"Sesuatu menyulut emosi, membakarnya,
lalu memadamkannya dengan sendirinya.
Aku tak tahu perasaan apa ini ?" Evan
"Kau lagi.
Kenapa kemari ?. Bagaimana kalau Olive melihat ?" Ibu menghardikku.
"Pengurus rumah bilang dia sudah pergi keluar."
Ibu melotot "Kenapa kau tak ke kantor ?"
Aku tak langsung menjawab, malah duduk di kursi kosong sebelah meja "Aku bosan di hotel. Bagaimana kalau rumah kita dulu aku yang menempati untuk sementara ?"
Alis ibu bertaut menandakan keheranan "Kalau hanya membicarakan tempat tinggal kaukan tidak perlu repot-repot kemari. Tinggal angkat kopermu saja ke sana" Ibu menyadari bahwa bukan itu saja alasan kedatanganku.
"Amy, apa Ibu tahu latar belakangnya ?, jangan-jangan Ia punya motif tertentu mengakrabi keluarga kita."
Ibu cepat memukul lenganku "Jaga bicaramu !. Jangan mencap semua perempuan seperti Diana. Yang mendekatimu hanya untuk menipu dan mendapatkan kesenangan."
Aku tersenyum kecut, tak bisa membantah. Diana memang cantik dan pintar dalam menggoda pria sehingga Aku dulu dengan bodohnya menerima ajakan perempuan brengsek itu untuk tidur bersama.
"Kata manager toko dulu dia bekerja sebagai SPG di showroom untuk mendapatkan biaya kuliah" Aku membuang pandang pada pengurus rumah yang baru saja mengantarkan tea hangat dan biscuit untukku.
"Itu benar. Ayahnya buruh pabrik cigarette yang tak mungkin mampu menguliahinya."
Aku menjentikkan jari "Itu dia. Ia berbuat baik agar Ibu memberinya pekerjaan."
Ibu kembali memukul lenganku "Apa penjara membuat pikiranmu jadi sedemikian dangkal dalam menilai orang ?"
"Habiskan teh-mu dan segera pergi dari sini. Aku tak mau lagi mendengar omong kosongmu" belum pernah Ibu begitu gusar padaku hanya karena seorang perempuan yang Ia baru kenal beberapa tahun belakangan.
Apa karena wajahnya yang tampak baik dan sabar Ibu jadi terpengaruh untuk memberikan kepercayaan penuh padanya baik di kantor atau dirumahku "Tidak. Akan ku pastikan dia berhenti setelah Olive menamatkan kuliahnya."
***available at https://www.gramedia.com/products/ada-kamu
YOU ARE READING
Ada Kamu
RomanceAmy : "Pria itu terlalu tua, terlalu dewasa, usianya 17 tahun di atasku. Tapi aku menemukan kenyataan bahwa hanya Ia, satu-satunya pria selain Ayah yang ingin aku jaga hatinya" Evan : "Kenapa Ia harus menjadi teman putriku ?. Kenapa bukan orang la...