As Her Patron // °2

11 2 0
                                    

22.45

Kevin melihat arloji di tangan sebelah kirinya dan ternyata waktu masih sore untuk 'bermain' maka dari itu ia masih harus menunggu beberapa jam lagi.

Dan Disini lah dirinya di dalam mobil sedang bersantai sambil menghisap sedikit demi sedikit puntung dari rokok insignia rokok yang terkenal mahal dan baik No 1 didunia. Meskipun sebenarnya rokok sama sekali tidak baik bagi kesehatan

Di dalam mobil kevin pun tak hanya diam dan merokok saja ada hal lain yang ia lakukan disitu yaitu mengintai mangsanya kali ini yang tepat berada 100 meter dari dirinya. Kevin mengintai dari situ hanya untuk menunggu waktu yang tepat.

Kali ini kevin sudah tak sabar, dirinya sudah menunggu hampir 2 jam namun 'mangsanya' itu masih saja asyik berada di dalam rumah.

"ck, menyusahkan saja" ucap kevin pada dirinya sendiri dan membuang puntung roko yang masih baru itu.

Kevin pun berjalan ke arah tempat tinggal targetnya. tanpa ada sedikit pun hal dari dirinya yang bisa membuat orang sekitar mencurigai nya.

Saat ia hendak mengetuk pintu, Kevin mendengar suara dari dalam rumah tersebut.

"mom, kak Alex tidak ada di kamarnya" ucap seorang wanita mungkin dari suara kevin bisa mengambil kesimpulan bahwa itu suara adiknya Alex. Targetnya.

"hah? Bagaimana bisa bukannya tadi mom bilang dia harus balik lagi kesini sambil bawa selimut" kali ini suara seorang ibu tak lain ibu dari Alex.

"emm aku gak tau mom tapi aku menemukan ini di meja kerjanya kak Alex"

Kevin mengernyitkan dahinya tak mengerti.
Bagaimana ia bisa mengerti Kevin kan tidak ada disitu dan itu yang dimaksud barang apa.

"coba sini lihat"
"oh kak Alex baru saja keluar dia ke rumah temannya dan hp nya lowbat jadi biarlah ayo sini lanjut nonton lagi sama mommy aja"

Kevin diam. Shit! baru kali ini dirinya ditipu oleh targetnya sendiri. Tanpa pikir panjang Kevin pun berlalu dari rumah targetnya tersebut dan masuk ke dalam mobilnya lalu pergi dengan rasa kesal yang membuncah.

"tapi mom kak Alex pergi sama siapa? "

" kak Alex bilang sama temennya udahlah biarin mending liat aja tu film nya bagus"









***









3 jam sebelumnya..

Flo yang baru saja sampai di tempat sahabatnya langsung turun dari dalam mobilnya.

Ia memikirkan bagaimana caranya untuk bisa bertemu dengan sahabatnya itu tanpa diketahui oleh siapapun.

Flo pun berjalan ke samping rumah sahabatnya dan dilihatnya kaca yang berada di lantai dua itu terbuka dan lampunya pun menyala yang artinya sahabatnya itu masih terjaga.

Flo mengambil beberapa kerikil yang ada di sekitarnya lalu melemparkan ke arah kaca tersebut dan tak berselang lama seseorang yang ia tunggu pun menunjukkan batang hidungnya.

"FLO?" ucap orang itu dengan wajah yang bingung dan kaget.

"ngapain? " lanjutnya dan Flo pun memberi instruksi untuk sahabatnya itu turun.

" hah? Oke oke aku turun dulu sebentar"

"No no no, jangan lewat tangga kamu lompat saja dari sana " ujar Flo. Yang mendapat kan tatapan tajam dari sahabatnya itu.

"hah? Are you crazy?! "tanya nya marah.

" No, I'm not crazy! I've come here down we've no time" Bentar Flo tidak terlalu keras namun terdengar oleh sahabatnya itu.

"maksudmu?" Flo berdecak tolong ingatkan dirinya setelah ini untuk menembak kepala dari sahabatnya itu yang sangat sangat lelet.

"sudahlah cepat turun, bawa barang barang penting mu juga dan baju yang cukup untuk 3 hari" sahabatnya itu kebingungan namun tak lama ia tersadar dan bergegas mengemas barang yang tadi disuruh oleh flo.

Flo yang berada di Bawah pun hanya mampu menunggu dengan siaga takutnya si 'dia' akan datang lebih cepat dari prediksi nya.

Lamunan Flo bubar saat sebuah tas ransel jatuh tepat dihadapannya ia pun mendongak dan melihat sahabatnya yang tengah mencoba untuk keluar lewat jendela kamarnya itu.

"hah" helaan nafas terdengar dari arah sahabatnya yang sudah berdiri dihadapan flo.

"come on" Ajak flo dan segera ingin melangkah dari rumah tersebut namun, langkahnya terhenti saat tangannya sudah ada mencekal. Ia pun berbalik.

"kau belum memberi tahu aku kita akan kemana, dan kenapa"

"apakah kau harus menanyakan itu disaat kita tak punya waktu lebih banyak lagi? lebih baik sekarang kau diam dan ikuti saja apa kata ku bila kau tak ingin melihat mayat mu sendiri yang sudah tak berkepala itu" setelah mengucapkan kalimat tersebut Flo menarik tangan sahabatnya itu dan pergi sebelumnya ia telah melihat tepat dipinggir jalan ada sebuah mobil yang Flo yakini bahwa di dalam mobil tersebut terdapat si 'dia'.














☠️☠️☠️
Thanks...........

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

As Her PatronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang