break the rules -3-

73 19 3
                                    



Setiap hari Minggu aku dan Sehun selalu pergi ke Mall, kami punya suatu kebiasaan yaitu memakan es krim. Setiap minggunya kami selalu bergantian mentraktir apapun itu ketika kami sedang hang out. Hari ini adalah giliranku mentraktirnya.

Sehun tidak bisa menjemputku ke rumah, ia baru bangun tidur di jam yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Bosan sekali rasanya menunggunya mandi di ruang keluarga, segeraku langkahkan kakiku menaikki tangga menuju kamarnya.

"Tidak punya pacar ya, selalu saja dengan Sehun" di lantai dua Seok Jin oppa mencibirku yang  masih berada di tangga. Lagi, ia menampilkan smirk-nya padaku lagi. Suka sekali dia seperti itu, memangnya ia tak tahu apa jika jantungku sakit melihatnya.

Tapi, sepertinya daritadi ia berada disana, jangan-jangan tadi ia melihatku mengupil. Dan apa, ia selalu berbicara tentang pacar-pacaran. Kaya sendirinya punya pacar saja.

"Kau juga! Tidak punya pacar ya, makanya hari Minggu di rumah saja" balasku tersenyum jahat.

Setelah aku berkata seperti itu, matanya yang tadi tersenyum saat tertarik karena smirk-nya menatapku tajam seolah-olah apa yang aku bicarakan itu menyinggungnya. Kakak sama adik sama aja tingkahnya kalau natap orang. Apa mungkin karena sama-sama ganteng ya.

Aku yang masih berada di pijakkan terakhir tangga teratas seketika mamatung saat Seok Jin oppa menciumku di pipi. Ku sentuh pipi kananku, masih tak menyangka atas perlakuan Seok Jin oppa itu. Ku lihat ia langsung memunggungiku dan berjalan ke kamarnya, menutup pintu dengan keras.

Ia membuat jantungku berdetak lebih keras dari sebelumnya, aku tahu aku menyukainya sejak kelas 2 Junior High School. Tapi, selalu ku tepis perasaan ini karena peraturan nomor 5 yang Sehun dan aku buat.

Well, sebenarnya peraturan nomor itu diajukan oleh Sehun. Aku yang memang belum mengerti waktu itu, hanya setuju-setuju saja. Dan saat aku mengerti, aku mulai menyesali peraturan ini.

Kami yang dulu masih kelas 5 sekolah dasar tidak tahu akan berdampak apa sesuatu yang kami buat. Mungkin aku akan tanyakan pada Sehun nanti saat kami sudah sampai di Mall.

"Sedang apa kau? Apa ada nyamuk di pipimu?" Tersentak kaget, ternyata Sehun sudah berdandan rapi memakai jaket kesayangannya—jaket pemberianku sebenarnya—menghampiriku yang masih berdiam diri di tempat yang sama saat Seok Jin oppa...maaf aku tak sanggup melanjutkannya.

"Rumahmu banyak nyamuknya! Gatal sekali!" ia tertawa menarikku turun.

"Itu mungkin karena kau yang belum mandi" aku mendecih lalu menyikut perutnya pelan.

"Tapi kau tetap wangi" ucapnya.

"Itu karena aku sudah mandi, bodoh itu stupid" aku menutup telinga saat ia sengaja menaruh mulutnya tertawa, pas sekali di depan telingaku.

.

.

.

Sehun menghabiskan 4 cup es krim, sedangkan aku hanya 2 cup. Merasa tidak mood padahal biasanya aku bisa menghabiskan lebih dari apa yang Sehun makan.

Ini semua gara-gara Seok Jin oppa. Selalu saja membahas tentang pacaran dan ia menciumku dengan tiba-tiba.

"Kau tidak mau tambah?"

Aku hanya menggeleng menjawab pertanyaan Sehun.

"Aw, mengapa kau memukulku?!" jeritku pada Sehun, mengelus kepalaku yang habis di pukulnya walau tidak keras, tapi masih tetap sakit. Ia hanya mengangkat bahunya malas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Break the RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang