Bagian 9 : Kehilangan yang ditemukan

20 3 18
                                    

Aku pernah begitu enggan tuk mencari, segan tuk diami
Rasa yang hilang, pergi dan tak ingin tuk kembali
Kini, ku temukan lagi
Aku dapat merasakannya
Haruskah aku lanjuti? Atau, sudahi?

-Indridwiasrah-

***

Conan, kamu kemana?

17:56:42
Shine Residence

     Ketika cuaca semakin gelap, mentari sudah berganti menjadi senja, semilir angin berhembus, hentakan kaki yang terasa sakit menginjak aspal dengan berlari, hasilnya nihil. Aku tak juga menemukanmu, conan.

Kucing yang satu ini sungguh membuatku kelelahan, terpaksa ditiap tiap rumah aku mampir, aku datangi tuk tanyakan keberadaan conan. Kucing ini berwarna cokelat perpaduan putih, berbulu halus, dan memiliki kalung berwarna biru dileher dengan aksen bintang yang tergantung di kalung tersebut.

Aku menghela napasku dan menepi, hari sudah semakin gelap. Terdengar suara adzan berkumandang di tiap tiap masjid yang berada di kompleks ini. Aku masih mencoba mengingat tempat mana saja yang sekiranya pernah aku kunjungi bersama conan, aku tak ingat. Pikiranku membuyar, pikiranku kemana-mana. Bercabang, tak tahu arah. Aku mencoba memaksakan diriku untuk mengingatnya terus, tempat mana saja yang conan mungkin sering datangi.

Disela aku berfikir, aku mengingat. Conan suka bermain kerumah Alex, ataupun Adrian. Apa mungkin jika aku mendatangi rumah Alex? Apa Alex akan mengusirku?
Semakin membuyar semua pikiran yang timbul dibenakku ini. Demi conan, aku coba aku akan mendatangi rumah Alex.

Aku datang sembari mengetuk daun pintu rumah Alex, "Permisi, Alex. Ini zeedan, lex.". Aku coba lagi dan lagi tuk mencari tahu keberadaan conan. Suasana yang sepi dan aku rasa tak ada seorang pun yang berada di rumah itu, hanya terparkir sebuah mobil digarasi rumahnya. Aku mengerutkan dahiku harus kemana lagi aku mencari conan, tak biasanya kucing yang satu ini sulit dicari.

"Meoouwww..."

Terdengar suara kucing dari belakang, sesegera mungkin aku mengembalikan badan untuk melihat kucing itu. Aku melihat silauan mata kucing dari taman Rumah Alex, aku berada dalam pilihan yang sulit. Entah aku harus memasuki halaman taman rumah Alex, atau aku harus pulang dan mencarinya dilain tempat.

Dengan kaki tanpa alas sedari tadi, aku memaksakan diriku untuk masuk ke halaman taman rumah Alex. Aku tahu inintak sopan, tetapi aku juga tepaksa melakukan ini. Semoga tak terjadi apa apa.

Keterpaksaan membawaku lupa akan hal yang terlarang, karena ketidaktegaan pada conan. Aku berani melanggarnya.

"Pusss.. conann.." Panggilku pada conan perlahan dengan suara rendah. "Zee disini, conan kesini dong.." Panggilku sekali lagi sembari memanggilnya dengan jari jemari untuk menghampiriku.

Tiba-tiba.. "Brukkk.." suara benda berat yang terjatuh tepat di bahuku, dan itu membuatku lirih kesakitan. Ternyata, benda itu adalah sekantong sampah yang dilempar namun keluar dari lubang tempat sampah. Aku yang kesakitan menahan beban yang tiba-tiba jatuh itu tadi, membuatku hilang fokus untuk mencari conan.

Tak lama, muncullah suara cewek dari teras halaman rumah Alex. "Ehh, siapa tuh?!"

"Meeoooww... Buukaaann maling kokk.." ku lirihkan suaraku seolah menyerupai suara anak kucing.

Tomorrow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang