Satu

91 6 1
                                    

Senja memberikan ketenangan tersendiri, karena senja mampu membungkam perihnya apa yang dirasa.

   Bel berbunyi menandakan upacara akan  segera dimulai dan seluruh siswa SMA Cakrawala segera menuju ke lapangan. Vanya panik karena ia menyadari bahwa ia tidak memakai ikat pinggang karena hari ini ia hampir saja telat ke sekolah.
"duh apa aku di sini aja ya" batin Vanya

   Arsya tiba-tiba mengendap memasuki kelas Vanya, Vanya yang sedang panik terkejut melihat kedatangan seorang cowok dengan baju keluar dan lengan baju di lipat.

Arsya langsung menutup mulut Vanya.
"sttt... Gue lagi di kejar sama Pak Yudi karna gue ketahuan manjat tembok sebelah, kamu disini ngapain? " ucap Arsya berbisik

Vanya menganagguk mengerti.
"aku lupa pakai ikat pinggang"

     Arsya segera melepaskan ikat pinggang miliknya dan memberikannya pada Vanya.

"pakai aja dulu,sana pergi ke lapangan ntar ketahuan bahaya"

Vanya segera memasang ikat pinggang tersebut dan segera pergi ke lapangan sementara Arsya menuju arah yang berbeda.

"makasih" ucap Vanya
Arsya memutar kepalanya lalu mengangguk.

   Vanya lega karena ia tidak jadi dihukum karena tidak memakai ikat pinggang sewaktu upacara berlangsung.

   Saat pergantian jam Vanya diberi amanah untuk mengantarkan buku di meja bu Wati.
Saat Vanya berjalan menuju ruang guru tiba-tiba seorang lelaki keluar dari kelas menabrak punggung Vanya hingga terjatuh.

"aduh kaki ku" lirih Vanya

"eh sorry... Sorry gue gak sengaja"
ucap Arsya sambil membereskan buku yang terjatuh dan segera menolong Vanya.

"itu lukanya gue obatin dulu ya" tawar Arsya

"ehh gak usah gak papa ntar aku obatin di kelas aja"jawab Vanya dan berlalu pergi dengan kaki sebelah yang tertatih.

   Setelah mengantarkan buku Vanya kembali menuju kelasnya yang lumayan jauh sedangkan kakinya masih sakit.
" istirahat aja dulu kali ya" batin Vanya sambil mengusap kakinya.

"tuh kan kaki lo masih sakit sini gue bantu obatin" ucap Arsya sambil mengeluarkan plester untuk menutupi luka di kaki Vanya.

"makasih ya"

"sama-sama yaudah gue antar lo ke kelas" ucap rsya sambil menggandeng lengan Vanya.

   Saat menuju kelas tak sedikit mata yang menyorot mereka walaupun belum jam istirahat , pasalnya Arsya adalah kapten di team basket dan menjadi troublemaker di sekolahnya.

"makasih ya, aku bisa ke kelas sendiri" ucap Vanya berlalu pergi.

" eh ntar pulang bareng gue ya, sebagai permintaan maaf. Gue tunggu di parkiran"teriak Arsya kepada Vanya yang sudah berlalu pergi.

" lo lama banget sih Van nganterin bukunya"ucap Arsyi

"tadi aku jatuh di depan kelas X-5 Syi jadi akuistirahat dulu" jawab Vanya sambil menunjukan plester di kakinya.

"ya ampun Van, yaudah sini duduk dulu"

"Bu Dewi nggak masuk Syi?"

Meet You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang