3. Dare

194 14 0
                                    

Membenci seseorang membuatku takut akan suatu hari bisa jatuh ke dalam pelukannya
Arianna Jensen
• • •

Sial! Terjebak di mansion mewah yang terasa seperti penjara, membuat kepalaku pening. Pria kurang ajar yang baru saja menciumku itu, menyuruhku untuk bermalam di rumahnya, dengan alasan ... ini sudah larut malam. Rasanya ingin kucakar wajah Alex yang datar dan suka memberi seringai menakutkan itu, baru saja bertemu dan dia sudah berani menodai bibir ranumku. Biarkan saja aku memanggilnya Alex, jika kupanggil Gilbert rasanya lidahku melilit. Aku tidak membencinya tidak akan, aku hanya tidak menyukainya! Membenci seseorang membuatku takut akan suatu hari jatuh ke dalam pelukannya.

***
Sebuah cahaya putih mengganggu tidurku, aku mengerjapkan mata perlahan melihat darimana cahaya itu berasal pasalnya sejak kapan cahaya dapat menembus bebas ke dalam kamarku yng begitu sempit dan pengap?
"Ya Tuhan mewah sekali, kamar siapa ini?"

ceklek
"Eh nona sudah bangun, baru saja saya ingin membangunkanmu."
"Lho ini rumah siapa? kamar siapa ini? dan anda siapa?"
"Ini rumah tuan Gilbert Alexandro, nona ada di kamar tamu dan saya pelayan yang di suruh tuan melayani nona."

Aku menepuk jidatku keras, baru ingat kalau aku bermalam di rumah si Alex. Dan sekarang....

"Jam 7!?" teriakku histeris, segera berlari ke luar bersiap kembali ke rumahku. Tak menghiraukan pelayan yang masuk ke dalam kamar.

Tring
Lift terbuka dan aku sudah sampai di lantai dasar, berlari dengan tergopoh-gopoh tak menghiraukan pandangan semua pelayan terhadapku karena hari ini aku shift pagi jadi harus segera ke kantor.

"Kau mau pergi dengan piyama tidur seperti itu?"
Suara seorang lelaki di belakangku menyadarkan diriku yang saat ini hanya memakai piyama dan sandal berbulu.
"Oh shittt! Stupid!"
"Kau siap semua orang akan menertawakanmu dijalanan?"

"Lalu?"

"Ganti dulu pakaianmu, bodyguardku di depan akan mengantarmu sampai rumah."
"Tunggu!" Dia menghentikanku yang siap berlari. "Sarapan dulu."

"Apa pedulimu?! aku hanya ingin cepat sampai kantor."

"Hahaha jangan berperasaan, aku tidak peduli denganmu, itu hanya tanggung jawabku karna semalam membawamu ke sini. Nanti kalau ada apa-apa bahkan sampai masuk rumah sakit, kau akan menyalahkanku dan menyuruhku membayar. Tidak mau."

"Cih, tak sudi aku menerima uangmu."

Aku melenggangkan kaki menjauh dari hadapannya, seperti katanya tadi bodyguard mengantarku sampai rumah. Segera aku membersihkan diri dan menuju kantor, untung saja aku belum terlambat masih ada sisa waktu 5 menit.

"Anna, tolong buatkan kopi tidak terlalu manis dan pahit antar ke ruangan CEO."

"Lho bukannya pak Clark nggak suka kopi pahit?"

"Itu untuk tamunya, cepat buat. Kasihan dia menunggu pak Clark yang belum selesai meeting." Aku mengangguk singkat segera melaksanakan perintah dan mengantar kopi ke ruang CEO.

"Ini, pak. Minumannya," ucapku pada seorang lelaki yang sibuk membaca koran.

"Tunggu dulu, saya belum mencicipinya." Aku berhenti, kenapa suaranya mirip dengan...

"Kau!?" seruku menunjuk wajah pria di hadapanku itu.

"Turunkan nada bicaramu dan telunjukmu itu, Bersikaplah dengan sopan, saya tau kamu kerja di sini tapi saya tidak menyangka kamu yang akan mengantar kopi ini," ujarnya lalu menyeruput kopi buatanku, kalau terus-terusan melihat wajahnya aku bisa muntah.

Marriage Of RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang