Aku dan lucky kembali keaktifitas semula, sesampai diJakarta. Seolah ada yang hilang, ini adalah permulaan hariku setelah kerja samaku dengan lucky berakhir.
Kuputuskan untuk tinggal kembali dirumah, setelah sekian lama rumah ku kosongkan, atas usul lucky aku mencari pembantu yang akan mengurus segala keperluan rumah.
Aku melihat beberapa majalah terbitan bulan ini, terlihat disana ada foto diriku dan mischa. Dan ada juga majalah amazing dari luar, kiriman dari Naula.
Ku buka tasku untuk membereskan barang bawaanku, seminggu pergi cukup terasa lama meninggalkan pekerjaanku di kantor. Apa yang aku lihat. Ada tumpukan rapi beberapa dasi yang sudah terjalin didalam trafelbag ku.
"hhmmm....Mischa....."gumamku dalam hati. Aku tersenyumm melihatnya, kususun rapi didalam lemariku.
Seharusnya dia sudah mengabariku, apakah dia sudah sampai atau belum.
ku lihat kartu nama yang diberikannya padaku. Ku coba untuk menghubungi nomor poselnya. Telepon keluar negeri pasti mahal, tapi ya sudah lah, aku ingin tau apa dia akan mengangkat teleponku atau tidak.
Berulang kali ku hubungi tapi tetap belum ada jawaban, masih diluar jangkauan. Mungkin masih dalam perjalanan.
Malam ini masih sama seperti malam sebelumnya, terasa sunyi. Aku menghabiskan waktu di taman belakang, memandang kearah kolam renang yang riaknya sunyi, seperti sunyinya hatiku. Menghirup beberapa batang rokok dan serupan kopi yang setia menemani malam ini. Sudah berulang kali bik Inah menyuruhku untuk makan malam, namun tetapku tunda.
Tak berapa lama ponselku berdering. Ada sms masuk yang membuat jantungku berdegup kencang. Kubuka. Lalu semua menjadi seperti kembali kemasa itu. Kuhubungi nomor itu. Walau ragu.
"Lana..." Lana menghubungiku setelah sekian lama ku tunggu kabar nya.
"heii.."jawab diseberang sana
"heiii...apakabar?"tanyaku
"mmm...baik. Kamu sudah pulang?"ada sedikit getar terdengar dalam suaranya
"ya..mmm...aku dirumah."lanjutku, dan salah tingkah.aku melihat kesekelilingku. Tapi tidak akan juga ada yang melihatku.
"oo ya...syukurlah. Gak baik juga kan tinggal di apartemen."
"ya..lucky menyarankan untuk tinggal dirumah. Dan sudah ada yang ngurus. "
"mmm...ya,.aku tadi ketemu lucky.lucky sudah banyak cerita. Bagaimana keadaan kamu?"pertanyaan itu cukup aneh ditelingaku.
Bahasa yang dia gunakan seperti bukan Lana yang dulu. Sangat berbeda, dingin dan entah lah.
"ya...semua baik-baik aja. Kamu?"
"ya..mmm.. aku baik-baik aja."jawabnya
"syukurlah."
"kamu dimana?lanjutku
"aku didepan rumah kamu"jawabannya membuat aku berdiri kaget dan berlari menuju halaman rumahku.
Ku lihat dia memarkirkan mobilnya didepan pintu pagar rumahku. Aku mendekatinya. Dan kulihat dia disana.kubuka pagar itu, seperti ku buka hatiku selalu untuknya.
Dia melihatku lama. Kecanggungan itu pun menyertaiku. Sekian lama aku tidak melihatnya.
Tapi tiba-tiba dia menghamburkan tubuhnya, memelukku dengan erat. Menangis dalam kesenduan malam ini.
"Lana..."ku lihat wajahnya sembab menahan tangis. Ku bawa dia masuk kedalam.
---
Ku berikan coklat panas untuk menenangkannya. Dia terlihat letih dan gelisah.

YOU ARE READING
You and I
FanfictionSuara itu terus bersandar ditelingaku. Merengkuh pasti tak bisaku hindari. Kian kulupakan kian menerjang hebat tak terpisahkan. Gelak tawanya, riang pesonanya tak menyurutkan keheningan ini yang terlalu lama hinggap.