URBAN LEGEND#1: The Fifth

1K 39 4
                                    


The Fifth

***

Pada zaman dulu, ada sebuah pesawat komersil yang jatuh di pegunungan bersalju, akibat kerasnya hantaman angin. Dalam kecelakaan itu hanya 5 orang saja yang selamat, 4 luka ringan dan seorang yang lainnya dalam keadaan kritis.

Belum sempat mereka mencari bantuan, salah satu dari kelima orang itu merasa tidak kuat dan akhirnya meninggal. Usut punya usut, 5 orang tersebut merupakan sahabat dekat yang sama-sama duduk di ekor pesawat saat kecelakaan itu terjadi

Karena solidaritas mereka sangat tinggi, ke 4 lainnya tidak mau membiarkan jenazah sang sahabat terkubur begitu saja bersama reruntuhan pesawat dan salju. Akhirnya mereka memutuskan untuk membawa jenazah sahabatnya itu bersama mereka, dan rencananya akan dikuburkan secara layak.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka menemukan sebuah pondok kayu.
Mereka merasa sangat bersyukur dan segera berlindung di dalam pondok kayu itu.

Pondok itu berbentuk segi empat. Pondok itu tampak sudah tua, namun masih kokoh, sialnya di dalam pondok itu tidak ada penerangan sama sekali, sehingga mereka terpaksa menghabiskan malam itu dalam keadaan gelap gulita.

Rasa takut kian menghampiri, selain pondok yang gelap gulita dan diam bersama jenazah, badai salju yang terjadi pun terus menerpa mereka membuat suhu menjadi turun semakin drastis.

Mereka putar otak supaya bisa tetap hangat, karena kalau mereka kedinginan dan kelelahan hingga terlelap, hyporthemia akan menyerang dan membunuh mereka semua. Tak lama berpikir, salah satu diantara mereka mencetuskan untuk bermain sebuah permainan.

Caranya begini: 4 orang yang selamat tersebut diam di setiap sisi penjuru pondok yang berbentuk kotak, nanti si A akan berlari ke pos B dan menepuk pundaknya, dilanjut B berlari ke pos C dan menepuk pundaknya, dilanjut lagi C berlari ke pos D dan menepuk pundaknya dan yang terakhir D akan berlari ke pos A dan menepuk pundaknya. Intinya, mereka berlari mengelilingi pondok itu.

Permainan tersebut akhirnya dimulai. Mereka semua memainkannya hingga pagi menjelang. Berhasil! Mereka semua bertahan di dalam kedinginan sepanjang malam hingga keesokan hari. Saat bantuan datang, mereka akhirnya bernapas lega, karena selain selamat, jenazah sahabat mereka juga bisa diurus dengan baik.

Namun saat salah seorang dari ke 4 akan keluar menuju ambulans, mukanya langsung pucat pasi, keringat dingin, pupil matanya pun membesar. Dia ingat satu hal yang mengerikan. Dalam permainan semalam, tidak mungkin mereka bermain hanya berempat saja.

Dia lantas segera bertanya pada sahabatnya yang ada di pos D, 'apa kau berlari dua putaran untuk menepukku?', dan jawabannya... 'Aku tidak lari dua putaran. Aku menepuk pundakmu hanya dalam sekali berlari saja'.

Apabila teman-teman sadar, kalau saja A berlari ke pos B dan diam disana saat B lari ke pos C dan C lari ke pos D. Orang yang terakhir (D) seharusnya lari dua putaran untuk meraih kembali pundak si A kan? Mengingat pos A kosong.

Jadi kenapa si D mengaku hanya berlari sekali saja untuk menepuk pundak si A? Berarti ada orang lain diantara mereka yang ikut bermain... Dalam keadaan ketakutan, ke 4 sahabat itu menatap kosong kantung mayat yang ada di depan mereka. Mungkin sahabat mereka ingin bermain bersama-sama untuk terakhir kalinya.

Urban LegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang