what

30.5K 3.2K 121
                                    

Are we wrong? Are we right?
We jump first and then decide
It's hard to explain it. Heavy hearts weigh us down.

"Aku punya seorang pacar yang tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku punya seorang pacar yang tampan. Bukan. Tepatnya, luar biasa tampan."

Setiap kali aku melontarkan kalimat ini, aku merasa perlu mempertanggung jawabkannya—karena tampaknya sedikit sekali yang mau percaya.

Aku selalu memperjelas ucapanku dengan raut paling meyakinkan "Dia benar-benar pacarku. Namanya Kim Seokjin, umurnya 26, jurusan seni peran. Perawakannya tinggi dan ia sama tampannya dengan aktor drama romantis kesukaanmu!" Ujarku seraya memamerkan foto Kim Seokjin.

"Lantas bagaimana bisa ia naksir padamu?"

Aku selalu punya skenario yang kuulang berkali-kali, aku hafal deret kalimat ini di luar kepalaku, "Karena ia tampan dan penampilan fisik sudah biasa baginya. Jadi dia memilihku, karena hanya akulah yang sungguh-sungguh mencintai dia."

"Apa benar sungguh-sungguh?" Sahut salah satu dari mereka, skeptis.

Aku tertegun, tak begitu suka mendengarnya. "Seokjin bilang begitu!"

Aku selalu punya skenario yang kuulang berkali-kali.

Aku hafal deret kalimat tersebut di luar kepalaku.

Tapi kami sama-sama tahu, skenario hanyalah skenario. Mereka tidak selalu sama dengan kenyataannya.

 Mereka tidak selalu sama dengan kenyataannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Die Trying | Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang