But, I still want you...
🎠🎠🎠
Jungkook, 17 tahun.
Jungkook tumbuh menjadi remaja seperti pada umumnya. Dia tampan, kuat, dan berkharisma. Pacarnya banyak, baik perempuan maupun lelaki. Dunia malam adalah temannya, balapan liar, minuman keras, jalang, hampir setiap hari dia menemuinya.
Dia sudah tidak lagi mendengarkan musik klasik. Kotak musik pemberian kakeknya, sudah lama ia kubur dalam gudang. Boneka yang hanya menari seorang diri hanya mengingatkannya pada diri sendiri. Jungkook benci sendirian.
Pria berjubah hitam tidak pernah lagi muncul di depannya, dia akan benar-benar menonjoknya apabila pria itu muncul lagi di depannya.
Tapi Jungkook selalu membawa kunci itu kemana-mana, dia menjadikan kunci itu sebagai sebuah bandul pada kalung yang selalu melekat pada lehernya bagai sebuah jimat.
Jungkook selalu berusaha membuka setiap pintu yang ditemuinya.
🎠
Jungkook, 19 tahun.
Jungkook mulai menyukai hidupnya yang sekarang. Hidup penuh kebebasan, orang-orang di sekitarnya menyukainya, mereka memujanya. Dia selalu mendapatkan apa yang diinginkannya.
Malam itu, Jungkook sedang sendirian setelah dia menikmati malamnya dengan teman-temannya. Melamun di pinggir sungai, diterpa angin semilir.
“Sudah menemukan pintunya, Jungkook?” tanya sebuah suara.
Jungkook menoleh dengan cepat ke arah sumber suara.
Pria berjubah hitam muncul kembali di hadapannya, jubahnya berkibar-kibar tertiup angin. Wajahnya sama sekali tidak berubah dari saat pertama kali Jungkook melihat pria itu.
“Sudah saatnya, ikuti suara Fur de Elise, Jungkook.”
Jungkook terperanjat, tidak ada waktu baginya untuk meninju si pria berjubah hitam. Tidak ada waktu baginya untuk berpikir. Musik Fur de Elise menggema di sekelilingnya.
Jungkook terus berjalan, mengikuti musik itu. Dia melewati pantai, lalu padang pasir. Dia melewati padang berangin, lalu desa terbengkalai yang hangus akibat kebakaran. Musik itu berhenti di sebuah bangunan tua. Sebuah toko yang tertutup rapat. Cat pada pintunya sudah mengelupas termakan masa.
Magic Shop, papan nama di atas pintu itu berpendar malu-malu.
Jungkook ragu-ragu saat mengeluarkan kuncinya dan memasukkannya ke dalam lubang kunci. Dia memutarnya perlahan.
KLIK
Pintu itu terbuka. Satu-satunya pintu yang bisa dibukanya dengan kunci yang selalu dibawanya ke mana-mana.
Jungkook memasuki toko itu, langkah kakinya berat namun mantap. Terdengar bunyi lonceng saat dia pertama kali menggeser pintunya.
BLAMM
Dan pintu itu menutup tanpa pernah bisa dibuka kembali. Jungkook tahu, tapi dia tidak peduli.
Ucapan selamat datang menggema dari seluruh penjuru toko. Mata Jungkook menyapu ruangan itu, ruangan yang seluas permukaan bumi. Ini mungkin dunia lain, pikirnya.
“Apa yang Anda cari tuan?” sebuah suara menyapanya.
Begitu dia berbalik mengikuti arah sumber suara tersebut, seorang butler dengan tubuh gempal tapi tidak setinggi dirinya tersenyum manis ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC SHOP [KOOKV]
FantasyPutar kuncinya, maka ketika Fur de Elise itu mengalun, mereka akan berciuman. Tapi, suatu hari, Jungkook kehilangan kuncinya dan Fur de Elise-nya menjadi sumbang. Tidak ada boneka. Tidak ada ciuman.