Beautiful Stranger

410 47 1
                                    

Beautiful Stranger ( Prequel of Diamond fanfic )

***

"AYO CEPAT BERIKAN UANGMU!"
"IYA LAMA SEKALI! BERIKAN UANGMU ATAU KAU KU PUKUL"
begitulah teriakan kedua laki-laki yang sedang memojokkan seorang temannya.
"Sudah kubilang aku tidak bawa uang" bela anak itu mencoba tenang.
"Ternyata kau ingin ku pukul ya. Rasakan ini" geram anak laki-laki itu dan mengarahkan tinjuan ke arah wajah laki-laki yang menjadi mangsanya.
"Ggrraabb..."
"Aaarrggghh..." laki-laki itu pun berteriak kesakitan saat tangannya terpelintir kebelakang.
"Kalian pergi atau ingin yang lebih dari ini?" desis seorang gadis yang memelintir tangan laki-laki itu.
"Ayo kita pergi" suruh laki-laki itu pada temannya.
"Terima Kasih. Namaku Anton" sapa laki-laki yang bernama Anton itu dan menjulurkan tangannya.
"Jangan terlalu lemah sebagai lelaki. Jika kau lemah bagaimana kau akan menjaga orang-orang yang kau sayangi" kata gadis itu datar dan dingin.
"Tuan muda. Maaf saya terlambat. Kau tidak apa-apa tuan?" tanya seorang pria dewasa pada Anton.
"Tuan mudamu ini tidak apa-apa paman. Hanya saja dia harus bisa menjaga dirinya tanpa merepotkan orang lain" kata gadis berkuncir dua itu.

Anton dan assisten yang dipanggilnya paman itu pun terkejut mendengar ucapannya.
"Kenapa kau sombong sekali?" tanya Anton yang hanya diberi tatapan datar nan dingin gadis itu.
Gadis itupun tidak menghiraukan ucapan Anton dan langsung pergi begitu saja.
'Akan kubuktikan bahwa aku bisa menjaga diriku dan orang-orang yang kusayangi' kata Anton dalam hatinya sembari menatap punggung gadis itu.

***
'Gadis itu? Kenapa dia sendiri? Apa dia tidak punya teman?' kata Anton dalam hatinya.
"Hey kenapa gadis itu sendiri?" tanya Anton pada teman disampingnya.
"Kau tidak tahu? Oh iya, kau anak baru ya disini"
"Ku beri tahu, dia gadis yang berbahaya dan misterius. Semua murid satu sekolah ini tidak ada yang mau berteman dengannya. Bagaimana mau berteman, diajak bicara saja dia menjawab seadanya.
"Dan lagi jika ada yang mengganggunya dia tidak akan segan melawan orang itu hingga kapok sehingga dia sering dipanggil guru BP" jelas teman Anton.
"Tapi meski begitu, dia juga pintar selalu mendapat juara 1"
tambahnya.
"Oh begitu" kata Anton singkat.

***
'Dia mau kemana? Kenapa terburu-buru sekali' kata Anton dalam hati saat melihat gadis yang pernah menyelamatkannya tempo hari pergi meninggalkan kelas.
"Lebih baik ku ikuti" kata Anton mengikuti jejak gadis itu dari jauh.
Dari kejauhan Anton dapat melihat wajah gadis itu saat berada didepan rumahnya.
Tidak lama keluarlah wanita dewasa yang diyakini Anton adalah ibu gadis itu.
Gadis itu pun tersenyum manis saat mendengar apa yang ibunya bicarakan.
"Beautiful" seketika Anton terkagum melihat senyum manis gadis itu.

***
Tiap-tiap harinya Anton selalu mengikuti gadis itu pulang kerumahnya. Bagaikan stalker Anton pun sempat bersembunyi di saat gadis itu merasa ada yang mengikutinya.
Paman pun tetap mengawasi tuan mudanya itu dari jauh jika saja terjadi sesuatu pada tuan mudanya.
Memang tuan mudanya itu sudah bisa bela diri tapi tidak ada salahnya untuk tetap mengawasinya.
"Berlian kau sudah pulang sayang?" tanya ibu gadis yang bernama Berlian itu.
"Oh jadi namanya Berlian? Sekarang aku sudah tahu namamu. Cantik seperti dirimu tapi sedikit aneh kenapa sikapmu dingin sekali. Tapi aku suka melihat senyum di bibirmu" kata Anton yang lagi melihat senyum manis di bibir Berlian.

***
'Kenapa dia belum datang juga? Ini kan sudah hampir bel masuk kelas. Apa dia terlambat ya?' tanya Anton dalam hatinya saat berdiri di gerbang sekolah.
"Kkkrrriinnggg..." Bel tanda masuk kelas pun berbunyi.
Dengan langkah yang tidak bersemangat Anton pun berjalan ke arah kelasnya.
"Kasian Berlian, ibunya meninggal"
"Iya ya" suara itu pun menghentikan langkah Anton dan melihat ke arah teman yang berjalan disampingnya.
"Maaf... Kau bilang ibu Berlian meninggal?" tanya Anton.
"Iya. Tadi aku sempat bertanya pada orang-orang disana saat hendak ke sekolah kata mereka..."
ucapannya pun terputus saat melihat Anton berlari dengan cepat menuju gerbang sekolah yang sudah akan ditutup itu.
"HEY TUNGGU KAU MAU KEMANA?" teriak satpam sekolah pada Anton yang sudah berlari jauh.
Sesampainya Anton didepan rumah Berlian, tampak banyak orang yang ikut mengiringi pemakaman itu. Anton pun juga ikut dalam iringan tersebut tanpa Berlian tahu.
Selesainya acara orang-orang itu pun pergi dan hanya menyisakan Anton, Berlian dan ayahnya.
"Berlian ada temanmu disini nak?" tanya ayah Berlian saat melihat Anton.
"Selamat siang paman saya Anton. Saya turut berduka cita paman" kata Anton sembari melihat Berlian yang hanya menatap batu nisan ibunya.
"Untuk apa kau disini?" tanya Berlian dingin.
"Aku khawatir padamu. Kau---"
"Kau tidak usah mengkhawatirkanku. Kau bukan siapa-siapaku" kata Berlian datar lalu pergi meninggalkan ayahnya dan Anton.
"Maaf kan Berlian ya nak. Tidak biasanya dia seperti itu, mungkin dia masih shock atas kepergian ibunya" kata ayah Berlian.
"Iya paman tidak apa-apa" kata Anton.

***
"APA? KE AMERIKA?" teriak Anton kaget.
"Iya sayang. Papa dapat tawaran kerja disana jadi kau akan melanjutkan SMA disana" kata ibu Anton yang hanya direspon diam oleh Anton.
"Apa paman ikut?" tanya Anton.
"Iya paman ikut" jawab ibu Anton.
"Baiklah aku akan ikut" kata Anton.

@@@
"Hehehehe... Lucu sekali. Seketika semua memori itu terulang lagi meski sempat aku lupakan saat di Amerika dulu. Tapi saat melihatnya, memori yang dulu kembali lagi. Apa ini yang dinamakan takdir paman?" tanya Anton pada assisten pribadinya.
"Mungkin saja tuan" jawabnya singkat.
"Bayangan gadis kecil yang dingin itu selalu mengikutiku dari pagi hingga malam. Seolah-olah dia menjulurkan tangannya untuk mengajakku kedunianya paman"
"Paman apa aku salah ingin mengetahuinya lebih dalam, jauh lebih dalam sehingga dia menampakkan wajah aslinya. Tanpa harus memakai topeng yang selama ini dia pakai" kata Anton.
"Kau tidak salah tuan. Jika kau ingin mendekatinya, dekatilah perlahan sehingga dia akan membuka sedikit hatinya untukmu tuan" kata paman.
"Kau benar paman. Aku akan menjaganya seumur hidupku.  Sepertinya aku terkena sihirnya paman. Hahahaha" kata Anton dengan tertawa geli.
'Berlian... You are beautiful stranger. You make me more curious about you' kata Anton dalam hatinya.

*FIN*

A/N: Sequel 🔜

Compilation ( 3 Chapter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang