Jaya ayah dari Martin Agra Jaya. Dengan badan gagah, berkulit putih dan ditambah dengan berewok yang dirawat, menambah kharisma dari seorang Mr. Bara.
"Iya pa, maaf telat. Tadi habis antar Merlin pulang." jawab Martin beralasan
"Hah, Merlin Tin? Dimana dia? Kenapa gak kamu ajak Kesini? Kakak udah lama gak ketemu sama dia nih." Pertanyaan bertubi tubi dari Syani Agra Jaya kakak perempuan Martin.
Berbeda dengan keluarga Merlin, keluarga Martin sangat menyukai sosok Merlin yang berparas sederhana dan tidak terlalu berlebihan.
"Dia udah dirumahnya kak. Lain kali aku ajak dia kerumah." Jawab Martin
"Pokoknya besok kamu harus ajak dia kesini Martin." Kata kakaknya memaksa Martin.
"Iyadeh kak." Martin langsung menuju kekamarnya.

Kamar dengan nuansa black-white ditambah dengan koleksi miniatur yang sangat serasi dengan nuansa kamarnya. Disana juga terdapat banyak buku buku. Yah selain Martin jago beladiri dan pemain basket, dia juga sikutubuku yang pintar. (Idaman banget kan)

***
M

artin Pov'

Tok.. Tok.. Tok..
"Tuan muda, makanan sudah siap di meja makan." dari balik pintu kamar ku terdengar suara wanita paruh baya yang tidak lain bi ani
"Iya bi. Bentar lagi aku turun." Jawab ku yang sedang berbaring di atas ranjang dibalut seprai putih.
Ku buka pintu kamar ku itu, sudah ada wanita dengan dress batik kesukaannya yang sering kita sebut daster. Wanita itu betubuh gemuk agak sedikit pendek dengan berumur lebih dari 50 tahun. Yah gak salah lagi, itu bi ani. Dia tersenyum ramah dengan ku.
"Ayo bi kita makan dibawah." ajak ku
"Tuan, saya makan dibelakang saja." Tolaknya, sambil kami berjalan turun tangga menuju ruang makan.
Percakapan kami pun didengar oleh papa dan kakak ku.
"Kenapa Tin?" Tanya papa
"Ininih pa, Bi Ani gak mau diajak makan bareng kita." cemberut ku
"Ih bi Ani, ayoklah makan sama kita. Bi Ani kan udah kayak ibu kami sendiri." Ajak kak Syani.
Papa juga senyum tanda setuju buat ngajak bi Ani makan bareng kami.
"I.. Iya Non, Tuan saya ikut makan." Jawab bi Ani gugup.

***

Author Pov'

Kalian pasti bertanya tanya, tadi papa dan kakak perempuannya. Terus mana nih mamanya?


Mama Martin.......

Tunggu chapter selanjutnya ya💕

Love Story of FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang