2. Teduh

429 29 0
                                    

"Ingatlah kebaikan seseorang, doa kan yang terbaik untuknya. Jika kau tak dapat membalas kebaikannya, maka panjatkanlah doamu untuk kemuliaan hidupnya"

~✨~

Gianyar, Bali.

Jam menunjukkan pukul 20.00 WITA. Ghara sudah rapi mengenakan pakaian casual berkaos pendek, dengan celana panjang hitam dan tak lupa tapi hitam miliknya.

"Eh... Eh... Eh..., ganteng bener boskuh, mau kemana?" Tanya Feby tiba-tiba dari arah dapur.

"Mau keluar bentar." Jawab Ghara dengan wajah sumringah.

"Yakin udah baikan? Roman-romannya gue tau Lo mau ketemu siapa. Kurang-kurang in deh Gar."

"Pasien Ghara udah sehat dok, ini mau ketemu Diajeng Rindayu. Ohya nanti gue mau langsung pulang, kasihan nyokab sendirian di rumah. Sama pinjem sepeda ya dokter Feby, boleh kan ya... besuk pagi gue balikin kesini deh." Ucap Ghara dengan wajah memohon kepada Feby.

Feby hanya menatap Ghara datar.

"Boleh kan ya??"

"Iya, tapi jangan pulang malem-malem. Inget kalo berdua-duaan itu ketiganya SETAN!" Jawab Feby tegas.

Ghara terdiam sejenak, tak biasanya Feby seserius ini tentang hubungannya dengan Rinda, sang kekasih. Namun Ghara tetap berfikir positif, mungkin sahabatnya ini tengah kelelahan hingga tidak sesantai biasanya.

"Gue berangkat Feb, Assalamu'alaikum." Ucap Ghara kemudian, sembari meninggalkan Feby yang kini sibuk menyaksikan televisi.

"Waalaikumussalam."

~✨~


Dikayuhnya sepeda dengan agak cepat. Sesekali Ia teringat sikap Feby akhir-akhir ini yang setiap kali membahas hubungannya dengan sang kekasih, sikapnya menjadi berubah.

"Apa iya Feby nggak suka hubungan gue sama Rinda? Nggak mungkin! Feby sahabat baik gue, dia pasti dukung apapun yang gue lakuin. Apa Feby masih khawatir soal kesehatan gue? Lagian gue udah sehat. Lo kenapa sih Feb??"

Berbagai kemungkinan memenuhi otak Ghara. Hingga pada akhirnya seseorang telah berada disampingnya.

"Slow aja kenapa sih gar nyepedanya?" Ucap seorang perempuan dari sebelah kanan Ghara.

Dilihatnya seorang perempuan berkerudung hitam menoleh kearahnya dengan senyum yang indah. Perempuan itu lah Rinda, kekasih hatinya.

Bibir Ghara pun mulai terkembang melihat sang pujaan hati yang tengah berada didepannya.

"Bisa nggak kejar? Masa sih kalah sama cewek."

Ghara pun mengayuh sepedanya lebih kencang. Sesekali tawa diantara keduanya tercipta, hingga akhirnya sampailah mereka disebuah alun-alun kabupaten Gianyar.

"Gimana... Pada akhirnya cowok kan yang menang?" Ucap Ghara yang berhasil menyalip Rinda.

"Lihat ya mungkin dilain waktu Diajeng Rindayu yang bakal menang." Balas Rinda tak mau kalah.

"Kalah kalah aja pake ngeles," ucap Ghara sambil mencubit hidung mancung Rinda. "Ohya, kitakan janjian disini tadi. Kok kamu bisa nyalip aku dari belakang?"

"Tadi tuh sebenernya mau kasih surprise ke rumah, eh tapi kamunya nggak ada. Pas sampai di rumah Feby malah udah berangkat, yaudah aku susulin." Ucap Rinda sambil cemberut.

"Kasiyan banget sih... Gagal ya rencana nya." Ejek Ghara kepada Rinda.

"Ngeselin banget sih kamu. Gimana acara pagi tadi?"

"Alhamdulillah lancar."

"Alhamdulillah. Terus persiapan buat besuk gimana, udah beres?"

Ghara hanya terdiam.

"Udah packing?" Tanya Rinda lagi.

"Hehe.. belum."

"Gar... Gar, tadi kan kamu pulang siang, kok nggak dicicil sih?"

"Emm..." Jawab Ghara tertahan. Ia tak ingin Rinda tau bahwa tadi siang sakitnya kambuh. Ia tak ingin membuat Rinda cemas dengan kondisinya dipertemuan terakhir mereka sebelum Ghara berangkat menuju Jakarta.

"Tadi pergi keluar sama Feby Eka, jadi kelupaan deh." Jawab Ghara dengan rasa bersalah karena ucapannya yang tak jujur.

"Ya Allah... Maafkan hamba. Feb, sorry gue bawa-bawa nama Lo dalam kebohongan ini." Ucap Ghara dalam hati.

"Yaudah, kita pulang yaa... Kamu harus siap-siap buat besuk. Yang terpenting jaga kesehatan, tidur yang cukup, dan ma..kan.. ter...a...tur."

"Yah kok pulang, baru sebentar."

"Kamu harus istirahat Gar, lagian ibu kamu udah nungguin."

"Kok tau??"

"Tadi kan aku mampir ke rumah kamu, kamu nggak pamit kan kalo mau ketemu aku?"

"Hehe... Kelupaan, yaudah kita pulang. Lewat sana ya," ucap Ghara sambil menunjuk sebuah gang yang berada di pertigaan jalan. "Biar lewat rumah kamu."

"Okee." Balas Rinda mengiyakan.

~✨~


Malam terakhir Ghara di Bali. Berat rasanya meninggalkan orang-orang yang Ia sayangi. Namun ada hal yang harus Ia emban saat ini, mengharumkan nama Indonesia bersama timnas.

"Aku langsung pulang ya Rin." Ucap Ghara begitu sampai didepan rumah berpagar putih itu, yang tak lain ialah rumah Rinda.

"Gar..."

"Iyaa" jawab Ghara sambil menatap mata Rinda dalam.

"Malam ini, terakhir kita ketemu. Besuk aku nggak bisa temenin kamu ke bandara, maaf ya Ghara. Dan jangan lupa dicicil packing nya, inget disana kamu lama, nggak cuma sehari dua hari. Kamu jaga diri ya disana, dijaga kesehatannya, dijaga sholatnya, fokus sama cita-cita kamu,"

Ghara hanya terdiam dan menatap perempuan bermata teduh itu lebih dalam. Sesekali hanya anggukan kecil dan senyuman indah terulas di wajahnya.

"Ketika kita ketemu nanti, aku hanya mau denger kabar gembira dari kamu. Bawa nama baik Indonesia terus kejar cita-cita kamu."

"Pasti, thanks dear," ucap Ghara kemudian. "Udah-udah, jangan mellow-mellow gini dong... Kitakan masih bisa telfonan, video call."

"Iya deh iya... Semangat Ghara!!" Ucap Rinda dengan penuh semangat.

"Siap. Ohya Rin, aku pulang dulu ya. Salam buat mama papa kamu."

"Iya nanti aku salamin. Kamu hati-hati."

"Okee... Selamat istirahat. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam."

~✨~


"Senyum tulus mu, tutur lebutmu, serta kebaikan hatimu, mampu meneduhkan hati ini duhai bidadariku. Meski jarak kita akan terpisah, selalulah ada untuk ku dengan keteduhan-keteduhan yang engkau miliki yang hadir sebagai bunga tidurku."

-Sagara-

🍃

______________________________________

Kenapa sih Feby?? Gimana ya kelanjutan kisah cinta Ghara dan Rinda yang lgi LDR?

Penasaran?? Tunggu cerita selanjutnya yaa :) Ajo Iqbal menanti di episode selanjutnyo💜

Thanks for reading
Jangan lupa voment 🌟💬
Ditunggu kritik dan sarannya
Matur suksma❣

~ikawjaya~








Hijrah Cinta Taubat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang