Senin pagi, seorang gadis berjalan memasuki pelataran sekolah. Ia memegang payung di tangan kanannya. Suasana di sekitarnya nampak dingin dan sepi, maklum hujan baru saja reda dan ini masih sangat pagi untuk seorang siswa berangkat ke sekolah. Yah, kecuali jika memang ada yang benar-benar penting untuk dilakukan. Baru pukul setengah enam dan gadis itu sudah berada di salah satu kelas yang merupakan kelasnya. Ia duduk di bangku paling belakang, ia terlihat sibuk mengeringkan roknya yang sedikit basah.
Namanya Tryshana Maurelia Primrose. Akrab dikenal dengan panggilan Shana. Gadis yang selalu menduduki peringkat satu paralel sejak kelas sepuluh. Ia menjadi terkenal karena dianggap jenius dan ber IQ tinggi. Ia bukan tipe gadis introvert, justru lebih bersahabat dan ceria. Walau pintar dalam pelajaran, ia tak peduli pada otaknya yang jenius itu ketika bergaul. Ia sebisa mungkin membuat teman-temannya nyaman berada di dekatnya.
Ia terbiasa berangkat sepagi ini karena rasa paranoidnya ketika sendirian di rumah. Ia juga memiliki insomnia yang lumayan membuatnya kesulitan tidur. Orang tuanya sangat sibuk dan hanya pulang pada saat-saat tertentu saja.
Shana mengeluarkan beberapa buku pelajaran dari tasnya. Ia juga tak lupa menaruhnya dengan rapi di loker mejanya. Setelahnya ia berjalan keluar kelas, membawa beberapa tissue yang telah basah dan kotor akibat kegiatan membersihkan roknya tadi.
Ia menuju tempat sampah kemudian mendekat pada wastafel untuk mencuci tangan. Matanya melihat sekeliling, masih dingin dan berkabut. Pandangan Shana berhenti pada seseorang yang berdiri di koridor gedung kelas sepuluh. Seseorang itu berada di lantai dua dan memandang ke bawah. Shana mengikut arah pandang laki-laki itu dan sesuatu pasti telah terjadi. Ini hal buruk.
***
Shana mempertajam penglihatannya. Sesuatu yang besar sepertinya tergeletak di tanah yang tertutup beberapa jenis tanaman yang menghiasi taman depan kelas. Shana kembali mendongak ke atas mencari seseorang yang berdiri di koridor itu. Nihil. Orang itu telah pergi entah kapan dan ke mana. Shana bahkan tak melihat pergerakannya.
Shana cukup curiga untuk mengecek apa yang sebenarnya tergeletak di sana. Ia berlari memotong jalur di lapangan basket. Setelah cukup dekat, Shana menyadarinya. Dia adalah manusia. Atau mungkin sekarang lebih tepatnya adalah mayat.
Shana cukup kaget dengan kenyataan bahwa ia menemukan mayat. Ia segera bertindak. Shana mengambil handphonenya yang sedari tadi ada di saku seragamnya. Ia memencet beberapa digit angka dan segera membuat sambungan telepon dengan nomor tersebut.
"Ayah, ada mayat di sekolah Prim. Ayah kesini sekarang ya." Shana berbicara dengan sesorang yang ia panggil Ayah.
"Ayah kesitu sekarang. Kamu hati-hati ya sayang."
Sambungan telepon terputus. Shana memasukkan handphonenya ke dalam saku. Ia berjalan kembali ke kelasnya. Sesekali, ia menoleh ke belakang. Shana ingin mendekat dan melihat lebih jelas wajah mayat itu, namun ia urungkan niatnya mengingat sang pembunuh bisa saja mengawasinya dan mungkin orang di koridor tadi lah pelakunya.
Beberapa menit setelah Shana kembali ke kelasnya, sirine mobil polisi dan ambulans silih berganti mengisi atmosfer udara di sekitar sekolahnya. Beberapa siswa juga mulai berdatangan ke sekolah. Mereka yang tak tahu apa yang telah terjadi hanya menunjukkan ekspresi wajah terkejut, bingung, penasaran, dan takut.
Shana tahu ayahnya akan mengungkap semuanya secara jelas. Itulah tugas ayahnya. Shana juga percaya keadaan akan aman setelah kejadian ini berlalu.
***
Cheng Xiao as Tryshana Maurelia Primrose***
Hai hai! Yang udah baca part 1 jangan berhenti dong ini belum ada apa apanya karena ini baru pengenalan tokoh😄 lanjut terus bacanya, karena gregetnya ada di part setelah setelahnya, hehe. Saran, Kritik, Vote 🌟 Comments 💬 aku tunggu ya.
Cheers ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BOOK 1 MISSION SERIES: MISSION IN CASE (Pindah ke Innovel)
Mystery / Thriller[Sebelum baca, follow akunku dulu yah!] #1 dalam Mystery/Thriller [22 Januari 2019], #1 dalam Remaja [14 Januari 2019], #1 dalam Misteri [14 Januari 2019], #2 dalam Pembunuhan [2 Januari 2019] Kehidupan di SMA Argosaka yang semula tenang berubah men...