Enam

83 7 2
                                    

"Aaa--Itu--"

"Kenapa kau selalu gagap bicara sejak tadi? santai saja, kami tidak akan melukaimu, kami bahkan menyayangimu," ucap Jin.

Rasya meleleh.

"Aish, Hyung bisakah kau diam sebentar," ucap Namjoon.

"Baiklah, worldwide handsome mempersilahkan sang putri berbicara."

"Hyung, kau membuatnya selalu tersipu. Itu sebabnya ia selalu gugup." Kali ini Jungkook yang angkat bicara.

"Ah baiklah. Ayo lanjutkan."

"A-aku hanya ingin berdiri di tempat aku berdiri saat menonton kalian tadi. Aku sungguh tidak ada niatan untuk macam-macam kok, aku benar-benar hanya ingin berdiri disana," ucap Rasya. Otaknya mendadak tidak berfungsi jadi ia tidak bisa menjelaskan dengan benar.

"Kau sendiri? atau bersama kekasihmu?" tanya Suga.

"A-aku dengan teman baikku," jawab Rasya.

"Ah, baguslah," ucap Suga.

"Kenapa hyung?" tanya Jungkook.

"Aku sudah pernah bilang kan untuk Army agar tetap mengosongkan jari manisnya karna aku yang akan mengisinya nanti," ucap Suga.

"Ah, hyung semakin banyak bicara ya kalau sudah ada hubungannya dengan Army," ucap Taehyung lalu semua tertawa.

Hati Rasya menghangat saat melihat bangtan tertawa lepas bahkan di depan matanya. Bahkan kalau ini mimpi, Rasya tidak ingin ia segera bangun. Suga terlihat sangat manis dengan penggemarnya, tidak sedingin yang selalu ia lihat di video twitter atau instagram.

Suga sangat manis.

"Lalu kenapa kau bisa bertemu dengan Taehyung dan Jimin?" tanya Namjoon.

"Itu aku yang menabraknya, makanya aku membawanya kesini. Apa benar tidak ada yang teluka?" tanya Jimin. Rasya hanya menggeleng.

"Kau irit bicara seperti Suga hyung," ucap Jungkook dengan sedikit tawanya.

"Kalau sama bukankah kita jodoh?" ucap Suga.

"Woah-woah, Hyung kau membuatnya tersipu lagi," ucap Jimin.

"Ah! aku tiba-tiba saja ingat sesuatu. Bukankah kamu yang menjatuhkan lightstickmu ke atas panggung ya?" tanya Taehyung.

Mendadak Rasya menjadi panik. "Ah soal itu aku bisa jelaskan, seorang Army disebelahku mendorongku kesamping saat kau berjalan mendekat kearah kami. Lalu Lightstick milikku terjatuh ke atas panggung dan hampir saja aku tidak terjatuh. Kalau tidak aku pasti sudah terinjak-injak."

"Lain kali kamu harus mengawasi dirimu sendiri yah? jangan sampai terluka," ucap J-hope.

Rasya mengangguk. "Nee."

"Karna lima menit lagi kita harus pergi, biarkan Jimin bernyanyi untukmu,"  ucap J-hope.

"Kenapa aku?" tanya Jimin.

"Karna kau sudah membuatnya terluka tadi karna jatuh. Aku dan yang lain duduk di samping--ah siapa namamu?" tanya J-hope.

"Ra--Rasya Caroline."

"Ya, karna kau sudah menabrak Rasya. Biar Jin Hyung yang bermain gitar."

"Kau bahkan menyuruh Hyungmu," ucap Jin.

"Ayo cepat-cepat! kita tidak boleh membuat Rasya sedih," ucap Taehyung yang langsung duduk di samping Rasya.

Rasya terdiam membeku. Taehyung menggenggam tangan kanan Rasya. Suga menggenggam tangan Kiri Rasya. Jungkook duduk di pangkuan Taehyung, sedangkan J-hope, Namjoon dan Jimin duduk di belakang pundak sofa.

amugeotdo saenggakhaji ma
neon amu maldo kkeonaejido ma
geunyang naege useojwo

Rasya menatap bangtan satu persatu. Bahkan saat mendengar Jimin mulai bernyanyi, air matanya sudah ingin mengalir.

nan ajikdo mitgijiga anha
i modeun ge da kkumin geot gata
sarajiryeo hajima

Rasya benar tidak menyangka. Bahkan otaknya masih berpikir keras apakah ini nyata atau tidak. Bagaimana dia bisa masuk kesini? apa dia sudah menjadi Army yang baik untuk bangtan?

Is it true? Is it true?
You You
neomu areumdawo duryeowo
Untrue Untrue
You You You

Lalu Bangtan bangkit dari duduknya dan menari di depan Rasya. Rasya menutup mulutnya yang terbuka lebar. Bahkan Rasya tidak menyesal membeli tiket VIP hari ini karna dia juga dapat melihat Bangtan menari di depannya secara live.

gyeote meomulleojullae
naege yaksokhaejullae
son daemyeon naragalkka buseojilkka
geobna geobna geobna

siganeul meomchullae
i sungani jinamyeon
eobseotdeon iri doelkka
neol irheulkka
geobna geobna geobna

Butterfly, like a Butterfly
machi Butterfly, bu butterfly cheoreom
Butterfly, like a butterfly
machi Butterfly, bu butterfly cheoreom

Karna lagu sudah habis, Rasya menghapus air matanya yang mengalir begitu saja. Ia segera menepuk tangannya, karna memang Bangtan sangat hebat soal hatinya.

"Jangan menangis," ucap Jimin seraya mengelus pundak Rasya.

"Aku tidak tau ini mimpi atau bukan. Kalau ini mimpi aku harap aku tidak akan bangun dengan cepat," ucap Rasya.

Suga tersenyum. "Kemarilah."

"Nde?"

"Kemari." Suga menarik tangan Rasya lalu memeluk Rasya.

"Aigoooo, aku juga mau." Lalu semuanya memeluk Rasya. Rasya sedikit tertawa karna tingkah lucu Jin dan J-hope.

"Baiklah, kami akan menandatangani baju mu. Tapi baju yang kamu pakai warnanya putih, tidak apa-apa?" tanya Namjoon.

Rasya mengangguk cepat. "Gwaenchana."

Dengan cepat Jungkook mengambil spidol permanen dan manandatangani baju Rasya dibagian pundak lalu diikuti yang lain.

"Kamsahamnida. Terimakasih banyak." Rasya kembali menangis.

"Jangan menangis. Kami akan mengingatmu. Terimakasih sudah mendukung kami, karna tanpa kamu dan Army kita tidak akan menjadi siapa-siapa. Kami, Bangtan, sangat mencintai Army," ucap Namjoon.

"Istirahat lah dan pulang dengan hati-hati," ucap Taehyung dengan senyumnya.

"Nee." Rasya mengangguk mantap.

"Teman mu itu laki-laki atau perempuan?" tanya Jin.

"Laki-laki." Jawab Rasya.

"Baguslah, dia bisa menjagamu. Kalau dia tidak bisa menjagamu, dia berurusan dengan kami," ucap Jin.

"Terutama denganku," ucap Taehyung.

"Hyung, berhentilah bicara, dia ingin segera pulang," ucap Jungkook.

"Hati-hati dijalan!!" ucap Bangtan.

Rasya mengangguk mantap. "Terima kasih banyak, kalian juga harus  menjaga kesehatan kalian yah. Kalian sudah bekerja keras dengan baik. Sampai jumpa dilain waktu!"

"Baiklah!"

Itu teriakan Bangtan yang hari ini ia dengar. Benar-benar nyata untuknya. Rasya jatuh terduduk seraya menyentuh dadanya. Jantungnya benar-benar berolahraga hari ini. Rasya kembali bangkit lalu berjalan dengan lemas keluar arena konser.

Tentu pulang bersama Tara.

*

21 June 2018


My Bias Is My BoyfriendWhere stories live. Discover now