hay..cerita baru lagi..
happy reading. semoga suka..
jangan lupa votmen nya ;)
Suara itu terus bersandar ditelingaku. Merengkuh pasti tak bisaku hindari. Kian kulupakan kian menerjang hebat tak terpisahkan. Gelak tawanya, riang pesonanya tak menyurutkan keheningan ini yang terlalu lama hinggap.
"hhuufff....."helaan panjang yang terdengar pilu menemani serupan kopi paitku.
Dulu yang tak pernahku sentuh. Semua berubah langkah ketika dia pergi. Lana, dia meninggalkan kudalam cinta yang masih begitu menggebu. Lebih memilih orang lain untuk mendampinginya, menemaninya. Merengkuh sejuta sesalku, mengapa tak sabarnya dirimu menungguku, Lana. Begitu banyak pertanyaan yang tak mampu kutemukan jawabannya. Getaran hatiku yang begitu haus akan belaianmu, Lana. Menambah sesak dada dengan sejuta kesal dan benciku. Bertaruh dengan cinta yang masih besar terpendam dalam relung rindu ini.
Ku ingat dengan penuh sesak didada ini. Menepis pilu pun ku tak mampu. Semua sudah terlambat atau semua baru permulaan???
Takku hiraukan rasa kelu dingin yang merasuk didinding kalbu, hujan tak pernah reda dari tadi pagi, dan turut membasahi rasa sakit ini.
Malam kian beranjak dalam bekunya. Kelam seperti hatiku saat ini, tak berteman, tak berkawan, alangkah kaku rasa diri dalam membongkar pembiasaan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Hingga tak kusadari mata terpejam lelap dalam kesunyianku.
Matahari telah lama melupakan embunnya, "haaahhhh.... Kenapa bangun terlambat lagi".keluhku, kulihat jam sudah menaikkan egonya, jam 7 pagi.
Buru-buru kekamar mandi, menyiapkan semua seperti biasa, tapi ada yang hilang. Langkahku terhenti sejenak. Sejak kapanku memulai pagi dengan terburu-buru seperti ini? Pikirku. Kenapa semua berubah ritme tak menentu? Tapi sudahlah, kaki ini harus terus berlari mengejar waktu yang tersisa.
Sesampai dikantor dengan separuh nafas yang tersengal, kuhempaskan badanku dikursi kerjaku, hari ini jam 09.00 wib ada rapat yang mengharuskan kukosentrasi, penentuan nasib perusahaanku. Pertemuan dengan para pemegang saham diperusahaan, harusku hargai semua kebijakan, walau 60% saham ada ditanganku, tapi tanpa kolegaku semua tidak akan berjalan semesti nya hingga detik ini. Dan hari ini keputusan yang harus diambil, perusahaan dalam masa sulit, kenapa harus sama dengan sesulit hatiku saat ini.
Pertemuan ini menguras emosi dan tenagaku, hingga rasa dingin AC tak kurasakan, rasa lelah, bergolak amarah yang berpadukian menamcapkan ego. Semua menyudutkan kehancuran perusahaan yang kian limbung padaku. Haruskahku berlari dari semua ini? Terperosok tak menentu dengan segenggam nafas yang tersenggal.
Ruang kubisu, kesepakatan yang tak memihakku, dalam semester ini, jika perusahaan tidak menunjukkan kemajuannya, semua sahamku akan diambil alih. Sebagai pemimpin perusahaan ini justru membuatku merasa teraniaya dengan keputusan para pemegang saham lainnya.
"hhhaaaahhhh,....."helaan nafas itu terasa pahit untukku dengungkan.
Terdengar suara ketukan pintu dan kulihat lucky menyembulkan kepalanya dari balik pintu
"ehh... lu, gue kira siapa" tukasku, lucky adalah sahabatku, dia adalah seorang fotografer handal yang ada dikotaku, bukan hanya dikotaku, bisa dikatakan yang ada di negaraku. Kami bersahabat sudah sejak masa sekolah dulu.
"ngapain lo kesini?"tanyaku menyelidik
"Erick..apa gue gak boleh nemuin sohib gue sendiri?"jawabnya
"boleh lah"tegasku
"Rick, gue minta tolong banget sama lo, lo harus bantu gue"desaknya
"hahaha..., tumben lo minta tolong, biasanya lo gak perlu pertolongan, bukannya lo orang yang paling mandiri?" canda ku pada lucky

YOU ARE READING
You and I
FanfictionSuara itu terus bersandar ditelingaku. Merengkuh pasti tak bisaku hindari. Kian kulupakan kian menerjang hebat tak terpisahkan. Gelak tawanya, riang pesonanya tak menyurutkan keheningan ini yang terlalu lama hinggap.