Kedelapan

96 25 18
                                    

🍃🍃🍃

"Gue anter"

Seulgi mencari asal suara itu, ia menoleh kebelakang, ternyata Jimin yang berbicara.

"Gue ga mau" kata Seulgi

"Rezeki gaboleh ditolak"

"Ini sih musibah bukan rezeki"

"Terus lo pulang naik apa? Punya duit? Beli paket aja ga mampu apalagi naik ojek dari sini ke rumah lo"

Salah, perkataan Jimin salah. Seulgi punya uang tapi saat ini ia tidak membawa uang banyak, rencananya saja jika tadi ia berhasil memesan ojek online ia akan menggunakan kupon promo.

"Yaudah!" Ucap Seulgi pada Jimin

"Yaudah apa?"

"Ih lo tuh! Masa ga tau sih!"

"Kita jangan berantem dulu ya cewek aneh, kepala gue pusing"

"Pertama pelakor, kedua cewek aneh, besok apalagi!? Stop panggil gue kayak gitu!"

"Iya Seulgi maaf, gue ambil motor dulu ya"

Selama Jimin mengambil motornya Seulgi bingung bukan main. Apa cowok itu kesambet makhluk halus atau kepalanya kepentok pintu Kaepci? Tadi Jimin dengan tegas berkata tidak ingin mengantarnya tapi kenapa sekarang ia malah mengejar Seulgi untuk mengantarnya pulang?

"Seul"

"Eh?"

"Bengong mulu. Naik"

Seulgi kemudian naik ke motor Jimin, lalu dengan cepat Jimin melesat pergi menuju rumah Seulgi.

"Cewek aneh" panggil Jimin saat lampu merah menyala di persimpangan.

"Stop panggil kayak gitu!"

"Gamau"

"Kok lo mulai nyebelin lagi sih!"

"Berarti tadi ga nyebelin ya?"

"Nyebelin"

"1 sampai 10?"

"8"

"Tingkat baiknya 8?"

"Nyebelinnya 8"

"Berarti tingkat nyebelin lo 2"

"emang kenapa?"

"Kan biar saling melengkapi"

"Sumpah lo ga jelas"

Diam beberapa saat sampai akhirnya Jimin kembali memanggil Seulgi.

"Cewek aneh"

"Jangan panggil gitu!"

"Cewek aneh"

"Astaga, APASIH!?"

"Lampunya udah hijau, lo mau berhenti atau jalan?"

"Ya jalan lah"

"Harusnya pilih berhenti, gue mau tanya sesuatu soalnya"

"Tanya tinggal tanya"

"TIN! TIN!"

"Nanti ya, dipersimpangan berikutnya. Ada setan galak di belakang"

Saat dimotor Jimin, Seulgi makin bingung melebihi bingungnya ketika ia berada di depan Kaepci. Jimin yang biasanya marah-marah tidak jelas padanya kini malah menggobal yang aneh-aneh.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di persimpangan kedua, tapi lampunya hijau jadi tak ada waktu berhenti. Hingga akhirnya mereka sampai di depan rumah Seulgi, dengan arahan Seulgi tentunya.

"Ini sih rumah temen eomma gue" Kata Jimin ketika melihat rumah Seulgi.

"Bunda gue temen eomma lo?"

"Seinget gue sih git—"

"EH ADA JIMIN!"

"Tuh kan bener. Hai tante" Jimin melambaikan tangannya pada bunda Seulgi. Kemudian melepas helmnya, turun dari motor lalu mencium tangan bunda Seulgi.

"Apa kabar? Udah besar ya sekarang"

"Baik tante hehe"

"Mau masuk dulu?" Tanya Bunda Seulgi yang kemudian mendapat gelengan kecil dari Jimin.

"Lain kali aja tan, aku pulang dulu ya tan" Jimin menyalimi tangan Bunda Seulgi kemudian menaiki motornya.

"Lo mau tanya apa?" Seulgi tiba-tiba bersuara dan mendekat ke arah Jimin "Katanya mau nanya sesuatu"

"Oh iya" Jimin kemudian memakai helmnya "gajadi" lanjut Jimin setelah helmnya sudah berada di kepala.

Seulgi dengan gesit melepas helm yang Jimin pakai lalu Seulgi kenakan ke kepalanya sendiri.

"Cepetan tanyain!" Pinta Seulgi penasaran

"Gajadi. Lupa"

"Boong"

"Bener"

"Boong"

"Balikin helm gue"

"Gamau"

"Cewek aneh"

"Bye"

Seulgi menutup bagian kaca helm Jimin kemudian berjalan masuk ke dalam rumahnya,

"HELM GUE!"

"Ga mau balikin"

"Cewek aneh!"

"Dadaaah!" Seulgi melambaikan tangannya pada Jimin sebelum akhirnya menutup pintu rumahnya.





Wadooo AADJ (Ada Apa Dengan Jimin)??
Btw donporget to vote and comment💛💛

MineWhere stories live. Discover now