Setiap manusia menjalani seni hidupnya masing-masing, di lempar ke jalan asing, diharuskan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang tak pernah di pikirkannya. Di hadapkan di ratusan rintangan, di hadapi lalu diabaikan. Di tuntut untuk maju tanpa melihat kedepan, tanpa menimbang-nimbang sisi kanan dan kiri. Lalu jika gagal, tidak ada tombol exit atau istilah game over, semua harus dilakukan secara terus menerus sampai raga menyeret dan sampai kaki tak mampu tertapak. Kata orang inilah hidup, semua memang menghadapi fase yang sama. Mereka hanya bisa menasehati sambil berkata 'Selamat datang di dunia yang kejam ini' sambil sedikit menghibur.
Sama seperti itu, cinta juga menuntut banyak hal, jika kau tak mampu menjalankannya cinta tak pernah semudah itu melepaskan targetnya, bahkan iya mampu menyeretmu masuk walau kau tak sanggup berjalan lagi. Cinta menghantuimu akan banyak hal. Cinta menghantuimu perasaan rindu, Cinta menghantuimu rasa kasmaran, rasa takut kehilangan, rasa kagum yang teramat sangat.
Cinta juga mengajarkanmu banyak hal, mengajarkan rasa dicintai dan cara mencintai orang lain. Mengajarkan caranya berbagi dengan si-dia, belajar caranya mengerti kemauannya, dan belajar caranya menghargai dirinya, belajar caranya memaklumi, tapi tanpa sadar, cinta juga mengajarkanmu untuk melupakan dia, lalu berpaling dan pergi. Cinta telah cukup jauh membawamu kealam mimpi, cinta membuatmu lupa akan hal yang ada didepan matamu sekarang.
Mungkin, bagimu hanya ada satu dia didepanmu, tapi tanpa sadar ada dia dia lain yang terselip dimatamu, atau bahkan sudah ada di pelosok hatimu. Mungkin dia yang satu dimatamu itu, secara tidak langsung sama seperti persimpangan yang perlahan terabaikan. Dia yang selalu membuat nyaman itu memang terkadang dapat sensitif tiba-tiba. Tapi, mau jadi apa hubungan yang telah lama ditanam ini? Jika hanya dipermainkan?
Dia yang didepan mataku, tak pernah mengerti apa mauku, dia berusaha membuatku bertahan, dengan semua perhatiannya. Tapi bagaimana dengan dia? Usaha apa yang dilakukannya? Bahkan dia tak pernah menunjukkan keseriusan itu ada! Apa hanya aku yang harus berkorban demi kita? Lalu kapan saatnya kamu yang berkorban? Apa hanya aku yang hampir gila setiap detik memikirkan alasan kalau mereka tau? Apa hanya aku yang sayang disini? Apa hanya aku yang merasa cinta itu ada? Apa harus kupupuskan perasangka ini? Jika ini memang hanya perasangka, kenapa hati ini begitu kuat mengingatkan resiko dan hal nyata yang mungkin terjadi untuk melupakanmu dan membiarkanmu terabaikan dalam hidupku.