Kelima

124 27 28
                                    

"SIAL!"

Teriakan frustasi Jimin memenuhi ruang di setiap sudut rumahnya. Sudah hampir satu jam lebih ia meminta semua anak kelasnya untuk mengundangnya ke grup kelas tapi tak ada satupun yang ingin mengundangnya. Tinggal satu orang yang belum ia kirimkan pesan untuk mengundangnya di grup kelas, siapa lagi kalau bukan Seulgi.

"Udah lah, gue chat aja si pelakor. Chat doang ini elah"

Jimin kemudian menambahkan Seulgi sebagai kontak di Line nya kemudian masuk ke roomchat dan mulai mengetikkan sesuatu.

'Joinin gue ke grup kelas!'

"Eh masa gini sih" Jimin kembali menghapus tulisan yang baru ia ketik.

'Bisa minta tolong undang gue ke grup kelas ga?'

"Ah masa sopan banget" ia menghapus kembali kata-katanya.

'P' akhirnya huruf itulah yang Jimin kirim untuk mengawali percakapannya dengan Seulgi.

Line

Jimin
P

Seulgi yang melihat pesan masuk dari Jimin—yang ia ketahui adalah manusia yang menyebutnya 'pelakor', berniat untuk memblokir pesan itu. Sampai ada pesan-pesan berikutnya dari Jimin yang membuat Seulgi emosi dan mengharuskannya membalas pesan dari Jimin.

Line

Jimin
P

Jimin
E

Jimin
L

Jimin
A

Jimin
K

Jimin
O

Jimin
R

Seulgi
Nama gue Seulgi bukan Pelakor

Jimin
Pelakor

Seulgi
SEULGI!

Jimin
Seulgi pelakor

Seulgi
Ga waras lo

Jimin
😘

"EH MAMPUS SALAH EMOT!" Teriak Jimin frustasi. Karena Jimin sebenarnya ingin mengirimkan Seulgi emot tai.

Sebelum Seulgi membalas, Jimin memilih keluar dari aplikasi line dan mematikan data selulernya.

"Ting nong"

Bel rumah Jimin berbunyi, mau tak mau Jimin harus turun ke lantai satu dan membuka pintu, karena ia sedang sendirian di rumah.

Jimin membuka pintu rumahnya dan terlihatlah wajah tanpa senyum Yura, pacar Jimin.

"Eh ada Yura!" kata Jimin senang "kamu kenapa?" Lanjutnya khawatir.

"Aku mau ngomong"

"Ngomong apa?"

"Ga disini, ayo ke depan rumah kamu"

"Ini kan udah di depan"

"Depan gerbang!" Kata Yura kesal

MineWhere stories live. Discover now