TIGA

49 2 2
                                    

"Eh, gua mau pake selempang dong biar ala ala gitu nanti," ucap Ara sambil memilih beberapa pernak pernik dekorasi ulang tahun.

"Oke siaaap. Abis ini kita cus ke tempat pesennya," ujar Baby. Mereka hanya berdua sebab Jessie dan Fanny sedahg sihuk dengan kekasih mereka masing-masing.

"Eh, ini lucu nih buat pajama party kita nanti." Ara mengambil satu bungkus balon hitam dan satu bungkus balon putih.

"Buat?"

"Isi pake gas biar melayang, terus talinya jadi menjuntai ke bawah, warnanya hitam putih aja." Ara terlihat begitu antusias dengan persiapan ulang tahunnya.

Pajama parti hanya akan dilakukan oleh mereka ber-4, Ara, Baby, Fanny, dan Jessie, di kamar pribadi Ara.

"Ih iya gemay! E tapi ntar balinnya beletus kena panas lampubgumana?"

"Ya ga bakal lah. Gini deh biar seru, balonnya isiin kertas-kertas kecil itu biar nanti kalo ada meletus kan seru tuh hujan kertas kelap kelip glitter kek di panggung-panggung," seru Ara.

hai

"Ada yang nyapa," ujar Ara, menoleh kebelakang dan kesekitar. Namun hanya ada mereka berdua di lorong yang dipenuhi berbagai macam bentuk balon itu.

"Apa? Orang gada siapa-siapa. Kita berdua doang. Lorong sebelah kali," ujar Baby. Ara diam dan melanjutkan mengambil balon.

Suara itu jelas. Sangat jelas untuk diabaikan. Suara yang menggema, bukan suara yang merambat dan terdengar oleh indera pendengaran. Suara itu menggema memenuhi gedung perbelanjaan itu. Tapi kenapa hanya Ara yang mendengarnya dengan jelas? Dan mengapa setelah mendengar suara itu, jantungnya berdegup tidak karuan? Serasa atmosfer ruangan ini berubah, dingin.

"Ra?" tegur Baby.

"Eh?" Ara tersadar dari lamunannya. Mengangkat kedua alisnya tanda bertanya ada apa.

"Bayar. Gua bukan emak lu ye jadi gabisa bayarin." Baby mengeluarkan segala sesuatu dari keranjang dorong yang mereka gunakan menampung belanjaan.

Ara bergegas mengambil sebuah kartu untuk membayar belanjaannya. "Nih, mba," lalu menyerahkannya pada penjaga kasir.

###

"Hai!" sapa Reyhan.

Ara menggantung kunci mobilnya di sebelah pintu utama rumahnya, kemudian membawa beberapa kantong belanjaan ke ruang tengah. "Loh, kok kamu di sini?"

"Emang kenapa?" tanya Reyhan.

"Kan udah malem. Kenapa ga pulang?" Ara berjalan ke arah dapur dan mengambil 2 botol minuman bersoda berujuran kecil. Menyerahkan satu bitolnya pada Reyhan.

"Gapapa, nunggu kamu." Jawab Reyhan. Santai.

"Ihhh adek, kok masih di bawah sih? Ga malu apa ada Reyhan terus kamu masih pake seragam sekolah malem malem gini? Kecut ih. Sana bersih-bersih!" sahut Ratna yang baru saja keluar dari kamarnya membawa beberapa katalog dan dompet. Sepertinya tujuan Reyhan datang karena mengantar katalog tupperware milik ibunya, dan Ratna sedang memilih seri tupperware baru untuk dibeli.

"Iya mamah, mwah!" satu kecupan mendarat di pipi Ratna, kemudian berlari menuju tangga.

"Lah? Tante doang? Aku beb?" tanya Reyhan. Dibalas peletan lidah oleh Ara.

###

tok tok tok!

"Masuk!" sahut Ara dari dalam kamarnya. Gadis itu sedang melipat beberapa pakaian dalam milikknya yang ia cuci sendiri. Ara tidak ingin pakaian dalamnya dicuci oleh asisten rumah tangga mereka. Malu, katanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Saw YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang