"Nah, Suzu-kun baru tiba di Hokaido kan? Sudah makan belum?" tanya Rin sambil merangkul tanganku. "Ahh? Oh.. Iyaa.. Kami.. Belum makan." jawabku sambil menatap Miko. "O-oh iyaa belum! Setiba dari bandara kami hanya minum teh bersama Oba-san(Tante)." "Nah kalau begitu ayo kita makan ditempat biasa kita makan, Suzu-kun! Kau ingat kan?" seru Rin sambil menarik-narik tanganku. "(ahh bagaimana ini, aku tidak tahu tempatnya) Sepertinya sudah lama sekali kita tidak kesana." jawabku ragu. "Hee.. Padahal 1 tahun yang lalu sebelum kamu meninggalkan Hokaido, kita sempat makan bersama lho!" "Ah! Iyaa! Aku baru ingat! Ha.. Hahaha.." "Suzu-kun, seperti biasa nya yaa pelupa. Hihi.." Rin tertawa pelan. Aku dan Miko merasa sangat canggung sekali karna tidak tahu apa-apa2. Akhirnya kamipun keluar meninggalkan apartemen.
Kira-kira kami berjalan 600 meter dari apartemen menuju ketempat yang Rin maksud, kami pun memasuki sebuah tempat makan bergaya kuno. Aku dan Miko bersamaan melihat daftar menu. Rin melihatku keheranan."Suzu.. Kau tidak ingin pesan yang seperti biasanya kita makan?"
"O-oh.. Betulkah..?"
"Kau tidak mau yaa?"
Melihat ekspresi Rin, sepertinya dia agak kecewa. Miko pun langsung berbisik padaku.
"Hei, kau pesan saja sesuai dengan yang Rin mau. Tidak sulit kan?"
"Bagaimana kalau Rin memesan yang ada daging B2nya? Aku tidak suka kau tahu!"
"Tenang saja, itu b i s a d i a t u r."
Akhirnya Rin memesan menu yang biasa ia pesan dengan Suzuki. "Permisi, menu seperti biasa yaa Oba-chan! Dengan ekstra daging untuk Suzu-kun!" seru Rin kepada bibi yang sedang menunggu pesanan kami. "Baiklah Rin-chan, akan segera kuantar untuk mu. Lalu bagaimana dengan tuan muda ini?" tanya bibi itu kepada Miko. "Oh.. Aku ingin ramen saja." "Baiklah, tunggu sebentar, akan kuantar begitu makanannya siap. " kata bibi itu sambil pergi meninggalkan meja kami. Lalu kami bertiga merasa canggung. Kami terdiam dan tak satupun dari kami ada yang memulai percakapan.
"Nah, jadi.. coba ceritakan bagaimana tesmu disana? Dan apa kau bertemu dengan adikmu?" ucap Rin sambik menepuk tanganku.
"Ah.. Itu.. Aku bilang pada adikku bahwa kau ingin berkenalan dengannya, yahh begitulah hahaha.. "
"Lalu bagaimana dengan tes-"
"Oh iyaa Suzuki, kuingat kau membawakan sesuatu untuk Rin, bukan begitu?" sambar Miko sembari berkedip mata padaku
"Ah! Betul sekali! Hahaha.. A-aku membawakan sesuatu untukmu Rin, semoga kau suka." ucapku sambil mengambil barang yang akan kuberikan untuk Rin.
"Wahh wahh.. Apaa yaa kira-kira yang ingin kau beri untukku? Apapun itu aku akan menerimanya dengan senang hati!" ucap Rin sambil membayang-bayangkan kira-kira barang apa yang akan kuberikan untuknya.
"Ini dia! Aku hampir kesulitan mencarinya tapi kuharap kau suka. "
"Wah terimakasih!" ucap Rin sambil melihat kedalam isi tas kertas yang kuberikan untuknya. Rinpun terdiam dan tidak menunjukkan ekspresi apapun.
"Kau.. Tidak suka parfumnya?"
"Oh? Apasih hehe.. Aku.. Suka kok.. Terimakasih yaa." jawab Rin sambil tersenyum kearahku.
Tak lama kemudian, bibi yang tadi mengambil pesanan kami kembali ke meja kami untuk memberikan pesanan kami. "Ini dia! Makanlah yang banyak yaa. Kalau kurang kau bisa minta padaku lagi, akan kuberi khusus untuk kalian." "Wahh asyiknya! Terimakasih Oba-chan! Oba-chan memang yang terbaik!" "Sama-sama Rin-chan. Nah bibi permisi lagi yaa, bibi harus melayani tamu yang lain." Lalu bibi itupun meninggalkan meja kami. Aku melihat makanan yang berada didepanku. Aku merasa ragu dengan makananku.
"Hei, ada apa?" tanya Miko sambil berbisik
"Tidak, aku hanya bertanya-tanya.. Daging apa ini?"
"Suzu-kun, itu adalah makanan kesukaanmu! Kamu akan memakannya kan?" sambar Rin sambil memberikan sisa daging yang ada dipiring kecil.
"I-iyaa! Tentu! Tapi, daging apa ini?"
"Yare-yare (yaampun) .. Masa kau tidak tahu? Itu kan B2."
Aku dan Miko seketika terkejut setelah mengetahui daging apa yang ada didalam mangkokku ini. Dan saat itu pula, keringat dinginku bercucuran disekitar telapak tanganku. Lalu Rin menatapku dengan semangat.
"Ayo.. Harus habis yaa! Kalau kurang tambah saja!"
"A-a-i-i-i-itu.."
"Kalau tidak habis aku akan merasa sangat sedih... "
"Ba-baiklah baik.."
***
"Ahhhhh, enaknya menu makan siang hari ini! Betul kan, Suzu-kun? ""Oh.. Iya.. Enak haha.. (aku eneg sekali)"
"Bagaimana ramennya Miko? Enak? Maaf yaa membuatmu menghabiskan daging milik Suzu-kun."
"Enak, enak sekalii! Tidak apa-apa, disana aku memang biasa menghabiskan makanannya kok hahahhaa"
"Dasar kau ini.. "
Akhirnya kamipun berkeliling sebentar untuk menurunkan makanan yang baru saja kami santap. Suasananya sangat menyenangkan. Angin yang bergantian meniup tiap-tiap ujung rambut, matahari yang cerah, dan orang-orang yang ramah. Tak heran kalau Suzuki menyukai tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Weeks
FantasyAku akan lakukan apapun yang kau tinggalkan selama masih ada di "tempat" ini