5. Back to Bali

149 16 0
                                    


"Ingin ku lanjutkan namun ada hati yang berkata jangan."

•~✨~•

Yogyakarta

Setelah menghabiskan waktu satu pekan di Yogyakarta, Rinda dan keluarga memutuskan kembali ke Bali. Sebenarnya Rinda ingin tetap berada di kota ini, kota dimana ibunya dilahirkan dan kota inilah yang kembali mendekatkannya dengan Sang Maha Pencipta.

Perasaan ini muncul kembali, perasaan akan takut kehilangan dan takut akan mengecewakan. Ikatan yang telah ia jalani selama ini, bukanlah waktu yang singkat. Kenangan demi kenangan indah bersamanya selalu terukir di ingatannya, namun selalu ada bisikan untuk mengakhiri hubungan ini. Bisikan yang lembut yang selalu menggetarkan hatinya, bila ia larut kedalamnya akan selalu menitihkan air mata. Ia takut... takut akan murka Rabbnya. Hubungan yang ia jalani ini pada awalnya memang salah dan bermasalah, salah telah melanggar aturanNya dan bermasalah karena ia terlena akan hubungan ini.

Hingga pada sebuah titik dimana Rinda ingin benar-benar meluruskan hubungannya dengan Ghara. Terkadang ia malu dengan lisannya yang lebih banyak ia gunakan untuk menyebut kekasihnya daripada menyebut nama Rabbnya. Terkadang ia malu akan jilbab panjangnya namun didalam dirinya tak taat kepadaNya.

Diperjalanan pulangnya ini, Rinda banyak bermuhasabah diri. "Back to Bali, back to Allah" sebuah kalimat tertulis di halaman terakhir buku diary milik Rinda. Kalimat yang ia tulis dengan kesungguhan hati sebelum tidur lelapnya di kursi penumpang pesawat malam ini. Ia berharap hari esok akan mengantarkannya pada hari yang lebih indah.

•~✨~•

Bali

Bersama angin pagi dihari Ahad ini, dilangkahkan kakinya menuju mobil taxi di bandara. Meski dengan langkah berat namun perasaannya lebih tenang saat ini.

Perjalanan pulang...

Sesampainya di rumah, Rinda membersihkan badan kemudian sholat. Sepekan ia tak berada di kamarnya dan melaksanakan sholat disini berasa ada yang berbeda, bukan karena tempatnya namun lebih kepada perasaan hati Rinda. Perasaan hati yang lebih tenang dan khusu' dalam menjalankan ibadah.

Tak terasa sudah satu jam ia berada diatas sajadah dan merenungi tentang perasaannya. Tiba-tiba mata Rinda menjadi berat dan ia tertidur.

Cahaya matahari dari celah jendela kamar membangunkannya.

"Ya Allah udah pukul 07.00" ucap Rinda kaget ketika bangun dari tidurnya dan melihat jam dinding. Sambil mengusap-usap mata karena masih mengantuk dan kelelahan, ia langkahkan kaki menuju washtafel untuk cuci muka.

Tiba-tiba pintu kamar Rinda diketuk dan terdengar suara ibu Rinda.

"Rin, Rinda... Ini dicariin"

"Iya ma sebentar"

"Siapa yang nyari ma?" Tanya Rinda sambil membukakan pintu.

"Ghara Rin, cepet kamu temuin. Katanya kamu di wa dan telfon nggak ada balasan"

Rinda baru teringat kalau sejak kemarin handphone nya memang ia non aktifkan karena ingin benar-benar menenangkan diri. Begitupula saat ini Rinda belum mau menemui Ghara lagi, ia takut bila bertemu akan merubah keputusannya kembali.

"Heh kok malah ngalamun, gih sana temuin Ghara... Padahal baru sehari nggak ketemu udah rindu aja Ghara kayanya ke kamu" ucap ibu Rinda sambil tertawa.

Ibu Rinda memang sangat mendukung hubungan anaknya dengan salah satu punggawa Timnas itu. Ia menyukai Ghara karena sifat Ghara yang baik, sopan, dan dewasa. Walau usiannya dibawah Rinda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah Cinta Taubat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang