THREE

39 11 8
                                    

WARNING!!
TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA
MAAF JIKA ADA, KARNA AKU BELUM SEMPAT EDIT
###
BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA

...HAPPY READING...


"Ngapain lo disini, dan lo siapa?" Tanya Ival ketika sudah berada di samping Gitta saat ini dengan tatapan bingung

"Eungg.. Anu.." Ucap Gitta terbata bata dengan kepala menunduk tidak berani menatap wajah menyeramkan cowok yang ada dihadapannya saat ini

"Ini kenapa sih?" Tanya Ival dengan dahi mengernyit sempurna semakin bingung

"Tanya sama pacar gila kamu ini" Ucap cowok itu sarkastik dengan tatapan datar namun mengundang maut ke arah Gitta

Gitta mendonggakkan kepalanya dengan mata membulat seolah tidak terima dengan penuturan cowok yang berada dihadapannya

"Aku nggak gila yah. Aku waras. Kamu aja kali yang gila!! Lagian aku kan nggak sengaja tadi." Sentak Gitta keras tersulut melupakan jika sedari tadi ia ingin menghindari tatapan maut lelaki duhadapannya saat ini

"Tunggu. Ini ada apaan sih! Lo berdua daritadi ditanyain gak ada yang jawab. Kenapa sih!" Timpal Ival semakin bingung

"Kalo punya pacar tuh dijagain, bukan dibiarin merjalela kayak hewan." Balas cowok itu tajam

"Berapa kali sih harus dibilang kalo aku itu nggak sengaja! Nggak S-E-N-G-A-J-A! Kasar banget sih" Omel Gitta

"Astaga! Jelasin woii. Udah kayak orang ambigu gue." Geram Ival menatap keduanya bergantian

"Ih, pake nanya. Gara gara kamu lah! Aku kira tadi cowok kasar ini itu kamu dari belakang abis mirip banget! Lagian kamu darimana aja sih? Kok lama bener?" Bentak Gitta dengan sorot mata tajam ke arah Ival

"Kenapa nyalahin gue sih? Kan lo yang salah orang? Makanya, jangan langsung ambil kesimpulan gitu yah lenkali." Jelas Ival lembut takut Gitta semakin menjadi jadi

"Coba aja kalo kamu tuh cepet balik tadi! nggak bakalan gini kan jadinyaa... Terus kenapa juga handphone kamu mati dari tadi aku telponin! Jadi kayak gini kan!" Kesal Gitta memandang Ival sengit

Ival memasang wajah cengo nya, kenapa dirinya yang disalahkan?
"Iya iya, salah gue!" Timpal Ival menyudahi daripada masalahnya akan lebih berkepanjangan

"Yaudah! Kalo gitu kamu yang minta maaf sama si kasar ini, mana mukanya nggak ada ekspresi lagi udah kayak aspal jalan datarnya" Sergah Gitta cepat lalu kemudian menjadi bisikan pelan yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri.
"Saya masih punya telinga, jadi saya masih bisa mendengar apa yang tadi kamu katakan ke saya.. Lagipula kamu yang salah, kenapa malah menjadi beban orang lain? Tidak diajarkan sopan santun sama budi pekerti disekolahmu atau orangtuamu?" Timpal cowok itu tenang dengan aura yang cukup mencekam
"Yaudah kenapa si? Kamu itu ribet banget.. yang pentingkan ada yang minta maaf! Nggak seharusnya juga kan kamu malah menyinggung orangtuaku itu juga tidak sopan tau!" Ucapannya terhenti melirik Alvaro sekilas dan ingin mlanjutkan ucapannya namun dipotong Alvaro cepat.
"Saya tidak menyinggung, ataupun menyudutkan kamu atau orangtuamu kok... saya hanya bertanya dan itu salah satu bentuk sopan, daripada saya melakukan tindakan kriminal seperti apa yang kamu lakukan tadi dan bukannya minta maaf malah ngatain saya didepan orangnya langsung... dan itu benar benar tidak beretika asal kamu tau!" Kritiknya
Gitta sempat mengatupkan bibirnya ketika Alvaro berhasil membuat otaknya bersih keras berpikir dengan bahasa yang menurut Gitta itu tinggi untuk anak seusianya, mungkin?
"Sekarang terserah kamu mau minta maaf atau tidak, tapi kamu memiliki hutang maaf  sama saya, dan akan saya tagih nanti." Ucap Alvaro santai
"Ish, nyebelin banget sih kamu.. Tapi aku minta maaf deh sama kamu karna sepertinya kamu sangat membutuhkan kata maaf dariku... lagipula apa kamu bilang tadi? Hutangku akan kau tagih nanti? Aku kira dunia tidak sesempit itu kok sampai bisa menyebabkan pertemuan kita selanjutnya ataupun dalam jangka waktu yang lama... jangan terlalu tinggilah harapanmu" Timpal Gitta menetralkan emosinya sedikit lalu kemudian menyungingkan senyum miring khsanya

AMOROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang