01 - Pertemuan

143 9 3
                                    

Brakk!

Rivyn terjatuh di pinggir trotoar, dengan mata membelalak kaget. Wajahnya pucat pasi dengan rambut yang berantakan.

Memang ada yang tertabrak, namun bukanlah dia. Seekor kelinci putih yang lucu tergeletak tak berdaya dengan darah berceceran di jalanan.

Ia ingin menangis, ketika melihat pemandangan 'aneh' di depannya apalagi mengingat bahwa ia tadi didorong entah oleh siapa. Ia ketakutan.

Ia pelan pelan melangkah ke depan, menghampiri kelinci yang sudah tidak bernyawa dengan perasaan campur aduk. Lebih tepatnya perasaan takut, sedih melihat si kelinci, dan kesakitan karena lututnya berdarah tergesek trotoar.

"Hhh... Hiks..." Gumam Rivyn sesenggukan menahan rasa sakit.

Tiba tiba sebuah bayangan melintas di belakangnya. Diikuti oleh bayangan lain di belakangnya.

Wajah Rivyn diyakini hampir seputih kertas, ketika menyadari bahwa di jalanan dan sekitarnya tidak ada orang sama sekali. Lantas, siapa yang mendorongnya tadi? Dan bayangan apa yang melintas dibelakangnya?

Bayangan itu bergerak tak tentu arah. Membuat Rivyn menoleh tidak jelas ke arah kiri dan kanan mencari si bayangan.

"Aku disini... sayang."

Ia menoleh dengan wajah panik ke sebelah kanannya. Tampak seorang lelaki berusia sekitar tujuh belas tahun dengan rambut merahnya. Tidak, tidak. Bukan itu yang menarik perhatiannya, melainkan mata merah terang yang seakan akan menjadi cahaya di gelapnya malam ini. Mata merah terang yang bagaikan mata seorang vampir.

Mata itu seakan akan membuat Rivyn tenggelam, dan terhipnotis... Membuatnya tidak menyadari bahwa lelaki di depannya sedang menghisap jari telunjuknya yang sempat teriris tadi.

Ketika menyadari hal itu, wajahnya memerah. Ia berusaha menarik jarinya kembali, namun jarinya bahkan tidak bergeser sesentipun.

Lelaki di kanannya menggeram, menatapnya tajam dan menoleh ke belakang dimana ada seorang lelaki lain berambut pirang.

Keduanya menatap tajam satu sama lain, membuat Rivyn bingung. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Apa yang terjadi sekarang?

Belum sempat ia mencerna keadaan, tiba tiba lelaki berambut pirang itu mendekat, mengelus rambut cokelat halus Rivyn dengan pelan. "Protectà Lovenïrá..." Ujarnya pelan sambil menyeringai.

"AKH!" Lelaki pirang tadi terjatuh setelah diserang oleh lelaki merah (?). Setelah saling mencekik satu sama lain, mereka terus bertengkar tiada henti membuat gadis kecil itu mengerutkan kening kebingungan.

Mereka bertarung habis habisan, membuat keduanya terluka parah. Rivyn menatap aneh kepada keduanya. Ia berdiri dengan sisa tenanganya dan berharap bahwa energinya masih tersedia banyak untuk berjalan cepat ke rumahnya.

Baru saja ia ingin berlari pergi dari sana, seseorang menghadangnya.

"Wah, Xaviar! Lihat! Ada pertarungan antara dua musuh bebuyutan, sepertinya aku lupa membeli popcorn!" Gadis kecil itu menatap penuh horror kebelakangnya. Ada seorang lelaki berambut putih, dan ada lagi wajah serupa yang menghadangnya.

Sebenarnya, APA YANG TERJADI DISINI?

"Hai." Sapa lelaki di depannya sambil tersenyum manis. "H-hai ju-juga om pedofil...?" Balas Rivyn, entah setan apa yang merasukinya, namun ia merasa percaya diri setelah mengucapkan kalimat itu.

"Namaku Xaviar!!" Ia menatap dramatis ke perempuan di depannya. "Dan lagi, kau yakin ingin melewatkan pertarungan hebat antar vampir?"

"Vam...pir?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vampire CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang