part 1. perkenalan

759 32 2
                                    

Ini adalah hari pertama aku masuk sekolah di tahun ajaran baru.
Aku kini duduk di bangku kelas 1 SMA, dan aku berhasil diterima di salah satu SMA favorit di kota Solo lewat jalur tes.

Namaku Ananda Rubysha Putri, aku akrab disapa Ruby.
Aku anak kedua dari dua bersaudara.
Kakaku bernama Liana, 

Berawal dari masa Ospek sekolah, aku mengenal dirinya.
Dia adalah kakak kelasku dan salah satu pengurus OSIS di sekolahanku.

Setelah ku amati, dari semua pengurus OSIS pria, dialah yang paling ehm. Terbilang paling ... lah.

Namanya Rizky, memang aku tidak tau namanya langsung darinya, melainkan mendengar pengurus OSIS lain memanggilnya dan curi-curi pandang dari bad di seragamnya.

Mau gimana lagi, aku malu dan tidak PD, jika harus berkenalan, dengan anak segugus denganku saja aku tidak begitu akrab, paling dengan sesama teman cewek saja aku mau menyapa duluan.

Di dalam kelas gugusku, aku lebih suka diam saja, tidak berani bertingkah. Karna aku takut ditunjuk oleh Senior untuk maju ke depan kelas.

Jadi, selama ada game atau permainan, peserta yang kalah harus maju, sehingga aku berkosentrasi penuh agar aku tidak kalah.

Walau ada beberapa makhluk dari alam lain yang bertempat di ruangan ini  selalu berusaha keras menggangguku. Entahlah apa maunya, mungkin mereka demen jika aku harus maju kedepan jadi bahan perundungan, atau mungkin ledekan. Oh no!

Jadi, aku diam saja selama di dalam kelas, terus berusaha fokus walau sebenarnya aku ingin membentak salah satu dari mereka yang paling jahil memainkan kepalaku.
Iya, itu Sigadis Kunti, bisanya nongol dan main-main, kok di siang bolong.

Tapi itu tidak mungkin, karna yang ada, aku akan ditertawakan dan lebih parahnya, pasti aku di kata gila oleh semua teman-temanku.

So karena aku banyak diam, semua mengganggap aku melamun, dan terjadilah sesuatu hal yang bagiku buruk, karna tidak pernah aku inginkan dari awal, sampai saat ini dan mungkin selanjutnya pula.

"Heh, itu kamu yang berada di pojok nglamun saja, ayo maju kedepan!" teriak salah satu pengurus OSIS sambil menujuku.

Jantungku berdegup tak beraturan, rasa malu, tidak percaya diri dan apalah lainnya berkecamuk jadi satu.

Terlebih setelah aku sadari kalau kak Rizky lah yang memanggilku, rasanya semua tulang lepas dari kulitnya dan meninggalkan tubuh ini.

Dengan langkah berat, serta sorakan riuh dari teman-teman segugusku mengiringi aku maju kedepan kelas.

Sesampai di hadapan para teman-temanku dan 5 pengurus OSIS yang berkumpul di meja guru memandangku dengan pandangan yang sulit aku jelaskan, mereka siap mengerjaiku.

Rasa malu, gerogi dan tak percaya diri muncul dalam diriku, bercampur aduk jadi satu tak karuan, berharap semua segera berakhir.

"Enaknya kita apain ya dia biar ga melamun saja?" ucap salah pengurus OSIS, atau Senior cewek padaku.

"Sudah Dwi, serahkan saja pada Rizky, kan dia tadi yang memanggil, kecuali dia menyerahkannya pada kita." ucap salah satu Senior cowok.

Kulihat Rizky senyum-senyum memandangku.

Duh mana mendekat lagi, Badanku jadi gemetaran gini, aduh Nervous nich.

"Nama kamu siapa? Kenalan dong sekalian para Senior yang lain juga mau kenal"

"Namaku Ruby,"

"Yang keras dong! Kan teman-teman yang lain juga pada ingin tau. Ayo di ulang yang kenceng! Hey teman-teman gitu ya di sapa semua temannya," ucapnya mengajariku.

"Hey teman-teman, kenalin namaku Andanda Rubysha Putri, nama panggilan Ruby, sekolah asal SMP Tunas Bangsa aku kelahiran Banyuwangi 19 Mey 1985"

"Ruby, hobinya apa, boleh tau dong?" kata salah satu kakak Senior cewek.

"Hobiku membaca, main bulu tangkis"

"Hewan kesukaan Ruby apa?"

"Kucing, sama Kelinci,"

"lalu hewan yang kamu takuti?" tiba-tiba Rizky ikut nimbrung.

"Hmm apa ya. Kecoak, cicak, uler dan ... " kataku sambil mengingat.

Entah kenapa jika Rizky yang mengajaku bicara atau bertanya, badan ini seolah bereaksi aneh.

"Buat teman-teman, ada yang mau ditanyakan pada Ruby, tidak?"kata salah satu Senior cewek pada teman-temanku.

Seorang cowok mengangkat tangannya, dan mulai bertanya padaku saat kak Dwi menunjuk dan mempersilahkan.

"Rubby by the way uda punya pacar belum.?"

"Huuuuuu...." sorakan dari teman-teman lain.

"Stop harap tenang. Jangan pada ramai" kata Salah satu Senior yang aku tak tau siapa namanya.

"Uda punya pacar belum Ruby.?"

"Belum," jawabku malu-malu.

"Boleh daftar dong," teriak salah satu kakak osis yang kalau tidak salah namanya Yudha.

"Swiiiiit swiiiitt ciyeeee hahahaha" sorakan dari teman-teman mulai bergemuruh. Dan suasana kembali tenang saat salah satu Senior meminta tenang.

"Aih Yuda. Paling ga bisa kalau lihat cewe beningan dikit," goda anggota Senior lain.

Usai perkenalan kulihat jam dinding sudah hampir menunjukan bell istirahat.

Sekitar 5 menitan lagi lah. Setidaknya aku lega, aku akan terbebas dari berbagai pertanyaan konyol dari para kakak osis. Malu sudah aku rasanya.

"Sebentar lagi jam istirahat, Ruby hukuman kamu belum berakhir, kamu harus ngikuti kemanapun aku pergi. Entah aku ke kantin, perpus, atau ke kantor guru kasih hasil laporan MOS " Ucap Rizky yang membuatku kaget.

'astaga! Hukuman mancam apa ini? Aku harus jadi bodyguardnya kah? Mana dia minta selama waktu MOS lagi. Tuhan, mimpi apa aku semalam?' pekikku dalam hati.

Antara Dua Alam (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang