One More Light

345 52 6
                                    

One More Light ( Sequel of Diamond ff )

***

"Ayah aku pulang" sapa Berlian saat masuk kedalam rumahnya.
Berlian pun menuju kamar ayahnya dan melihat beliau sedang tertidur tenang.
"Ayah sudah tidur. Selamat malam ayah" kata Berlian mencium kening ayahnya.
"Huft.... Aku lelah sekali. Lebih baik aku mandi pakai air hangat" kata Berlian.

Keesokan harinya Berlian sudah sibuk menyiapkan sarapan untuknya dan ayahnya.
"Ayah sarapannya sudah siap. Ayo makan dulu lalu minum obatnya" kata Berlian membangunkan ayahnya yang masih tertidur lelap.
"Ayah bangunlah..." kata Berlian membangunkan ayahnya lagi.
"Ayah..."
"Ayah..."
"Kenapa ayah tidak bangun juga? Ya tuhan ayahku kenapa?" tanya Berlian bingung masih mencoba membangunkan ayahnya. Berlian pun memeriksa denyut nadi dan nafas ayahnya.
"Nafas dan denyutnya tidak ada. AYAH BANGUN" teriak Berlian dengan menahan tangisnya.

Dengan cepat Berlian pun keluar rumahnya untuk mencari pertolongan.
"TOLONG..."
"TOLONG..."
teriak Berlian namun tidak ada satu orang yang mendengar teriakannya.

Bukan, bukan tidak ada yang mendengar tapi dari jauh seseorang yang ada di dalam mobil putih melihat gadis itu teriak minta tolong.
Dengan cepat orang itu pun keluar dari mobilnya dan menghampiri Berlian.

"Ada apa nona? Kenapa kau berteriak minta tolong?" tanya orang itu cemas.
"Paman tolong bantu aku. Tolong antarkan aku dan ayahku ke rumah sakit. Ayahku tidak sadarkan diri. Kumohon paman" kata Berlian dengan nada bergetar.
"Baiklah. Ayo cepat bawa ayahmu ke mobilku. Mari ku bantu" kata orang itu mengikuti Berlian.
"Terima Kasih banyak paman" kata Berlian.

***
Sesampainya dirumah sakit ayah Berlian pun di masuki ke ruang ICU. Berlian hanya duduk diluar sembari berdoa supaya tidak terjadi apa-apa dengan ayahnya.

'Aku harus menginformasikan ke bos' kata orang itu dalam hati lalu mengambil handphonenya dan mengetik sesuatu.
'Selamat pagi bos. Gadis yang bernama Berlian yang kau minta untuk ku intai sekarang berada di rumah sakit. Ayahnya sedang tidak sadarkan diri'

'APA? LALU BAGAIMANA DENGAN KEADAAN AYAHNYA?'
kira-kira seperti itulah isi pesan tersebut.

'Ayahnya masih dalam...

"APA? MENINGGAL? AYAHKU MENINGGAL DOK?" teriak Berlian kaget.
"Iya nona. Mungkin ayahmu sudah meninggal saat perjalanan kemari" kata dokter yang membuat Berlian serta orang itu kaget.

'Ayahnya sudah meninggal bos. Kata dokter beliau meninggal saat perjalanan ke rumah sakit' tulis orang itu dalam pesannya.
'Beritahu aku di rumah sakit mana! Aku akan kesana' balas pesan diseberang sana.

***
"Dimana Berlian?" tanya seorang laki-laki.
"Dia berada di kamar mayat bos Anton" kata orang yang tadi menolong Berlian.
"Terima kasih. Kau boleh pergi sekarang. Terima kasih kau sudah menolongnya" kata Anton pada orang suruhannya.
"Sama-sama bos" kata orang itu membungkuk sedikit memberi hormat.

Anton pun mencari ruang kamar mayat untuk mencari Berlian.
Setelah bertanya pada suster akhirnya Anton dapat menemukan ruang tersebut.
Dengan sedikit ragu Anton membuka sedikit lebar pintu ruangan itu dan melihat Berlian yang berdiri membelakanginya.
Anton pun berjalan perlahan supaya Berlian tidak merasa terganggu akan kedatangannya.

"Berlian. Kau harus sabar dan tabah ya. Aku akan membantumu untuk mengurus pemakaman ayahmu" kata Anton hati-hati.
"Aku bisa mengurusnya. Lebih baik kau pergi. Jangan lagi masuk dalam kehidupanku" kata Berlian dingin dengan wajah datarnya dan pergi meninggalkan Anton sendiri.
"Paman. Haruskah aku mengabaikan kata-kata Berlian? Aku hanya ingin membantunya agar dia tidak terluka lagi" kata Anton pada jasad ayah Berlian.

***
Keesokan harinya pemakaman ayah Berlian pun dilakukan.
Berlian hanya terdiam menahan tangis saat menatap pusara sang ayah.
Ketika semua pelayat sudah pergi tinggalah Anton dan Berlian.
Anton pun memberanikan dirinya
untuk mendekati Berlian.

"Jika kau ingin menangis, menangislah. Jangan kau pendam sendiri itu akan membuatmu lebih sakit lagi" kata Anton.
"Ada hal yang bisa kita miliki dan tidak bisa dimiliki. Siapa yang tahu waktu seseorang akan habis. Aku tahu saat ini kau merasa marah dan merasa tidak adil memang seharusnya begitu. Hanya karena kau tidak bisa melihat ayahmu lagi, bukan berarti beliau tidak ada di hatimu" kata Anton mencoba menghibur Berlian.

"Saat ibuku meninggal ibuku berpesan padaku. Jadilah wanita yang kuat, jangan hiraukan orang-orang yang merendahkanmu. Apalagi menitikkan airmata untuk kata-kata yang tidak pantas yang ditujukan padamu. Semua itu akan percuma jika kau sampai menangis karena hal seperti itu. Jadilah wanita yang kuat untuk dirimu dan ayahmu" kata Berlian.

'Sekarang aku mengerti kenapa topeng itu selalu kau pakai. Kau hanya ingin terlihat kuat didepan orang-orang yang tidak menyukaimu' kata Anton dalam hati.
"Tapi tidakkah kau berpikir bahwa masih ada orang-orang yang sayang padamu?" tanya Anton.
"Seperti kau? Kau ingin bilang begitu kan?" tanya Berlian menyindir.
"Kau bisa menganggapnya begitu" kata Anton.
"But you have one more light to far away from your black shadow"
"Buka topengmu dan lihatlah dunia yang sesungguhnya. Yang tidak hanya berisi warna hitam dalam hidupmu. Lihatlah warna lain disekitarmu beri kesempatan orang lain untuk tahu siapa kau sebenarnya. Kau hanya tertutup pada semuanya. Itu yang membuat mereka memandang aneh dirimu dan menjauhimu" kata Anton yang membuat airmata Berlian terjatuh mendengarnya.

"Kau tahu, ini hanya cerita picisan. Tapi aku jatuh cinta pada seseorang, ini semua cerita tentangku. Bagaimana caraku mengertimu. I've fallen into your big eyes to this mysterious feeling. You came as a colorless light from far away, with a different look from a different world. Tidak perduli dimana itu. Aku siap, bawa aku ketempat dimana kau berada" kata Anton yang membuat Berlian tambah menangis.

"Aku belum tahu bagaimana perasaanku terhadapmu. Tapi aku akan mencobanya. Terima kasih" kata Berlian menatap mata Anton dan tersenyum padanya.
'Senyum inilah yang ingin kulihat darimu' kata Anton dalam hati dan membalas senyum Berlian.

*FIN*



A/N : Gomawo readers yang sudah baca ff qku 🙏

Compilation ( 3 Chapter )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang