"Ttattaeushan cha han jan-eul masimyeo
Jeo eunhasuleul ollyeodabomyeo
Neon gwaenchanh-eul geoya oh yeogin Magic ShopSo show me (I'll show you)
So show me (I'll show you)
So show me (I'll show you)
Show you show you"Kira kira begitu kebiasaan sepulang kerja -Riska Afiska. Perantauan jauh dari ortu buat tugas. Jadi dokter bedah saraf di Seoul National University Hospital.
Orang tua suruh mau bagaimana lagi. Nanti akhirnya juga bakalan jadi dokter juga kan walaupun di Indo. Lagipula perwakilan dari Indo juga temen-temen se Rumah Sakit di Indo. Jadi sama aja kan.
Katanya ada temen ortu disana sekaligus anaknya. Temennya ortu punya sebagian saham disana. Iya,
Mobil selalu jadi tempat ternyaman kedua setelah apartemen. Sukses dalam hidup pikirnya.
Handphone petaka, baru duduk 4 menit yang lalu. Beralih matikan lagu, angkat telpon.
'Nomor Indonesia?'
"Halo?"
"Oh, Halo Ris"
"Siapa?"
"Mantan smp —Rudi Subandono"
"Oh kenapa?"
"Menyapa kontak, baru simpen nomor lu"
"Sekarang lagi ngapain""Dijalan"
"Oh yaudah, gitu doang. Daa"
Anjir mantan. Kagak penting juga. Tapi dapet nomer mantan. Aduh, hati dijaga. Bodo.
Handphone bunyi lagi. Apa lagi elah,
"Riska, beliin ayam goreng dong"
"Lo kenapa lagi?"
"Gua butuh lo"
"Bilang aja pengen ayam goreng"
"Kan sama aja"
"Anjing ya kamu"
"Gak boleh ngomong gitu dong sayang"
"Sayang sayang pala lu peang"
"Udah gua beliin dulu""Sama cola ya"
"Bodo"
Pip.
—Berakhir beli ayam goreng dengan cola. Untung anak temen papa. Lee Hyun Ki sialan, gua belum tidur dari kemarin malam. Untung sayang.