CHAPTER 1; MAAF PA

33 1 0
                                    

Kata papa orang baik akan lebih cepat diambil Tuhan karena takut jika dia akan berbuat hal yang kotor maka itu akan menodai riwayat hidupnya untuk masuk ke surga dan dari situ pula aku mencoba untuk menjadi yang terbaik walaupun terkadang aku sedikit memiliki sifat setan yang tak ubah dari diriku

Namaku Anggia Putri, keluargaku memanggilku Putri. Kalian tau aku berasal dari keluarga seperti apa? Jangankan kalian, aku saja tidak mengerti. Aku kelahiran Medan pada tanggal 28 Januari 2004. Kata mereka sih hidupku enak dan tenang, tapi mereka tidak tau disetiap harinya aku selalu menjerit pedih kepada Tuhan karena mempunyai keluarga yang tak layak menghidupiku

Kedua orang tuaku bercerai disaat aku berumur 6 tahun dan disaat perceraian itulah mamaku kembali ke Medan. Oh iya, maaf jika aku lupa. Dulunya aku kecil di Jakarta hingga kelas 2 SD dan aku pindah lagi ke Medan. Papa tak bisa menjagaku sendiri jadi dia meminta bantuan kepada keluarganya yang lain untuk merawatku.

Pada saat aku berumur 9 tahun, papa menikah lagi dengan janda beranak dua. Dan saat itulah aku tidak boleh lagi melihat mama lagi. Ralat, dilarang. Tapi itu tak mengurangi rasa sayangku kepada papa. Aku sayang papa. Bukan berarti aku tak menyayangi mama juga. Aku sayang semuanya namun papa bagaikan ayah, ibu, kakek dan nenek buatku. Dia yang merawatku sedari kecil. Ikatan batin kami sangat kuat.

Di umurku yang masih seharusnya di ajak untuk bermain main dan bercanda harus sirna. Hilang. Umur 11 tahun aku sudah terkena masalah keluarga, apalagi aku hampir saja membunuh keluargaku sendiri. Kalian tidak percaya bukan? Tapi teman temanku percaya, bahkan mereka mengejekku sampai sekarang sebagai seorang pembunuh. Jika kalian bersamaku apakah kalian ingin bermain bersamaku? Dan menghiraukan riwayat jika aku pernah ingin membunuh? Sudah lupakan saja, itu semakin membuatku sakit hati.

Keluargaku membenci bundaku (istri ke-2 papaku) dan mereka selalu marah jika aku pergi kesana. Sama hal nya dengan saat itu.

Saat itu, aku baru pulang dari rumah bunda dan mereka menatapku bagaikan jijik, hina karena kepulanganku dari rumah bunda. Sehingga mereka memarahiku, mencaci ku. Sedari kecil aku tak pernah hidup seperti ini, oleh sebab itu emosi ku langsung terpancing dan tak dapat kutahan lagi. Aku marah. Hingga hampir terjadilah kejadian saling bunuh membunuh itu. Aku disekap dan diikat karena ingin membuat tindakan gila itu.

Sehingga pada akhirnya aku melepaskan diri dan pergi dari rumah itu. Papaku menelponku dari Jakarta terus menerus tak kuhiraukan, hingga suara dering itu berhenti dan digantikan oleh sebuah SMS. SMS dari papa yang isi nya membuat hatiku hancur lembur. Aku menyesal melakukan semua itu.

Dari: Dad

Kepada keluarga Bpk. Siregar agar segera datang ke Rumah Sakit Pondok Cemara Jakarta. Pasien ditemukan pingsan di kamarnya dan harus segera dirawat

Pesan itu datang tiga kali dengan kalimat yang berbeda beda hingga aku sampai dirumah Bunda dengan selamat.

Pa, sudah berapa banyak dosa uti terhadapmu? Uti rasa tak terhitung lagi yah, melihat tiap hari lenguhanmu, air matamu, tetesan keringatmu mengingatkan uti betapa bodohnya uti menyakitimu.

AWAY OF DAD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang