Tujuh

130 9 6
                                    

Rasya berjalan dengan lemas menghampiri Tara. Tara yang melihat Rasya langsung sigap menghampiri Rasya.

"Lo kemana aja sih gue cariin lo kemana-mana, lo malah nyuruh satpam buat gue nunggu disini," ucap Tara yang membantu Rasya untuk duduk di kursi dekat pintu masuk konser.

"Minum-minum, gue butuh minum," ucap Rasya. Tara segera mengambil botol minum Rasya di tasnya lalu memberinya ke Rasya yang nampak seperti berlari dari Jakarta ke Bandung.

"Lo kenapa sih? kenapa gak ngabarin?" tanya Tara.

"Tadi abis ketemu BTS. Gila gak sih?!!" Rasya histeris.

Afkar membulatkan matanya dan langsung menutup mulut Rasya.

"Ssstt lo bisa di serbu fans nya tau gak kalo ngomong sembarangan," ucap Tara seraya melepas tangannya yang baru saja menutup mulut Rasya.

"Ih tangan lo asin," ucap Rasya.

"Kok bisa ketemu?" tanya Tara yang ikut penasaran.

"Udah sekarang kita pulang dulu baru gue ceritain di rumah oke?" Rasya berlalu pergi meninggalkan Tara.

"Yeh, yang ditungguin suka gak tau diri, malah pergi." Tara segera menyusul Rasya dan segera menuju kerumah Rasya.

*

Afkar menatap adiknya dengan tatapan aneh. Wajah adik kesayangannya hari ini nampak sangat berseri. Semalam saat pulang konser, Rasya menyuruh Tara untuk segera pulang karna dia sangat lelah.

Dan hari ini, Rasya meminta Tara agar menjemputnya dan Rasya juga berjanji akan menceritakan saat ia bertemu BTS. Karna Tara sudah berteman baik dengan Rasya, Rasya mempercayakan soal ini kepada Tara.

Karna Rasya tau kalau Tara bukan tipe lelaki yang senang bergosip.

"Lo kenapa sih?" tanya Afkar.

"Gak apa-apa kok," ucap Rasya seraya melahap roti selai yang sudah Ibundanya buatkan untuknya.

"Ya kan semalem adik kamu abis nonton konser. Abis ketemu idolanya dia," ucap Ibundanya.

"Ya, ketemu sih ketemu, tapi kan jarak pandang masih jauh," ucap Afkar.

"Dia dikasih tiket VIP loh sama Tara. Jadi dia bisa liat secara dekat idolanya sendiri," ucap Ibunda Rasya.

Rasya mengangguk bangga lalu ia segera menjulurkan lidahnya kearah Afkar.

"Baik banget ya, Tara, gue sih gak mau punya temen kaya lo," ucap Afkar. Hanya bercanda.

"Bunda, Abangnya tuh." Rasya mengadu.

Ibundanya hanya menggelengkan kepala. "Afkar, potong uang jajan nih."

Afkar membulatkan matanya. "Yah, iya-iya jangan dong, Bunda."

Tiba-tiba saja Ayah Rasya datang. "Selamat pagi."

"Pagi, Ayah." Sahut Rasya dan juga Afkar.

"Rasya, Ayah ada kabar baik untuk kamu," ucap Ayah Rasya.

Rasya berhenti mengunyah roti. "Apa, Yah?"

"Besok kita berangkat ke Korea."

Rasya terdiam. Afkar membulatkan matanya. Sedangkan Ibundanya yang sudah mengetahui ini hanya tersenyum menatap anaknya.

"Benarkah?" tanya Rasya memastikan.

"Ayah tidak pernah berbohong."

"Yeay!!" Rasya berhambur memeluk Ayahnya dengan erat.

"Afkar gak diajak?" tanya Afkar.

"Kita semua berangkat kok," ucap Ibunda Rasya.

"Asik ketemu Noona-Noona," ucap Afkar. "Loh tapi Rasya kan sekolah." Lanjutnya.

"Noona mulu demennya. Iya juga ya kan Rasya sekolah. Udah kelas 12 juga dua minggu kedepan Rasya udah ulangan," ucap Rasya.

"Ayah udah minta izin ke sekolah kamu buat ambil libur seminggu kedepan dan minta pelajaran tambahan pas kamu gak masuk. Jadi siap-siap aja banyak catatan dari sekolah," ucap Ayahnya.

"Ah gak apa-apa yang penting Rasya bisa berangkat ke Korea! Akhirnya Rasya liburan!"

Ibunda Rasya tersenyum. Ia senang sekali melihat anak-anaknya memasang wajah gembira.

"Assalamualaikum, Rasya!"

Ibunda Rasya menoleh lalu tersenyum. "Eh, nak Tara sudah sampai. Rasya baru aja selesai sarapan tuh."

"Jamkkanman." Rasya mengambil dua roti lalu tangan kirinya yang kosong ia pakai untuk mengambil sepatu. "Rasya berangkat ya Bunda, Ayah!"

Tara mengucap salam seraya mencium tangan kedua orang tua Rasya. "Duluan ya, Bang."

Afkar mengangguk. "Hati-hati bawa mobilnya bro."

"Siap, Tara jalan dulu ya Tante, Om."

"Iya, Nak."

Tara berjalan keluar lalu menatap Rasya yang nampak kesulitan membuka pintu mobil karena tangannya yang penuh dengan barang bawaan sekolahnya.

"Bantuin dong buruan," ucap Rasya.

Tara mendengus. "Iya, putri." Lalu Tara membukakan pintu mobil agar Rasya segera masuk.

Setelah memastikan Rasya sudah duduk dengan benar, Tara segera masuk kedalam mobil lalu melaju dengan kecepatan lambat karna waktu juga masih sangat pagi.

Rasya sibuk mengunyah roti yang sudah penuh dalam mulutnya. Kedua tangannya sibuk memasang sepatu yang belum sempat ia pakai.

Tiba-tiba saja matanya membulat menyadari sesuatu yang tertinggal. "Hp gue ada di meja makan!"

Tara menggelengkan kepalanya. "Yaudah tenang aja nanti gue suruh supir gue anterin."

"Eh gak usah gak apa-apa kok," ucap Rasya kembali mengunyah roti selainya

"Gak apa-apa lo kan suka streaming pacar khayalan lo itu," ucap Tara.

Rasya cemberut. "Liat aja ni nanti gue nikah sama Bang Agus."

"Bang Agus tukang somay sekolah?" Tara meledek.

"Ih bukan!!"  Rasya berteriak. Tara menutup telinganya lalu kembali menyetir.

"Udah gila ya? jangan teriak-teriak di mobil, sakit telinga gue."

"Kemarin itu Suga bilang kalo gue gak boleh isi jari manis gue pake cincin dari orang lain," ucap Rasya.

"Haha, ayolah Sya. Semua orang tau kalo mereka lakuin itu sama dengan omong kosong," ucap Tara.

"Tapi gimana kalo gue percaya sama hal itu?" tanya Rasya.

"Lo bisa dapet yang lebih baik dari mereka, Rasya."

Rasya menggeleng. Entah kenapa ia sangat percaya dengan perasaannya.

"Lo bahkan belum cerita kenapa bisa ketemu mereka kemarin. Lo gak tau betapa khawatirnya gue pas lo ilang." Tara membelokkan stir mobilnya ke arah kiri lalu masuk ke parkiran mobil di samping sekolah.

"Gue percaya Tuhan itu adil. Emang sih kalo misalnya gue ngayal bakal nikah sama Taehyung, orang juga bakal bilang kalo gue mimpinya ketinggian. Tapi selagi gue percaya, gue bakal coba. Sampe kalo misalnya Taehyung nemuin jodohnya yang ternyata bukan gue, gue berhenti." Rasya menatap Tara.

Tara terdiam. Lalu beberapa menit setelahnya ia menghembuskan nafas lelah. "Gak usah sedih kalo misalnya lo patah hati. Ada gue."

Tara turun dari mobil lalu berjalan lebih dulu. Rasya terdiam, masih mencerna kata-kata yang Tara katakan. Sadar Tara sudah berjalan jauh di depannya, Rasya segera mengejar Tara.

"Yaa! tunggu aku!"

*

21 Juni 2018

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 25, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Bias Is My BoyfriendWhere stories live. Discover now