Hari demi hari, bulan demi bulan, detik demi detik. Aku tetaplah aku, yang menunggumu, selalu. Tak ada yang berubah sampai kini. Aku, seseorang yang selalu berharap tanpa kepastian.
Mengapa aku tak jua menyerah walaupun kau sakiti berulang kali dengan penyebab yang selalu sama? Karena aku percaya, semua orang bisa berubah. Termasuk dirimu. Kamu yang aku cintai, yang ku biarkan hatiku kamu patahkan begitu saja, hanya dengan harapan dirimu bisa sedikit menghargai keberadaan perasaanku. Karena semua perlu waktu, ku tetap menanti.
Pernah ku mencoba untuk melupakan, tapi masih membaca pesan darimu. Pernah ku mencoba mengikhlaskan, tapi masih membayangkan kenangan yang menyenangkan. Pernah ku berfikir ini sudah selesai, tapi aku masih butuh penjelasan darimu.
Aku hanya tak tahu aku sudah merelakan mu atau belum. Karena sejujurnya hidupku sudah mulai membaik sejak dirimu pergi.
Namun kenapa dirimu tiba-tiba kembali? Memberiku pesan singkat seperti biasa, hanya untuk menanyakan kabar diriku. Tidak kah kau tahu itu sangat berdampak besar pada hatiku? Meskipun dirimu hanya menanyakan keadaan ku.
Kukira harapan yang sudah lama mati, namun ternyata masih tetap abadi. Aku masih membutuhkan dirimu disisiku😭
Ternyata aku salah, dirimu tetaplah dirimu, yang sudah tidak membutuhkan ku, dan... Yang sudah mempunyai kekasih baru. Ah, sakit rasanya melihatmu sudah benar-benar melupakan ku.
Apa cinta harus selalu membuatku menunggu?
Lantas apakah aku harus selalu seperti ini? Terbayang-bayang dalam kenangan manis, dan yang terutama aku gagal move on. Tertawalah sepuasmu, tertawakan aku yang masih berharap kepadamu, yang sudah mempunyai kekasih.
Tetapi, ada kalanya aku harus berhenti. Perjalan yang begitu jauh pasti membuatku lelah. Apalagi tujuan yang kutuju belum tentu ada. Atau aku selama ini berjalan menuju sesuatu yang tak pernah ada. Tak pernah ada kepastian.
Haruskah aku beristirahat? Berfikir matang-matang sekali lagi. Apa hatiku pantas untuk dikorbankan dalam perjalanan ini? Atau lebih baik berhenti disini sebelum terlalu jauh cerita ini membuatku terluka semakin dalam. Aku takut, takut dicampakkan olehmu karena perasaan ini.
Tapi aku terlebih dahulu ingin tahu isi hatimu, sebelum hatiku ini menjauh untuk jangka waktu yang sangat panjang. Aku butuh penjelasan darimu.
Jika dirimu tak mampu menerima pesan yang ku maksudkan, kan ku hapus dirimu dari perasaan. Jika dirimu tak bisa merasakan, kan ku tinggalkan. Karena perasaan bukan sesuatu yang harus dijadikan kode rahasia, bukan juga teka-teki rumit yang harus dipecahkan. Karena perasaan bukan untuk diperlihatkan dan diakui keberadaannya. Perasaan hanya untuk dirasakan.
Dan bila dirimu tak juga menyadari nya, untuk apa aku terus menanti kepekaan darimu? Karena bila merasakan perasaan ku saja tidak bisa, apalagi membalasnya?😖
Aku tahu hidup ini harus seimbang. Tiap mencintai, harus siap patah hati. Tiap memiliki, harus siap kehilangan. Tiap berharap, harus menelan kekecewaan.
Tapi bolehkah aku egois? Bolehkah aku lelah? Bolehkah aku kecewa? Bolehkah aku menghindari rasa sakit yang kian lama kian membengkak.💔
Akan ku lupakan semua. Lupakan kita. Lupakan alasan mengapa dirimu dan aku pernah saling mencinta. Lupakan mimpi dan cita yang ingin kita raih bersama. Lupakan.
Anggap saja kita tak pernah ada. Anggap saja kita adalah memori yang telah lama hilang dan tak boleh lagi dikenang. Karena untuk apa aku bertahan bila dirimu tak berani melangkah bersama ke masa depan?
Tidak sama sekali aku membencimu, karena aku tahu, dirimu pernah ada dalam separuh waktuku.
Aku tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Sedikit termotivasi aku oleh kata-kata rintik sedu. Kata-kata itulah yang membuatku perlahan-lahan tegar. Yang membuat diriku yakin akan melupakan mu begitu saja😊 dan kata-kata inilah yang membuat diriku sadar.
Semoga semesta memberikan ku seseorang yang terbaik nanti. Mungkin saja itu teman terdekat ku, sahabat ku, atau tetangga sebelah ku😂. Atau mungkin saja dirimu, lagi. Doakan saja😊
Ini mungkin akan menjadi cerita terakhir ku tentang dirimu, terimakasih berkat dirimu aku mampu merangkai kata-kata yang belum sempat ku katakan padamu. Semoga saja dirimu membaca ceritaku.
Bandung, 21 Juni 2018. 16:45 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope
Short StoryKetika berjumpa tak saling cakap, hanya sanggup melalui kata-kata. Yaa, ini cerita tentang Aku dan Kamu.