What Happened?!

802 54 8
                                    

Ryan sampai ke kontrakkannya. Sesampainya di sana, Ryan segera ganti baju dan mencuci baju Kory yang basah. Barangnya sangat mewah, handphone layar sentuh, sepatu, dan lainnya yang termasuk kategori 'mewah'. Bajunya pun pasti mahal, hanya dipegang rasanya sepertinya nyaman dipakai.

"Oh, ya! Esok hari minggu! Jadi, aku bisa ke sana pagi pagi! Baiklah, aku akan ke sana pagi pagi. Aku tak sabar dia berkenalan denganku. Karena sejauh ini, aku belum punya teman." kata Ryan sendiri.

***

Di tempat lain, di rumah sakit di mana Kory berada.

"Ah, aku ada di mana ya?" tanya Kory pada dirinya sendiri.

"Hyung, mian, boleh aku tanya? Aku ada di mana?" tanya Kory pada perawat laki-laki yang di panggil 'hyung'.

"Tadi, Anda ditemukan oleh teman Anda, namanya Ryan Char, lalu dia menelepon ambulan, dan akhirnya Anda berada di sini." jelas perawat itu.

"Lalu, di mana barang barangku?!" tanya Kory ketus.

"Tadi, saya berikan pada teman anda itu. Dia bilang, dia akan kembali besok dan mengembalikan barang anda."

"Apa? Kau tak tau itu benda mahal hah?! Kenapa kau langsung memberikan barang barangku pada orang yang tak dikenal? Dia teman baruku!" Kory memarahi perawat itu. Perawat itu hanya diam.

"aahh, awas kamuu, Ryan!" batin Kory.

***

Malam mulai datang, semua orang melakukan aktivitas di malam hari, tidur dan beristirahat.

Ryan masih memikirkan Kory, apa yang terjadi pada Kory ya? Ryan masih penasaran. Semoga saja dia cepat berteman.

Akhirnya Ryan memutuskan untuk tidur supaya esoknya bisa bangun pagi.

***

"Hoaaahmm. Akhirnya aku bangun pagi. Hahaha." kata Ryan sendiri sambil terkekeh.

Ryan memutuskan untuk tidak masak. Dia akan sarapan dengan kimbab, ya, dia akan membeli kimbab di warung samping kontrakkannya.

Ryan berjalan menuju kamar mandi, tentu saja untuk mandi. Setelah itu, ia memakai baju birunya dengan rapi. Lalu menyiapkan beberapa lembar uang won untuk membeli kimbab.

Ryan memesan satu kimbab favoritnya dan memakannya di bawah pohon yang rindang. Setelah itu, dia berjalan menuju rumah sakit di mana Kory berada, kebetulan, jarak kontrakkannya dengan rumah sakit lumayan dekat.

Hingga sampai di rumah sakit.

"Annyeong haseyo! Bisa tunjukkan aku di mana kamar dari pasien Kory Char berada?" tanya Ryan pada resepsionis yang lebih mirip dengan perawat.

Perawat itu mengantarkan Ryan ke kamar Lily nomor 32, tempat Kory dirawat.

Ryan membuka pintu dan...

"Annyeong, Kory-ya! Bagaimana keadaanmu? Sudah membaik? Ini barang barangmu." kata Ryan sambil menyodorkan barang barang Kory.

Bukannya menjawab dengan sopan, atau terimakasih, Kory malah menjawab dengan ketus.

"Mengapa kau bisa menemukanku? Mengapa kau seenaknya saja mengambil barangku? Sudahlah lupakan!" kata Kory, lalu melepaskan infusnya, dan beranjak dari ranjang.

Ryan tidak menghiraukan ucapan kasar Kory. Malah mencegahnya beranjak dari ranjang.

"Kenapa kau pergi! Kau belum sembuh total!"

"Tinggalkan aku, Ryan!" teriak Kory. Lalu pergi begitu saja dari rumah sakit. Ryan mengikutinya meski dia merasa kesal sekali.

Mereka berdua menyusuri lorong sempit di berbagai gang, melintasi jembatan kecil, menyusuri jalanan, dan sampai Kory berhenti, Ryan juga ikut berhenti. Mereka berdua bungkam seribu bahasa.

Tiba tiba Ryan bicara.

"Oh, begitu. Aku telah menyelamatkan nyawa hidupmu dengan bertaruh di bawah hujan! Sekarang apa? Kau tidak bilang terima kasih sekali pun padaku! Lalu bagaimana dengan uang administrasinya? Aku yang membayarnya! Sebenarnya aku tak mengharapkan imbalan, aku hanya ingin kau jadi temanku itu saja! Tapi karena sifatmu yang memang sangat kasar, aku tak bisa memaafkanmu! Kamu adalah manusia es, hatimu, semua anggota tubuhmu adalah es! Dengar itu ya!" ucap Ryan marah.

Kory sadar kalau administrasinya, Ryan lah yang membayar.

"Hah, iya. Mianhae, mianhamnida. Aku akan menggantinya." Ryan memasang muka datar, setelah Kory bilang akan menggantinya.

Ryan pergi meninggalkan Kory. Sedari tadi Kory malah mengekor dengan Ryan. Ryan tidak mempedulikan jika Kory mengikutinya.

Ryan sampai di rumah, Kory tetap mengikuti Ryan.

"Hah? Ada apa ini? Kenapa ada dua orang di rumahku? Mereka mau apa?" lirih Ryan, Kory mengangkat sebelah alisnya.

"Permisi, ada perlu apa hyung ke sini?" tanya Ryan sopan.

"Maaf, dik. Rumah ini sudah kami sita, karena pemilik kontrakkan ini melarikan diri dengan hutang yang lumayan banyak. Jadi kami akan menyita kontrakkan ini." jelas kedua orang itu.

"Hah. Apa yang aku rasakan sekarang sangat menyedihkan. Aku masih tak paham ada apa ini?" batin Ryan sambil menelan lidah.

Kory yang dari tadi hanya menatap Ryan, kini mulai bicara.

"Wae, gurae? Gwenchanha? Apa kamu baik baik saja, Ryan?" tanya Kory.

"Hah? Iy, tidak umm. Ahh." jawab Ryan tidak menentu lalu menangis.

"Aku tahu keadanmu. Ikutlah ke rumahku!" ajak Kory.

"Ah, tidak usah, aku tak mau merepotkanmu. Aku akan ke hotel saja." kata Ryan menolak ajakan Kory.

Lalu, apa yang Kory lakukan? Dia mengangkut barang dan koper Ryan.

"Mau kau apakan barang barangku?"

"Sudahlah ikut saja!"

Ryan dan Kory sampai di rumah yang megah, ya itu rumah Kory.

"Sudah, kau tinggal di sini saja. Sekarang mandilah aku akan membuatkan sup kimchi untuk makan malam." kata Kory.

"Terima kasih Kory! Oh ya, untuk adminstrasi nya anggap saja sudah lunas." kata Ryan, Kory mengangguk.

~ Bersambung ~


My Big Bro is my Everything (Full Episodes)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang