Part 3 : Sky Johanson

10K 298 17
                                    

Sky mendesah berat. Ia tak tau harus kemana lagi sekarang. Dengan niat hati ingin mengubah nasib menjadi baik malah berubah menjadi buruk.
Sahabat karibnya yang sangat ia percaya telah tega menipunya dengan mengatakan ia akan mendapatkan pekerjaan yang mendapat gaji dan tunjangan yang cukup besar daripada di desa. Dan,  dengan bodohnya ia percaya saja dengan perkataan sahabatnya itu tanpa pikir panjang. Ia juga memutuskan untuk pergi ke kota hanya dengan  membawa beberapa setel pakaian dan uang yang hanya cukup untuk satu kali makan,  dan uang itu hanya tersisa sedikit karna tadi ia gunakan untuk transportasi yang cukup jauh.

Sky meremas erat kertas alamat yang ada di tangannya.  Sudah lama ia berjalan untuk menemui orang yang ada di alamat tersebut.  Namun,  sangat ia tak sangka, alamat itu ternyata tidak benar. Sahabatnya benar - benar keterlaluan! Ia meneruskan perjalanannya dengan membawa tas koper yang lumayan ringan di tangannya. Berjalan dengan perasaan kecewa dan marah membuat Sky frustasi,  ditambah lagi dengan perutnya yang sedari tadi berteriak meminta asupan.

Sky berhenti berjalan setelah melihat ada sebuah restoran yang cukup besar di seberang jalan. Restoran itu dipenuhi oleh lampu -  lampu emas mewah yang menerangi kegelapan malam hari. Dengan campuran warna emas dan coklat di kayunya. Dan dinding -  dinding kaca yang sangat besar disisi -  sisi restoran. Ia pun mencoba untuk pergi kesana untuk bekerja, setidaknya untuk menjadi pencuci piring. Ia berjalan menyebrang dengan membawa tas kopernya saat lampu untuk pejalan kaki menunjukkan warna hijau. Saat sudah sampai disana,  Sky dengan hati - hati mendorong pintu masuk restoran tersebut dan ia masuk membawa kopernya. Walaupun penampilannya sangatlah acak -  acakan,  orang -  orang disana tidak ada yang merasa tertarik dengan Sky.  Mereka sangat sibuk dengan makanan dan ponsel mereka, Sky patut bersyukur akan hal itu. 

"Silahkan pilih meja yang ingin anda tempati miss.  Atau anda sudah reservasi? " Tanya salah satu pelayan di restoran ini dengan balutan jas hitam yang elegan.

"Saya tidak ingin memesan apapun.  Saya hanya ingin bertanya,  adakah lowongan pekerjaan disini? Saya bisa bekerja menjadi apapun" Ucap Sky dengan raut wajah meringis karena melihat wajah pelayan yang sudah tidak bersahabat.

"Di restoran ini sedang tidak menerima pegawai. Jika, anda tidak ada keperluan lagi, bisakah anda keluar?" Ucap pelayan restoran itu dengan wajah datar

"Saya akan memesan satu meja. Bisa antarkan saya?" Sky sangat tersinggung karna ucapan pelayan tadi. Walau uang yang ia punya tidak lah banyak sekarang ini. Tapi,  ia akan memesan yang paling murah saja.

"Mari saya antar" Pelayan itu memimpin jalan dengan wajah tertekuk sebal diikuti oleh Sky dibelakangnya dengan wajah penuh kemenangan.

Pelayan itu berjalan lurus ke arah elevator. Sesampainya di elevator, pelayan itu menekan tombol angka 4 dan tak beberapa lama pintu elevator pun terbuka. Pelayan itu masuk ke dalam elevator disusul oleh Sky.  Pintu elevator tertutup dan elevator tersebut naik secara perlahan. Tak beberapa lama,  layar atas elevator menunjukan angka empat dan pintu elevator pun terbuka.

Pelayan itu keluar dengan langkah lebar sampai -  sampai Sky juga harus menyamai langkah si pelayan. Lantai empat sangatlah menakjubkan dalam benak Sky.  Dengan pemandangan kota Brooklyn terpampang nyata di balik kaca tersebut. Banyak sekali orang - orang berdasi dan bergaun indah sedang menikmati hidangan mewah disini.  Pelayan itu pun sampai di meja pojok yang kosong.

"Silahkan memesan" Ucap pelayan tersebut dengan seyuman manisnya.

Sky pun duduk di bangku dan segera mengambil menu. Saat ia membuka menu,  mulutnya terbuka lebar dengan mata yang melotot. Ia juga membolak -  balikan lembar halaman untuk memastikan harga termurah namun tak ada yang pas ataupun mendekati uangnya sekarang. Bagaimana tidak?  Harga termurah saja dihargai dengan harga US$ 96 ( Rp. 1.264.000) Sky meringis dan menyesali keputusannya untuk makan di restoran ini.

"Maaf,  jika anda terlalu bingung dengan pilihan menu kami.  Saya akan membantu memilihkannya untuk anda. " Ucap pelayan tersebut sambil merebut pelan menu dari tangan Sky.

"Bagaimana dengan ini? Ini adalah menu yang paling sering dipesan" Pelayan itu menunjukan salah satu menu yaitu A5 Kobe Strip Steak dengan harga US$ 350 ( Rp. 4.799.000).
Belum Sky menjawab,  pelayan itu sudah pergi setelah sebelumnya mengatakan akan segera membawa pesanannya.

Sky merasa sangat frustasi sekarang. Kesialan ganda sedang menimpa dirinya.  Ia bergerak gelisah di kursinya. Tak beberapa lama, pelayan yang berbeda datang membawakan pesanannya.

S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S

teak yang dibumbui oleh banyak rempah - rempah dan mempunyai bau steak yang khas. Dengan daging sapi yang sangat berkualitas. Sky menegug ludahnya dengan berat. Steak ini pasti sangatlah enak.  Namun, setelah pelayan menyajikannya,  Sky tak berani untuk mencicipinya walau hanya satu gigitan kecil.  Sky hanya menatap makanan itu dengan raut wajah pasrah. Ia hanya berharap dewi keberuntungan ada disampingnya sekarang. Saat ia sedang fokus menatap steaknya,  ia merasakan bahu sempitnya ditepuk oleh tangan seseorang. Lantas,  ia menengok kebelakang dan menemukan seorang pria sedang tersenyum manis kearahnya.

Pria itu tampan dengan rahang yang tegas dengan rambut yang sangatlah hitam dan disisir rapi kebelakang. Pria itu mengenakan tuxedo berwarna biru tua yang semakin menambah nilai ketampanannya.

"Makanlah steak itu." Katanya yang masih saja tersenyum manis ke arah Sky.

"Tapi aku-"

"Sudah kubayar semua makanan ini.  Tenanglah. Pelayan tadi memang curang yaa. " Katanya sambil menarik kursi di depanku. Aku sangat terkejut mengetahui itu.  Bagaimana bisa ada orang sebaik ini.

"Terima kasih tuan.  Maafkan aku telah merepotkan tuan.  Aku hanya mempunyai uang yang sangat sedikit.  Sekali lagi terima kasih."  Sky berdiri dan membungkukan badannya kepada pria itu. Dan pria itu hanya melihat dengan ekspresi tenang seakan sudah biasa diperlakukan dengan hormat.

"Sudahlah. Kau duduk dan makan saja.  Aku tau kau sedang lapar" Ucap pria itu blak - blakan. Sky tersipu malu akan ucapan pria itu.  Sky pun kembali duduk ke kursinya dan mulai memakan steak yang tadi ia pesan. Ia memakannya dengan sangat rakus karna perutnya belum terisi sejak tadi pagi. Dan pria itu melihat Sky dengan
tatapan yg berubah menjadi tajam

"Oh ya! Namamu siapa?" Tanya pria itu sehingga membuat Sky mendongak untuk menatap pria tersebut.

"Namaku Sky. Sky Johanson" Jawab Sky sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Pria itu pun mengulurkan tangannya juga ke Sky dan berkata..

"Aku Jackson Alexander. Senang bertemu denganmu Sky" Ucap Jackson sambil meremas pelan tangan Sky.

Confined Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang