Sambil terus fokus pada layar komputer di depannya, gadis dengan jilbab toska ini juga sesekali menyeruput Thai Tea yang baru saja ia beli beberapa menit yang lalu. Kedua kakinya yang pada dasarnya tidak menyentuh lantai, melayang-layang bak tertiup angin.
Mata gadis itu sejenak terpaku pada sesuatu yang tampak pada layar komputer. Detik berikutnya, kedua sudut bibir gadis ini terangkat. Sebuah senyuman sumringah terpatri di wajah kalemnya itu. Buru-buru ia menyeruput Thai tea nya yang tersisa sedikit, dan menghambur keluar kamar untuk menemui kedua orang tuanya. Oh, dan jangan lupa. Kakak perempuannya.
"Mahh! Paaahhh! Kabar gembira buat Tata, nih!" seru gadis itu heboh, membiarkan jilbab yang ia kenakan sedikit berantakan.
Namanya Anita Al-Humaira. Nama panggilnya Tata, dan menjadi anak ke-2 alias anak bungsu di keluarganya. Umurnya 17 tahun, dan saat ini tengah mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang perguruan tinggi. Menyukai segala sesuatu tentang dunia islam. Fans fanatiknya para sahabat Rasulullah, terutama Umar Ibn Khattab. Menurut Tata, sosok Umar ibn Khattab itu benar-benar keren. Langkah kaki beliau saja membuat banyak setan lari terbirit-birit ketakutan. Lah Tata? jangankan lari. Malah tambah deket, kali .
Ayu menatap putri bungsunya itu dengan penasaran.
"Kenapa?"
Tata memamerkan deretan gigi putihnya.
"Tata dapat Beasiswa Tahfidz Qur'an!" Ucap Tata lantang.
Kirana, kakak Tata yang sedang meminum air putih lantas menyemburkannya keluar karena terkejut hebat. Mata bulatnya memutar, memandang adiknya itu remeh.
"Please deh dek, ngafalin qur'an? Mending jangan ngebebanin diri sendiri, deh! Al-Qur'an dibaca aja udah cukup, gak usah di hafal segala! Ntar kan kalau hilang hafalan kamunya yang ribet! Tanggung jawabnya gede!" Sambar Kirana.
Yang benar saja? Menghafal Qur'an ? Sama saja dengan membebani diri sendiri. Toh, Allah juga tidak memerintahkan untuk menghafal Qur'an kan?
Ayu mengangguk dan menyetujui ucapan Kirana.
"Bener tuh dek, dengerin kakak kamu. Ngapain amat ngehafal Al-Qur'an. Ngebaca Al-Qur'an aja udah capek, apalagi ngehafalnya? Lagian, bentar lagi kan kamu mau kuliah dek. Jangan nambah beban," Sahut Ayu.
Tata lantas membulatkan matanya kaget. Sedetik kemudian, sorot matanya menyendu.
Ya Allah, keluarga macam apa ini? Maafkan keluarga Tata Ya Allah
Bismillahirrahmanirrahiim.
25-6-18
YOU ARE READING
Fi Sabilillah
SpiritualFi Sabilillah itu.. Gak mesti tentang jihad. Gak mesti tentang perjuangan. Gak mesti tentang segala sesuatu yang terasa berat untuk dikerjakan. Fi Sbilillah disini, adalah .. Bagaimana seorang remaja yang justru mempertahankan segalanya untuk menj...