Fifth

738 99 16
                                    


AN : sorry for typo(s) atau kesalahan pengetikan istilah atau bahasa asing.

Preview Chapter

Naruto membuka matanya di tengah malam, memandang sekeliling ruangan yang terasa asing. Kemudian seorang wanita datang, wanita yang sangat cantik dengan rambut hitam panjang bergelombang dan polesan bibir semerah darah. Ia tersenyum pada Naruto.

"Dimana aku?... dan kau siapa?"

"Jangan takut, nak. Aku orang baik." Wanita berujar santai, tersenyum tetapi ada keganjilan di senyumnya yang tidak Naruto sadari. "Siapa namamu?"

"N-naruto,"

Naruto menjawabnya tanpa pikir panjang dan wanita itu tampak mengangguk kemudian berderap menuju lemari, mengeluarkan sebuah setelan Yukata pendek sepaha kemudian memberikannya pada Naruto.

"Pakailah dan segera temui aku diluar jika kau ingin pulang Naruto."

Memakai pakaian wanita belum pernah terbersit di otak Naruto. Ia merasa sedikit geli dengan benda itu. Tetapi jika benar yang wanita tadi katakan, Naruto tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Ia tak sempat berpikir tujuan dari wanita itu menyuruhnya memakai pakaian wanita.

.

.

Ia kemudian keluar, menemui wanita berambut gelombang yang berdiri besidekap tangan, di sela jarinya terselip sebatang rokok yang masih menyala, ia memberikan senyum miring pada Naruto yang berjalan kikuk sembari menarik ujung Yukatanya agar tidak terangkat saat ia melangkah.

"Masih ada yang kurang... Hmmm.."

Wanita itu mengikat tinggi rambut pendek Naruto, membiarkan sedikit poninya tetap tertinggal. Ia mendorong pelan Naruto pada kumpulan pria yang berada tepat di depan mereka, menikmati sesuatu semacam Brendy atau Sake yang membuat mereka terlihat mabuk. Naruto nyaris menutup hidung karena aromanya yang menyengat.

Semua mata memandang padanya ketika Naruto sampai dan yang demikian itu membuat ia tidak nyaman. Berdecak kagum, para lelaki itu berdiri seolah memberi Naruto jalan. Di depan sana ada seorang pria yang terlihat lebih dari pada yang lain, mempunyai rambut orange kemerahan dan rupa -bukan bermaksud berlebihan tapi memang- seperti pangeran kerajaan, sedang menopang dagu dan memutar-mutar gelas winenya dengan jemarinya, wajahnya terlihat bosan.

"Pelanggan pertamamu, Naruto. Jangan buat dia menunggu."

Meski tidak mengerti, Naruto tidak mau bertanya. Yang ia yakini semua ini aneh. Wanita itu berkata akan mengantarnya pulang, tetapi mereka disini. Di tempat yang membuat Naruto merasa risih di pandang dengan tatapan seakan ingin melahapnya.

"Sapa dia." Bisik wanita di belakang Naruto.

Naruto memandang pria itu sejenak kemudian memastikan suaranya tidak serak karena gugup. Ia mulai menyapa, "S-sumimassen.."

Pria itu meliriknya. Untuk beberapa detik, raut wajahnya berubah sedikit lebih cerah dengan alis terangkat seolah meminta keterangan bukan pada Naruto tetapi Kurenai, wanita di belakangnya.

"Ini Naruto pangeran dan dia laki-laki."

Sang pangeran terlihat tidak percaya, ia meneliti Naruto dari bawah sampai ke atas dan sudut bibirnya terangkat mendapati tonjolan kecil di leher si blonde yang bergerak-gerak. Terlepas dari itu sang pangeran nyaris tak berkedip ketika mata rubynya memandang iri shappire yang jernih, mengingatkannya pada sebuah sungai -yang entah apa namanya- yang berkilau di musim panas.

A Hundred years : Wars ❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang