Sial

513 29 1
                                    

Wanita itu dengan cepatnya memasuki ruangan dengan muka jengkel. Sekarang sudah jam sembilan pagi, dan sudah lebih dari dua kali dia mendengar complain dari para pasien. Bagaimana tidak? Mereka sudah mengantri dari tiga jam yang lalu, tapi psikolog yang mereka tunggu-tunggu belum juga datang.

Kemana dia?! Dengus wanita itu dengan kesal.

.
.
.
.

"AAHK SIAL!!!" Teriaknya sambil memukul stir mobil yang ada dihadapannya.

Ada kecelakaan di jalan pusat, dan sudah lebih dari dua jam lebih dia telat datang ketempat kerjanya. Rambut merah mudanya sudah acak-acakan karena tangannya yang konstan menjambaknya untuk menahan rasa stress. Seorang psikolog stress? Bagaimana bisa? Mungkin itu yang para readers herankan. Well... Kebanyakan psikolog dikenal dengan sikap yang mature dan bisa menahan emosinya sendiri, tapi tidak untuk psikolog ini. Perkenalkan, namanya adalah Sakura Haruno. Umurnya 22 tahun, dan dia sebenarnya adalah mantan detektif FBI yang sekarang bekerja menjadi seorang psikolog. Pemilik 'Rumah Sakit Konoha' kebetulan adalah teman lama Sakura jadi dia memutuskan untuk menjadikan psikolog untuk penopang ekonominya setelah ia keluar dari agensi FBI.

Sial... Shizune pasti akan membunuhku. Gerutunya sambil menjatuhkan kepalanya ke stir mobil.

.
.
.
.

"Tadaima..." Gumamnya lemas.

Wanita bersurai merah muda itu dengan olengnya berjalan menuju ruang tamu, dan dalam sekejap dia sudah merebahkan tubuhnya di atas sofa. Hari ini adalah hari yang sangat sial baginya. Bagaimana tidak? Sudah telat 3 jam ke rumah sakit, dia juga harus mendengarkan omelan Shizune selama lebih dari 3 jam. Kepalanya terasa sangat berat sekarang, dia bahkan belum makan malam. Kelopak matanya sudah hampir tertutup sampai ia mendengar suara bel berbunyi.

Siapa yang berani mengganggu tidurku?! Geramnya kesal. Dengan gontai, dia mulai berjalan menuju daun pintu dan membuka kuncinya.

Mata emeraldnya terbelalak saat ia melihat sesosok pemuda berambut jabrik di depannya. Wajahnya yang tadi terlihat lelah sekarang terganti dengan wajah yang berbinar akan kesenangan yang ia rasakan.

"NARUTO!!" Teriaknya sambil memeluk pemuda itu dengan sangat keras.

"S-sakura-chan, a-aku tidak b-bisa, b-bernafas." Dengan cepat, Sakura segera melepaskan pelukan mautnya.

"Maaf." Kekehnya geli. Tak lama kemudian lorong apartemennya yang sepi sudah dipenuhi dengan suara canda tawa yang riang.

Naruto Uzumaki. Umurnya 21 tahun, dan dia adalah sahabat Sakura sejak SMP. Naruto waktu itu menemukannya yang sedang dibully oleh anak perempuan lainnya, dan dengan heroiknya Naruto langsung menyelamatkan. Sejak saat itu mereka berdua menjadi akrab dan terlihat selalu bersama. Saat mereka lulus pun, ikatan mereka tidak pernah terputus. Naruto sekarang bekerja menjadi seorang pengusaha terkenal. Dia sudah menikah dengan seorang gadis bernama Hinata Hyuga yang sekarang sedang hamil.

"Omong-omong, apa yang membawamu kesini Naruto?" Tanya Sakura. Dia tau kalau Naruto pasti datang tidak hanya untuk basa-basi, mana ada orang yang datang ketempat teman lamanya saat tengah malam begini??

"Ah, itu... Sebenarnya aku ingin memberi mu ini." Kata Naruto sambil menyodorkan selembar surat.

Sakura hanya menatap surat itu sekilas lalu membalikkan tatapannya kembali ke Naruto. "Surat? Surat apa ini?" Tanyanya.

Naruto hanya menghembuskan nafasnya dan menatapnya dengan serius. "Itu dari Kakashi."

Deg

Mata emeraldnya terbelalak saat ia mendengar nama pemuda itu. Kakashi Hatake, mantan guru beladirinya yang sekarang telah menjadi tangan kanan dari ketua CIA itu memberi surat padanya? Untuk apa?

Naruto dan Kakashi adalah satu-satunya orang yang tau tentang masa lalu Sakura, dan hanya mereka berdua yang mengetahui rahasia Sakura sebagai seorang mantan FBI.

"Hem. Aku mengerti." Katanya sambil menganggukkan kepalanya.

Melihat reaksi gadis merah muda didepannya, Naruto hanya menganggukkan kepalanya sebelum ia beranjak dari kursi.

"Yosh, kalau begitu aku pamit dulu ya! Kasihan istriku jika ia menunggu terlalu lama!" Soraknya sebelum ia memakai sepatunya dan menutup daun pintu apartemen Sakura.

"Iya, selamat malam. Naruto." Kata Sakura sambil memberikannya senyum hangat.

Sakura baru saja ingin kembali keruang tamu namun langkahnya berhenti saat ia mendengar suara kencang diluar.

PRAAANG

"LEPASKAN AKU DATTEBAYO?!"

DEG

Suara itu... NARUTO?!

Dengan sigap Sakura langsung berlari menerobos pintu. Hanya untuk melihat dua orang berpakaian hitam yang sedang menyekap Naruto.

"NARUTO!!" Teriaknya. Sakura dengan sigapnya langsung melayangkan kakinya kearah salah satu dari laki-laki berbaju hitam yang sedang mengacungkan pistol kearahnya.

Duak!!

Satu tendangan mengenai wajah pria itu. Sakura memang dikenal dengan kekuatan moneternya saat ia masih bekerja di FBI, dia sendiri saja bisa menghajar 10 orang, pria dewasa dengan tangan kosong saat ia sedang terdesak di salah satu misinya.

Sakura dengan cepat membalikan badannya ke arah Naruto. Dia mulai berlari dan melepaskan tinjunya kearah laki-laki yang menyekap Naruto.

Brak!!

PRAAANG!!

BrUuk!!

Suara pukulan dan barang berjatuhan bisa terdengar jelas di lantai apartemen. Sakura berusaha keras untuk melawan dua pria dewasa dan mempertahankan Naruto dalam waktu bersamaan.

"Aaargh!!"

"SAKURA-CHAN!!"

Sakura merasa ada sesuatu yang menancap dilehernya.

O-obat bius?! Sialan!! Tch, mereka pasti sudah mencari celah untuk menancapkannya padaku tadi! Decak Sakura kesal.

Lama-kelamaan penglihatan Sakura semakin buram. Tubuhnya sekarang terasa sangat lemas, matanya lama-kelamaan tertutup, dan kakinya sudah tidak kuat menahan berat tubuhnya lagi.

"SAKURA-CHAN!!" Itulah suara yang terakhir yang ia dengar, sebelum kegelapan menguasainya.

Bruuk.

Hari ini benar-benar hari yang sial untuknya.

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang