Last Day with You

850 46 13
                                    

Kory tiba di rumah sakit untuk mengambil hasil pemeriksaannya.

"Semoga saja aku baik baik saja. Aku masih ingin hidup bersama kakak." batin Kory.

Kory pun berjalan menuju ruangan Nathan hyung.

"Hyung, bagaimana hasilnya? Aku baik baik saja kan? Itu hanya efek aku terlalu lelah kan?" tanya Kory memastikan.

Nathan menundukkan kepalanya, dan memberikan hasil CT-scan dan lembar lembar kertas hasil tes tes nya.

"Hyung, bacakan dan jelaskanlah. Aku sudah membacanya tapi aku tak tahu istilah istilah ini."

"Baiklah." jawab Nathan.

"Jadi, harus kukatakan aku turut bersedih, adik kelasku yang sangat kusayangi. Kau menderita pembengkakkan otak atau yang biasa disebut Epidural Hematoma. Ukurannya sangat membahayakan, jadi kau harus segera di operasi." jelas Nathan.

"Oh" hanya kata itu yang keluar di mulut Kory.

"Lalu berapa lama lagi aku akan hidup?" tanyanya kembali.

Nathan menggeleng geleng kan kepalanya, dia tak percaya bahwa adik kelas yang selama ini dia banggakan, yang tak pernah menyerah, jadi seperti ini.

"Ani! Kau tak boleh bicara seperti itu. Kau harus di operasi. Setahuku kau bukanlah orang yang mudah menyerah, ayolah. Kau masih bisa hidup demi orang yang kau sayangi!"

Kory teringat Ryan.

"Lalu, berapa persen keberhasilannya?"

"1%. Tapi setidaknya kalau kau dioperasi kau akan hidup 65%!"

"Tapi bagaimana efek sampingnya?"

"Kau mungkin akan mengalami kebutaan, kelumpuhan, yang besar kemungkinan akan permanen. Ayolah!"

Kory menggeleng geleng kan kepalanya. Dia tak mau di operasi.

"Lebih baik aku mati daripada aku hidup menjadi orang yang bodoh, tak bisa apa apa, dan kerjanya hanya menyusahkan orang lain!"

Mendengar kata kata itu, Nathan menangis.

"Kory, kau masih bisa hidup. Mungkin Tuhan punya keajaiban. Aku juga tak mau kehilanganmu. Aku rindu saat kau menyemangatiku, ketika aku masih jadi dokter magang. Saat kau mengajariku cara bermain bola. Aku rindu masa masa itu. Kuharap ini bisa terjadi lagi." kata Nathan sambil memeluk Kory.

Kata kata itu, seperti nenyentuh hati Kory. Tapi Kory tetap saja tak mau operasi. Lalu Kory meninggalkan ruangan Nathan, dan pulang sambil menangis.

Tapi bukannya pulang, Kory malah ke taman Kota. Di sana dia sendiri duduk di bangku taman. Tak ada yang menemaninya.

Tapi, tiba tiba seseorang datang dan duduk di bangku yang sama dengan Kory, dan dia pun bertanya kenapa dia menangis. Panggil saja anak itu Dylan. Dylan adalah teman Kory juga di sekolah.

"Kory-ah! Kau kah itu? Kenapa kau menangis?" tanya Dylan.

"Hiks hiks, Dylan... Kau kah itu? Aku ingin pergi darinya! Supaya aku tak merepotkannya!" kata Kory terisak.

"Siapa maksudmu? Ryan?" kory hanya menganguk.

"Kau tak boleh seperti itu! Dia kakakmu! Kenapa kau mau meninggalkannya?"

"Karena kurasa hidupku tak lama lagi! Jadi aku tak mau melihatnya sedih ketika aku tak ada nanti!"

"Huss, kau tidak boleh seperti itu. Iya aku tahu. Nathan hyung telah memberitahukan kepadaku. Kau harus kuat Kory-ah! Kau tak boleh seperti ini, kau akan membahagiakan kakakmu!"

My Big Bro is my Everything (Full Episodes)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang