break the rules -2-

67 18 0
                                    



Saat ini suasana kelasku begitu sepi. Ku rapihkan bukuku yang berserakan diatas meja, lalu keluar dan berjalan kearah parkiran menunggu Sehun menyelesaikan latihannya. Dari jauh aku menghela napas saat melihat Seok Jin oppa mendekatiku.

"Menunggunya?"

"Haruskah aku menjawab? Kau sudah tau kebiasaanku oppa" sebenarnya aku malas sekali jika bertemu dengannya. Ia akan mulai berdebat denganku tentang sesuatu yang harusnya tidak perlu untuk diperdebatkan.

"Bagaimana jika pulang denganku. Kalau kau bersama Sehun terus, kau benar-benar tidak akan upgrade"

"Maksudmu?"

"Kau belum pernah pacaran bukan?" Seok Jin oppa menunjukkan smirk padaku. Dan itu membuat hatiku berdebar. Oh, dia sangat tampan Sehun-ah. Oke, aku harus tahan. Ingat peraturan nomor 5, Yoona.

"Memangnya kenapa? Apa urusannya denganmu?!" Aku arahkan wajahku kemanapun itu, asalkan tidak memandang wajahnya.

"Tentu saja ada" karena penasaran aku kembali memandang wajahnya yang mulai serius.

"Adikku jadi tidak bisa berdekatan dengan siapapun" lanjutnya.

Memang sih Sehun tidak pernah pacaran, tapi aku tahu kok siapa yang disukainya. Dan ia ingin sekali berdekatan dengan perempuan itu. Seok Jin oppa sungguh sok tahu.

"Ya, ya, ya. Tapi aku tahu siapa yang Sehun sukai" Mendengar ucapanku Seok Jin oppa tersentak kaget.

Sebelum ia bertanya sesuatu tentang 'siapa yang disukai adiknya' aku buru-buru melarikan diri dari hadapannya.

Seok Jin oppa meneriakiku saat aku berlari meninggalkannya. Saat ku arahkan pandanganku kebelakang, ia sudah pergi menuju motornya dan mungkin ingin pulang ke rumah.

Perlu kalian ketahui, tadi saat aku berbicara dengan Seok Jin oppa aku melihat Jisoo melewati kami.

Kini aku duduk di parkiran sekolah, mengikuti Jisoo yang sudah duduk duluan disana.

"Oh, Yoona. Kau belum pulang?" Dia tersenyum menyapaku saat aku baru saja mendudukkan diriku disampingnya.

Berpura-pura sedang bermain handphone, aku tersenyum mendengarnya.

"Jisoo-ah, iyanih. Biasa, kau tahu siapa yang aku tunggu bukan?"

Ia menganggukkan kepala dua kali, lalu menatapku "Oh Sehun sangat sibuk ya?"

"Ne, belakangan ini kami jadi pulang kesorean karena ia harus latihan dan membahas tentang turnamen basketnya. Kau juga, mengapa kau selalu pulang sesore ini?" Aku penasaran mengapa ia selalu pulang sore, dan selalu bersamaan dengan aku dan Sehun jika pulang.

Mendengar pertanyaanku ia hanya tersenyum kikuk dan menggosok tangannya, "Oh ya, ada yang harus aku kerjakan di perpustakaan"

Aku mengangguk-anggukan kepalaku tanda mengerti. Terasa canggung memang jika berdekatan dengan Jisoo, pasalnya kami tidak terlalu dekat walaupun satu kelas. Gadis ini orang yang penyendiri.

Pernah aku, Irene dan Lisa satu kelompok dengannya. Ia dekat dengan kami hanya pada hari-hari saat kami sedang mengerjakan tugas bersama. Setelah kerja kelompok itu selesai, kami mengajaknya pergi untuk hang out, ia menolak mengatakan ia tidak suka hal seperti itu.

Selanjutnya saat kami mengajaknya makan di kantin bersama, iapun tidak mau satu meja. Bingung juga sebenarnya, apa yang Sehun lihat dari gadis ini.

Aku merasakan getaran handphoneku, ada Line dari Sehun.


Oh Sehun

Kau bersamanya? Ceritakan tentangku yang baik-baik ya!


Kepalaku mendongak dan mencari di sudut mana Oh Sehun berada. Aku menemukannya saat mataku menoleh kearah kiri. Ia bersembunyi diantara pilar-pilar yang hanya berjarak 15 langkah dariku.

Setelah mata kami bertemu, ia mengayun-ngayunkan tangannya menyuruhku untuk berbicara kembali dengan Jisoo. Sejujurnyanya ini sungguh menyebalkan, aku mengangkat bahuku pada Sehun pertanda bingung harus dimulai darimana.

"Ngomong apaan?"

"Apa saja, yang penting tentangku."

"Baiklah" jawabku final, kami berbicara dengan bahasa mulut.

"Lelah sekali rasanya badanku" aku memulai pembicaraan dengan meregangkan badanku. Ku tatap sedikit-sedikit Jisoo yang berada disamping kananku. Kulihat ia hanya tersenyum, dan tak berniat menjawab obrolanku.

"Lama sekali Oh Sehun! Rasanya aku benar-benar ingin tertidur diatas kasurku yang empuk"

Sungguh menyebalkan, ia tidak merespon balik apa yang aku katakan. Tapi aku bingung juga, sebenarnya ia sedang apa sih duduk disini. Jika ingin pulang, pulang saja. Biasanya juga seperti itu.

"Kau menunggu seseorang Jisoo?"

"Ya, aku sedang menunggu sepupuku untuk menjemputku" Akhirnya dia membalas perkataanku juga, walaupun tadi ia sepertinya berpikir dulu.

"Oh gitu ya, sekarang sudah hampir pukul 6 sore. Sepupumu benar akan menjemputmu?" ia terkekeh mendengar pertanyaanku, aku mengernyitkan alisku aneh dengan bocah ini, memangnya apa yang lucu.

"Ada yang lucu?" ucapku ketus.

"Tidak, hanya saja Taehyungku tidak akan melanggar janjinya. Ia selalu datang tepat waktu, hmm.. memang ia menjanjikan untuk menjemputku jam 6 sore."

Aku hanya beroh ria mendengar penuturannya, "Oh Sehun juga seperti itu. Ia tidak pernah melanggar jan—"

"Maaf, Yoon. Sepertinya sepupuku sudah datang. Itu dia, duluan yaa"

Baru juga aku ingin mengatakan sesuatu tentang Oh Sehun yang baik, Jisoo sudah kabur kearah seseorang yang menaiki motor sport.

Belum selesai aku melihat Jisoo yang sedang keluar pagar sekolah, Oh Sehun tiba-tiba duduk ditempat tadi Jisoo duduk.

"Kau kan sudah berjanji, apa perlu aku bacakan peraturan nomor 9. Oh ya, tadi siapa yang menjemputnya?" tanpa rem ia langsung menanyakan itu padaku.

Ya, peraturan nomor 9 adalah 'bantulah sahabatmu jika ia memintanya'. Sehun menatapku lemah, sepertinya ia marah padaku atau pada seseorang yang menjemput Jisoo.

"Aku sudah ingin memberitahukan ia tentangmu, tapi ia keburu pergi. Kau mau tahu siapa yang tadi menjemputnya bukan?"

"Siapa?!" teriaknya, telingaku sampai sakit mendengarnya.

"Woles, Hun. Belikanku burger ya?" pintaku memelas padanya lumayan juga jika ia mau membelikannya. Aku lapar 2 jam menunggunya selesai latihan. Jadi tak apalah, saling bertukar jasa.

"Peraturan nomor 2 adalah 'tidak boleh ada rahasia diantara sahabat', jadi tidak ada kata suapan!" aku memutar mataku malas. Dasar, lelaki ini selalu menggunakan semuanya dengan peraturan yang kita buat saat kelas 5 sekolah dasar.

"Baiklah, yang tadi menjemputnya itu sepupunya" aku kalah darinya lagi. Tapi tak apalah, jika Sehun senang dengan itu maka akupun senang. Itu adalah peraturan nomor 4 kami.

Oh Sehun memelukku sambil mengucapkan terima kasih. Aku tertawa saat ia memelukku sambil menggoyang-goyangkan pelukkan kami.

"Aku akan mentraktirmu dua buah burger" Sehun melepaskan pelukannya.

Setelah ia mengucapkan hal itu ku cubit pipinya karena terlalu senang lalu aku menariknya berjalan menuju mobil Sehun. Setidaknya Oh Sehun memang selalu baik dan pengertian padaku, walaupun awalnya memang menyebalkan.


-

-

Tbc...


Break the RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang