Third

236 39 14
                                    

"UWAHHH!! CEPAT LARI LEBIH CEPAT!!"

"AYAH, BUNDA, KUNIMI, JUGA PANGERAN, TOLONG MAAFKANLAH KESALAHANKU SELAMA INI!!"

Raksasa itu semakin mendekat, bahkan yang tanpa alis sudah tepat berada lima meter di belakang rombongan mereka. Raksasa tanpa alis itu melompat-ah, tidak, memanjangkan langkahnya hingga dalam satu langkah dapat berdiri tepat di depan kuda-kuda mereka yang meringkik takut. Rombongan Hajime terhenti, mereka terapit dua raksasa setinggi sepuluh meter tepat di depan dan belakang mereka.

Raksasa berambut abu-abu klimis tersenyum, yang disalahartikan oleh Shouyo dan Yuutarou sebagai seringaian penuh nafsu membunuh. Mereka segera turun dari kuda mereka yang terus-terusan meringkik berisik tanda ketakutan. Berdua mereka berlari, membuat Hajime harus meneriaki mereka untuk kesekian kali.

"A-ah, kenapa kalian kabur lagi..??" Raksasa klimis itu mendesah kecewa. Tunggu, kecewa?

"H-hoi, kau.." Hajime berteriak takut-takut, membuat Kenji mendelik tidak terima. "..kenapa kalian mengejar kami..??" Hajime jujur agak takut dengan badan besar kedua raksasa itu.

Raksasa klimis itu menelengkan kepalanya, kemudian terbahak kencang. "Ahaha.. maaf, maaf, aduh kenapa aku bisa lupa, kalian pasti ketakutan tadi?" Ia tertawa lepas.

Kenji mendengus kesal. "Hei, hanya orang gila yang malah tertawa girang saat ada raksasa mendatangimu tiba-tiba sambil berteriak.." Ia berujar ketus.

"Iya, kami minta maaf.." Raksasa klimis itu mengatupkan kedua telapak tangannya. "Perkenalkan, aku Haiba Lev dan dia Aone Takanobu... kami berdua dari hutan Shiratorizawa." Lanjutnya ramah.

"Hutan Shiratorizawa..??"

Hajime meneguk ludah.

=00=

Lima menit setelah insiden kejar-kejaran alay dengan para raksasa (baik hati), rombongan Hajime-dikurang Shouyo dan Yuutarou yang entah minggat ke mana, berhenti sejenak untuk mendengar curhat colongan dari salah satu raksasa sepuluh meter itu.

"Jadi intinya, kedamaian hidup kami di hutan terusik semenjak hari itu.." Lev, si raksasa klimis mendesah pasrah.

"Ya, hari itu.." Takanobu, si raksasa tanpa alis menyahut pendek.

Hajime, Kenji dan Keiji manggut-manggut mengerti. Kemudian Kenji tersenyum miris lalu berujar, "Ya sudahlah, terima saja nasibmu kali ini, Klimis-kun..." Ia mengendikkan bahu.

"Garam pasar jaga bicaramu!" Hajime menegur Kenji.

"Anu, aku bilang panggil saja Lev. Apa sesusah itu mengeja namaku?" Lev pundung.

"Tidak, tidak, maafkan kami."

"Jadi, maksud kalian menceritakan hal ini pada kami..??" Keiji sengaja memotong ucapannya. Meminta Lev segera menjawabnya.

"Kudengar kalian ingin menyerang penyihir Ushiwaka, maka kami pikir kami akan diijinkan masuk rombonganmu, Hajime-san.." Jawab Lev semangat. "Kami juga ingin mengalahkan penyihir yang membuat hutan kami berisik karena debum letusan ramuan sihirnya yang membahana. Serius kami tidak tidur seminggu penuh lho!!" Lev bercerita dengan nada kesal.

"Tetapi bukankah kalian bisa menyerangnya?" Hajime menunjuk keduanya begantian. Kedua raksasa itu kebingungan.

"Ya..?"

"Maksudku, kalian raksasa, besar, tinggi. Kalau kalian injak kediamannya atau orangnya sekalian, pasti masalah langsung beres, kan?" Hajime meneruskan.

"Ckckck, Hajime-san..." Lev menggerakkan telunjuknya, "Huniannya itu lebih megah, mewah dan tampak lebih angker daripada kastil milik Beast. Kalau kastil Beast dijaga serigala hutan berbulu putih, hunian Ushiwaka dijaga elang putih yang siap mencaplok biji-biji mata yang jelalatan. Jadi nggak ada deh yang bisa mencuri mawarnya kayak bapaknya Belle." Lev lanjut cerita.

No Sun for Prince's Life! || Haikyuu FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang