1.

16 5 4
                                    

Ini bulan Juni. Aku dan keluarga ku menjalankan kebiasaan ku. Rutinitas harian tak berubah.

Bangun pagi, mandi dan bersiap, sarapan, menjalankan rutinitas pribadi, makan siang, menjalankan rutinitas pribadi, makan malam, menjalankan rutinitas pribadi, tidur

Begitu seterusnya hingga hari dimana kami sekeluarga harus memakai topeng berwajah ceria dan ramah. Beberapa diantara kalian mungkin mengira kami jahat. Mungkin jika dilihat melalui beberapa sudut pandang, akan menghasilkan beberapa argumen yang berbeda beda di tiap orangnya.

Kami bukan ingin membuat suatu skandal atau apalah itu. Tapi, kami berusaha ramah menyambut tamu yang datang. Jika kalian menganggap tamu ini tamu biasa, kalian salah.

Ini bukan tamu biasa. Mungkin bagi beberapa orang ini tamu biasa. Tapi itu tidak berlaku bagi kami, terutama aku.

Jika aku memberi tahu kalian siapa tamu tersebut, mungkin kalian akan menertawakanku. Tapi benar adanya bahwa tamu ini istimewa. Setidaknya itu menurut nenekku. Ia menyebut tamu ini. Tamu bak keluarga kerajaan.

Namun pada realita yang ada, keluargaku lah yang benar benar keluarga turunan kerajaan. Sedikit aneh bukan? Bagaimana bisa keluarga turunan kerajaan bisa tinggal di rumah kelas menengah ke atas. Bukan di rumah kelas atas dengan begitu banyak pelayanan dan penjaga dimana mana.

Namun pada realitanya inilah keluargaku. Tinggal di rumah sederhana tanpa banyak pelayanan ataupun penjaga. Tanpa barang mewah milik brand terkenal.

Topeng yang kami pakai ini akan terlepas setelah tamu istimewa ini pulang ketempatnya.

Tamu ini bukan tamu luar. Namun tamu dalam. Maksudku ini keluarga ku sendiri. Salah satu kakak dari ayahku. Bisa di bilang ia dan keluarganya berpengaruh di dunia telekomunikasi di indonesia.

Kami semua menghormatinya. Sangat. Kami menyayanginya. Sangat. Terutama nenek.

Mungkin kalian akan bertanya tanya, untuk apa kami memakai topeng ceria dan ramah?

Pikirkan berbagai kemungkinan yang akan timbul. Lihat suatu keadaan dari berbagai sudut pandang. Berpikirlah selagi ku buat cerita lain.

****
See you in the next part
I hope you will love my story
This is my second/ first story
Hemm, i'll think it again
Love you, big love from author

when i was childTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang